"Nolan, kembalikan buku itu," rengek seorang gadis dengan rambut yang dikepang dua.
"Wuidih, si culun pandai juga bikin ginian."
Bukannya mengembalikan buku si pemilik, tetapi lelaki yang bertubuh tinggi itu malah menggoda gadis di depannya yang sedang berusaha mengambil buku dari tangan kekarnya.
"Nolan, balikin!" pinta Defaira, tetapi dengan nada suara yang mulai meninggi.
Tanpa ada rasa takut, Nolan menatap wajah Defaira dengan dingin. Rahangnya mulai mengeras, warna mukanya mulai memerah. Ya, lelaki itu naik pitam mendengar nada suara dari gadis di hadapannya.
"Oh, sudah mulai berani kamu?" Nolan berucap dengan nada rendah, tetapi penuh dengan penekanan.
Mendengar ucapan dari lelaki yang menatapnya, Defaira menunduk, tidak kuasa menantang.
"Nolan, aku mohon kembalikan buku itu," ucap Defaira dengan suara yang mulai bergetar karena menahan tangis.
"Kalau gue gak mau, lo mau apa?"
Hening, tidak ada jawaban dari gadis yang masih saja menunduk itu.
Defaira meremas rok seragamnya karena ketakutan. Suasana kelas saat ini sedang sepi karena memang sedang jam istirahat. Di dalam kelas yang berwarna cat putih-biru ini hanya ada dirinya, Nolan, dan beberapa orang teman kelasnya. Akan tetapi, tidak satu orang pun yang berniat membantu dirinya. Semuanya acuh!
"Ckh! Gadis culun seperti lo itu gak pantas sekolah di sini. Paham?" ungkap Nolan yang berhasil membuat air mata Defaira jatuh. Namun, dengan cepat diusapnya.
"Kembalikan buku saya!" seru gadis itu dengan lantang dan mulai memberanikan diri menatap Nolan.
"Oke, akan gue balikin, tetapi dengan satu syarat."
Nolan kini membelakangi Defaira dengan raut wajah yang begitu bahagia.
"Apa?"
"Lo harus jadi babu gue," ucap lelaki itu sembari menoleh ke arah Defaira.
"Gak mau!"
Nolan kembali membalikan tubuhnya. Kini, berhadapan lagi dengan Defaira sembari tersenyum sinis.
"Oke! Gampang, gue akan sebarin semua tulisan lo yang ada dalam buku ini," ancam lelaki itu sambil tersenyum puas dan berhasil membuat Defaira terkejut bukan main.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Notes (Karena Tidak Semua Rasa Mampu Terucap).
De TodoTidak semua rasa mampu terucap Tidak semua ingin akan terwujud Tidak semua hal akan terjadi Namun, waktu mampu membuat semuanya berubah. Entah akan menghilangkan rasa atau membuat seseorang peka. Ya, semua hanya perihal waktu. Selamat membaca. Mohon...