Cowo virtual mah ngga ada yang serius, yok pacarin gue sekarang!
-RafliRafli pov
Menerima taruhan konyol dari seorang gadis yang gue kenal lewat sosmed membuat gue sedikit risih, tapi apaboleh buat? gue kalah dan gue harus nerima taruhan dia.
Lagian cuman taruhan biasa. Kalo jodoh mah ngga akan kemana, kata orang-orang sih begitu. Ngga ada salahnya juga gue buka hati lagi.
Udah pada tau kan nama gue? Bukan Rapli tapi Rafli, Raya emang suka manggil gue Rapli katanya panggilan kesayangan. Ck, ada-ada aja tu anak, tapi lucu juga sih.
Gue kenal Raya dua tahun yang lalu, berawal dari dia ngomen snapgram gue dan herannya kita ngga pernah absen chattan tiap hari, terkadang gue udah berusaha matiin topik tapi ada aja pembahasan yang dibahas oleh gadis itu. Risih? Sangat.
Tapi sekarang dia adalah pacar gue dan gue akan menjadikan dia ratu. Layaknya gue memperlakukan mama yang sangat berarti di hidup gue.
Di hidup cuman mama yang gue punya, papa? Ah, panggilan papa saja tidak layak untuknya. Pria itu telah bahagia dengan istri mudanya, meninggalkan mama, gue dan adek kecil gue.
Iya gue punya adek yang baru berumur 5 tahun yang harus gue jaga dan dia harus menjadi pria tampan dan pemberani seperti gue.
"Abang, tadi di taman Athar mukul temen Athar tau," suara bocah laki-laki membuat gue yang sibuk menonton pertandingan bola di televisi menoleh ke arahnya.
Gue membenarkan posisi duduk dan mengusap lembut kepala adek gue, "Athar kan abang bilang ngga boleh mukul orang sembarangan."
"Tapi dia bikin nangis cewe yang Athar suka abang...." Dia memasang wajah cemberut membuat gue ingin mencubit kedua pipi bocah laki-laki ini.
"Sekolah dulu yang bener."
"Biarin, emang abang yang gamonin kak Viona mulu wle...."
Apa apa tadi yang dibilang bocah itu? Sumpah, gue kaget saat adek gue bilang gitu. Ah, tidak penting membahas siapa dia saat ini, sekarang gue harus kasih pelajaran sama tuh bocah.
"Hei jangan kabur kamu ya."
"MAMA..., ABANG NGAMUK MA!?" teriak bocah itu berlari ke kamar mama gue dan gue mendengar teriakan mama yang membuat gue terkekeh.
"MA, ADEK PUNYA PACAR KATANYA MA." Gue berjalan menuju ruang tamu untuk nonton bola lagi karena target telah aman bersama pawangnya.
"ABANG IRI YA? MANGKANYA CARI PACAR SANA."
Lah kok?
Dunia ini memang tidak adil, bukannya memarahi Athar mama malah membelanya dengan meledek gue.Hari-hari yang sangat membosankan gue lalui selama 3 minggu ini dan tak terasa besok gue harus kembali ke sekolah. Mempersiapkan diri menuju kelas tingkat akhir di sekolah.
Gue melempar pemandangan gue ke jam dinding dan melihat sudah menunjukkan pukul berapa sekarang. Jam 16.00, gue ada janji sama temen-temen dan dengan bergegas gue ke kamar untuk mandi dan siap-siap.
Tak butuh waktu lama, gue udah rapi dengan jacket denim favorit gue, rambut yang sedikit acak-acakkan menambah ketampanan gue berkali lipat. Gadis mana coba yang ngga terpikat dengan pesona gue.
Ngga ada.
Buseh, suara darimana tu? Kuduk gue mulai merinding dan memutuskan untuk mempercepat langkah mencari mama.
"Pintu utama kenapa kebuka ya? Mungkin mama diluar," pikir gue dan langsung berjalan ke luar rumah.
"Ma...., Rafli pergi dul-
"Lu kok disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Virtual
Teen FictionSebuah notif yang tertera di layar ponsel membuat jantung gue dag dig dug serr, maklumlah pengantin baru. Apasi iri ya lu? Ya, dia pacar gue dan kita baru jadian kemarin malam. Ngga perlu lah ya gue ceritain gimana kejadiannya. Intinya kita udah nge...