Prolog

356 39 2
                                    

Coba bayangkan, kamu tiba-tiba terlibat satu masalah dengan seorang yang tukang bikin masalah? Menghindar? Tentu saja itu jalan satu-satunya. Namun, bagaimana jika lelaki itu tiba-tiba mencium pipimu? Tidak masalah?

Tentu saja masalah. Terlebih jika itu dialami oleh Sea Saraseta yang belum pernah berpacaran. Dicium pipinya sama saja dengan diambil nyawa ketika main game. Sea tidak bisa terima. Namun, dia juga tidak bisa melawan.

Lantas apa yang akan kalian lakukan? Pilih pertama, bikin dia kapok dan tidak menganggu lagi. Pilihan kedua, lupain aja masalah itu kan cuma cium pipi. Pilihan ketiga, cari cowok yang lebih keren agar lelaki itu menjauh.

"Kayaknya lupain masalah itu satu-satunya jalan." Gadis yang mengenakan topi putih itu menggumam. Kedua tangannya dimasukkan saku jaket oversize-nya sedangkan kakinya yang terlapisi sendal menendang kerikil di depannya.

"Hei! Lo!"

Suara berat itu menghentikan kegiatan Sea. Dia menarik topinya semakin ke bawah kemudian menoleh. Saat melihat lelaki yang mengenakan sweater abu-abu itu, dia langsung membuang muka. Lantas dia melanjutkan langkah dengan kepala tertunduk.

"Hei lo!"

Sea berlari saat mendengar suara langkah di depannya. Sungguh, dia tidak nyaman jika terus bertemu dengan lelaki itu. "Sana lo!"

"Lo!" Lelaki itu berhasil menarik tangan Sea.

"Lepas!"

"Balikin barang gue!"

"Enggak!" Sea menarik tangannya kemudian mendongak. Dia memperhatikan wajah tampan yang selalu dipuja-puja oleh para mahasiswa itu. Namun, mereka tidak tahu jika wajah tampan itu terlihat menyeramkan. Seperti sekarang.

Lelaki di depannya menarik topi yang dikenakan Sea. Hingga terlihat wajah gadis itu memerah dan matanya terlihat ketakutan. "Lo tahu, kan, apa yang gue lakuin kalau lo nggak nurutin gue?"

Sea mengerjab saat lelaki itu menyejajarkan wajah. "Jangan!"

Sea Bersama SamuderaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang