PART 10 - Pemakaman

1.3K 112 15
                                    

Tibalah saat dimana Jenazah Andin di makam kan.
Aldebaran yang menyaksikan nya pun hanya bisa menyimpan kesedihannya dibalik kacamata hitam.

' Kamu wanita yang hebat Din, sebegitu sayangnya kamu sama keluarga kamu sampai kamu ngorbanin nyawa kamu padahal mereka sama sekali tidak pernah menganggap kamu ' - batinnya

Pemakaman pun selesai, Andin berjongkok di samping makam Andin sembari melepaskan kacamata nya.

" Hay pacarku..yang tenang disana ya cantik, aku janji aku gak akan pernah berpaling ke wanita lain selain kamu, cuma kamu yang ada di hati aku " ucap Aldebaran dengan senyum lirih.

Bersamaan dengan itu keluarga Andin juga datang ke pemakaman Andin.

" ANDIINNN..." Ucap Bunda Sarah yang langsung memeluk batu nisan yang bertuliskan Nama Andin, tangisnya pun memecah, di ikuti dengan Ayah Surya di belakangnya.

" Maafin Bunda nak, Maafin Bunda yang mengabaikan kamu, Bunda gak ada disaat-saat terakhir kamu " ucap Bunda Sarah sesegukkan

" Maafkan Ayah juga nak, Ayah sekaku menyia-nyiakan kamu, Ayah gak pernah memberikan kasih sayang buat kamu " ucap Ayah Surya yang juga menangis

Angga dan Fania pun ikut menangis di belakang orang tuanya.

" Setelah Andin pergi dari rumah kalian, Andin tinggal di rumah saya dan beberapa bulan kemudian Andin terkena penyakit leukimia dan sudah stadium 4, Namun Andin mengetahui bahwa Angga kecelakaan, kondisinya buta dan harus membutuhkan donor mata " ucap Aldebaran dengan lirih.

Aldebaran menghela nafas beratnya.

" Dan Andin memutuskan untuk mendonorkan matanya buat Angga padahal saat itu kondisinya juga yang tidak memungkinkan, tapi Ia tetap bersikeras untuk menyelamatkan Angga"  jelas Aldebaran

Angga yang mendengar ucapan Aldebaran pun begitu sedih, dan syok.
Adik yang selalu Ia bully masih sangat peduli dengannya.

Aldebaran mengeluarkan buku diary Andin dari saku jas nya, dan Ia berikan kepada Angga.
Sebelum ke makam Aldebaran memang pulang terlebih dahulu untuk sekedar mengambil buku diary Andin

" Silahkan Lo baca " ucap Aldebaran

Angga menerima buku tersebut, dan Ia membaca satu persatu, keluarga yang lain pun ikut membaca buku diary itu

1)

Tuhan, jika Andin memang tidak berhak bahagia, bahagiakan lah keluarga Andin jangan biarkan ada air mata pada mereka karna itu lebih menyakitkan buat Andin.

2)

Bunda, Ayah, Kak Fania, Kak Angga...
Andin sayang sama kalian semua, terimakasih sudah membuat Andin menjadi anak yang kuat.

Andin senang kalo kalian bahagia walaupun tanpa Andin, sebenci apapun kalian sama Andin namun, kalian tetaplah keluarga Andin.

Andin masih berharap sama Tuhan, kalo Andin bisa bertemu lagi dengan kalian.

Dan masih banyak lagi curahan-curahan hati Andin di buku tersebut.

Angga dan keluarga begitu tidak kuat saat membaca buku diary Andin, begitu sayangnya Andin kepada mereka.

" Andin pernah bilang ke saya, bahwa dia hanya ingin membahagiakan kalian walaupun gak ada Andin di sisi kalian, kalian lihat betapa sayangnya Andin sama kalian, sementara kalian saja tidak peduli dengan Andin, bahkan untuk menanyakan kabar Andin saja tidak sekarang kalian nikmati penyesalan kalian " ucap Aldebaran yang begitu miris dengan perlakuan keluarga Andin

Angga mendekat ke makam Andin, Ia menjatuhkan badannya.

" Maafin kakak Din, kakak banyak dosa sama kamu kakak gak nyangka kamu akan melakukan ini sama kakak dan sekarang kamu udah pergi selamanya " ucap Angga menyenderkan kepalanya ke batu nisan.

Fania juga sangat menyesal atas perbuatannya selama ini kepada Andin.
Fania menatap makam Andin dengan sedih.

" Maafin gue Din, gue selalu jahat sama Lo Din, gue pengen main-main lagi sama Lo, gue pengen belajar bareng lagi sama Lo Din " ucap Fania lirih

Aldebaran pun memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarga Andin yang masih berduka.

Aldebaran hendak menuju mobilnya

" Al " Panggil seseorang yang entah darimana

" Siapa yang manggil gue?"
Aldebaran mencari asal suara tersebut.

Dan Ya, Aldebaran melihat arwah Andin dari kejauhan.

" A-Andin " Aldebaran menghampiri  arwah Andin

" Din..k-kamu?" Gumam Aldebaran yang tak percaya bahwa Andin ada dihadapannya sekarang.

" Iya aku disini sayang "

" Maaf ya kalo aku nyebelin, aku sering ngomel, tp yang pasti aku sayang banget sama kamu "

" Aku juga sayang sama kamu, maka dari itu kamu disini aja ya jangan kemana-mana " ucap Aldebaran

" Maaf Al, tapi tugas aku disini udah selesai aku harus pergi "

Aldebaran menggelengkan kepalanya.

" Nggak, aku gak akan biarin kamu pergi, kamu disini sama aku, kita makan es krim lagi, kita becanda-becanda lagi ya " ucap Aldebaran

" Maaf sayang, kayaknya udah gak bisa aku harus pamit jaga diri kamu baik-baik ya, yang rajin sekolahnya jangan banyak bolos, bahagiain keluarga kamu "

" Din, aku mohon jangan pergi " lirih Aldebaran

Dan arwah itu perlahan menghilang dari hadapan Aldebaran.

" Din..Andinnn.." ucap Aldebaran mencari ke setiap arah meyakini bahwa Andin masih dihadapannya.

Namun, nihil Arwah itu benar-benar menghilang.
Aldebaran menyenderkan tubuhnya di pohon besar dan lagi-lagi tangisnya tumpah.

TAMAT 😢

Masih ada extra part-nya guys, ditunggu ya 😊

SURAT KECIL ANDIN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang