5-Ngintip Berujung Masalah

135 29 1
                                    

Untuk membuktikan jika Sea bertanggung jawab, sepulang dari kampus dia bergegas ke asrama. Biasanya petugas kebersihan akan membersihkan pukul empat sore setelah itu pulang. Sedangkan hari ini, Sea keluar pukul lima lebih lima belas menit. Karena ada kegiatan di pameran UMKM. Dia harus membuat laporan tentang kegiatan itu.

"Aduh...." Sea mempercepat langkah. Dia memilih jalan tembusan yang langsung menuju area parkir samping asrama. Jalan itu cukup kecil dan hanya jalan setapak.

Sea yang memakai rok harus ektra hati-hati agar roknya tidak mengenai semak-semak. Dia mencoba naik, hingga berhasil berdiri di area yang telah terpaving. Dia menunduk melihat jalan kecil yang menghubungkan ke perkampungan sekitar kampus.

"Harusnya dibenai. Biar mahasiswa nggak perlu jalan muter," gumam Sea sambil mempercepat langkah.

Saat berbelok, Sea melihat dua orang yang saling berhadapan. Dia refleks bergerak mundur melihat Adra dan Tiana. "Ngapain mereka di sini?" Dia mengedarkan pandang, melihat beberapa motor yang masih terparkir.

Pandangan Sea tertuju ke dua orang itu bermaksud untuk pura-pura tidak tahu. Namun, dia melihat Tiana yang memeluk Adra. Sea segera berjongkok, takut jika Tiana melihat keberadaannya. Kemudian, dia melihat Tiana yang mencium Adra. "Hah!" Sea segera membekap mulut.

Tidak jauh dari Sea, Adra berdiri menatap Tiana. Dia mengusap pipi kemudian bergerak mundur. "Sorry. Lo harus patah hati!"

"Adra!" Tiana terlihat memohon.

Adra menggerakkan tangan kemudian berbalik. Baru saja melangkah, perhatiannya langsung tertuju ke seorang gadis yang berjongkok dan menyembunyikan wajah. Adra kemudian menatap Tiana yang masih menunggunya. "Udah sana! Gue nggak mau lo makin sakit hati."

"Tega lo, Dra! Nyesel gue!" Tiana berbalik dan berlari menuju asrama. Dia pikir Adra menyukainya karena cowok itu sering membalas pesannya. Terlebih, Adra terlihat lebih baik kepadanya daripada cewek lain.

Sea mengangkat wajah setelah merasa ada langkah seseorang menjauh. Namun, dia lupa jika ada dua orang yang tadi berhadapan. Sekarang, dia ketahuan oleh Adra.

"Ngintip?" tebak Adra sambil mendekat.

"Enggak!" Sea langsung berdiri dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.

Adra melangkah mendekat dan memperhatikan ekspresi Sea. Dia kembali melihat wajah gadis itu memerah dan matanya beberapa kali berkedip. Sudut bibir Sea juga terlihat berkedut. Terlihat sekali gadis itu sedang menyembunyikan sesuatu. "Ngelihat gue dicium sama Tiana?"

"Wah! Lo dicium?" Sea menutup mulut dan pura-pura baru tahu. "Mending kalian jadian aja, deh! Cocok kok."

"Menurut lo gitu?"

"Ya. Jadi, jadian aja." Sea memaksakan senyuman kemudian melewati Adra.

Sayangnya, Adra tidak serta merta membiarkan Sea pergi. Dia mencekal pergelangan tangan gadis itu kemudian berbalik. "Lo udah ngelihat sesuatu yang nggak seharusnya lo lihat. Jadi...."

"... jadi?" Perlahan Sea berbalik dan melihat Adra yang tersenyum tipis. Sekarang dia menyesal tadi pagi begitu menikmati senyum lepas Adra. Cowok itu menyeramkan.

Adra menarik tangan Sea. "Gue lagi males sendirian."

Sea terpaksa mengikuti. "Dra. Ke mana?"

"Udah, deh!" Adra meloncat turun ke jalan setapak. Dia melupakan jika Sea mengenakan rok. Dia terus menarik dan tidak memedulikan jalan yang semakin menurun.

Sreek....

"Aduh...." Sea terperosok.

Adra berjingkat kaget. Dia menoleh dan mendapati Sea telah terduduk dengan satu kaki terlipat. Sedangkan satu tangannya terangkat karena dipegang Adra. "Lo nggak apa-apa?"

Sea Bersama SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang