chapter : end.

78 17 1
                                    

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑

Gelap. Dunia seperti hampa kala netraku terpejam. Telingaku hanya menangkap riuh rendah para manusia di sekelilingku. Aku tak tahu apa yang terjadi. Semuanya hilang, aku tak mendengarkannya lagi.

Arkasa, aku selalu berharap kamu tahu... bahwa aku ingin bersamamu.

Arkasa, tiada hariku tanpa memikirkan kamu.

Segelas kopi americano yang selalu kamu buat untukku, ia membekas di dalam hati. Americano, always reminds me of you.

Terima kasih... atas kopi yang selalu kamu buat untukku, setiap senyuman yang kamu tujukan kepadaku, setiap percakapan canggung selama kita bertemu.

Aku harap, aku bisa bertemu kamu di kehidupan selanjutnya.

🌑🌒🌓🌕🌖🌗🌘🌑

"Bunda!! Bunda bangun!! Udah jam 7 pagi, Bun! Cepat, nanti aku telat!" teriak suara merdu seorang anak kecil dari luar kamar.

"Yah, Bunda enggak mau bangun nih. Tolong bangunin dong, pegel aku bangunin Bunda!" rengek suara itu lagi, kali ini terdengar lebih manja.

"Bun, Bunda sayang... bangun dong, anak kita ngambek tuh, masih enggak bangun juga! Aku cium nih," terdengar suara seorang pria, diikuti dengan suara kecupan lembut.

"Bangun... sayang..."

Angkasa mengerjap perlahan, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya pagi yang menyinari wajahnya. Ia tersenyum tipis. Suara-suara itu begitu familiar. Suara anak kecil yang memanggilnya 'Bunda' adalah Kei, putrinya yang manis. Sedangkan suara pria itu adalah suaminya, Arkasa.

"Jam berapa?" tanyanya seraya mengucek matanya.

"Jam 7. Gih kamu mandi dulu, aku antar Kei dulu ke sekolah. Kei! Udah siap?" sahut Arkasa.

"Udah, Yah! Buruan! Kei enggak mau telat!" sahut Kei dengan semangat.

Angkasa mengangguk dan bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan menuju lemari dan meraih sebuah kotak kecil yang selalu ia simpan di sana. Hatinya bergetar saat membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat sebuah foto dirinya dan Arka, diambil saat mereka masih muda.

Seketika, ingatan tentang masa lalu menyeruak. Mimpi semalam begitu nyata. Ia kembali merasakan sakit yang menusuk hatinya saat mengingat kecelakaan yang dulu pernah dirasakannya.

🌑🌒🌓🌔🌕🌖🌗🌘🌑


BRAK!!

"Astaga! Angkasa! Woi, Ar, cewek lu ketabrak motor!"

𝐀𝐦𝐞𝐫𝐢𝐜𝐚𝐧𝐨 (𝐘𝐨𝐨𝐧 𝐉𝐞𝐨𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang