Hari masih terlihat gelap, belum ada tanda-tanda jika pagi telah tiba. Matahari pun masih terbenam di tempat peristirahatannya. Udara pagi di musim salju sepertinya tak usah di ragukan lagi bagai mana rasa dinginnya. Namun itu tak menghalangi maira untuk beranjak dari tempat tidurnya. Gadis itu tengah duduk di teras halaman belakang ditemani cahaya lampu dan sebuah alquran di tangan nya. Sejak tadi maira sudah terbangun dan melakukan rutinitasnya di pagi buta yaitu muroja'ah/mengulang hafalan alqurannya.
Maira adalah gadis lulusan pesantren dengan predikat mumtaz satu-satunya di pondok pesantren gontor khusus putri, tentang hafalan juz, maira sudah khatam 30juz di saat ia masih kelas satu SMA. Jadi tak heran bukan jika ia lulus dengan predikat mumtaz?atau sempurna.
"Maira di luar dingin kenapa nggak pake pakaian hangat?"
Tiba-tiba nenek maira datang menghampirinya seraya menutupi tubuh maira dengan sebuah selimut tebal yang ia bawa.
"Halmeoni? apa halmeoni kebangun karna suara maira?"
"Nggak sayang, halmeoni emang sengaja bangun, terus gak sengaja lihat kamu di teras tanpa pakaian tebel, halmeoni khawatir nanti kamu sakit karna udaranya dingin banget"
"makasih halmeoni" ucap maira dengan senyum yang sangat manis.
Nenek ikut duduk di kursi kosong samping maira, dan maira pun menutup alquran di tangannya kebetulan maira sudah selesai memurojaah jadi, tak masalah baginya jika ia menemani neneknya berbincang-bincang.
"Maira cucuku...?" sang nenek mulai membuka suara dengan mata yang menerawang jauh, berbaur dengan bulir-bulir salju. maira yang menangkap nada suara itu segera mengambil posisi mendengarkan,tangan mungilnya mengelus-elus lembut tangan sang nenek dengan penuh kasih sayang,seraya menunggu sang nenek melanjutkan kalimatnya.
"Gak tau kenapa, halmeoni selalu ngerasa seneng kalo kamu ada di rumah halmeoni, rasanya beda, rumah yang rasanya sepi,dingin, tapi akan terasa menggembirakan saat kamu ada. bahkan di musim dingin sekalipun rasanya rumah halmeoni terasa hangat saat kamu ada disini" menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan
"Kalo halmeoni lihat wajah kamu dan kamu tersenyum, halmeoni merasakan kedamaian yang luar biasa, halmeoni rasa ada cahaya yang menaungimu, pengen banget rasanya halmeoni mati di pelukan kamu maira. Halmeoni rasa itu kayanya damai banget"
"Halmeoni, Maira cuma manusia biasa..."
"Tapi maira cucu kebanggaan halmeoni."
Maira tersenyum dan memeluk neneknya erat, tampak seperti pagi yang indah dengan pelukan hangat.tak lama setelah itu seorang pelayan mengingatkan mereka jika sarapan sudah siap,dan mereka bergegas kemeja makan untuk sarapan bersama.
*******
"Kim mairaaaaaa!!!!"
Ah suara melengking itu,kalian pasti bisa menebak nya bukan? Siapa orang yg memanggil maira dengan suaranya yang melengking? Ya,itu adalah gadis hiper aktiv di keluarganya siapa lagi kalo bukan kim eun ji putri pertama bapak kim eun sook.
Entah ada urusan apa ia sehingga membuat gaduh di pagi hari,jarak rumahnya dengan rumah sang nenek memang cukup dekat jadi eun ji bisa sering berkunjung.
Kehadiran eun ji yang sibuk mencari keberadaan maira, sepertinya ia datang untuk merusak pagi maira yang tenang,dan itu memang benar.saat eun ji menemukan maira yang sedang bergelung dengan selimut sambil membaca buku,ia segera mengacaukannya.
"Eun ji-yaa!!! Apa yang kamu lakukan?"
Protes maira yang tak di hiraukan oleh eun ji, gadis itu malah membuka lemari pakaian maira dan mengeluarkan baju musim dingin milik maira lengkap dengan sepatu boot,sarung tangan dan penutup telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of 7 Love {BTS}
Подростковая литература"Saat aku membuka tangan ku kamu mengepalkannya,aku tasbih kamu salib,aku masjid kamu gereja,aku jumat kamu minggu,mengertilah kita terlalu jauh,bukan jaraknya tetapi imannya" Hanya sebuah kalimat namun, entah kenapa rasanya seperti guntur di siang...