Riil boismortier, “𝐚𝐲𝐨 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡!”
[A/n : time line disini anggap aja riil sudh dua puluh tahun lebih]
-----
Kalau di tanya kenapa seorang [name] memilih bekerja sebagai pelukis dari pada menjadi ksatria sihir itu sebenarnya tidak ada. Awalnya memang [name] hanya mencoba melukis dulu, namun ternyata ia ketagihan.
[Name] yang sangat menyukai ketika tangan dan jari-jarinya bergerak untuk melukis, mengeluarkan imajinasi nya hanya untuk menggambarkan isi hatinya di sebuah kanvas yang awalnya hanya ada kekosongan. Beruntung nya ia mempunyai sihir warna yang bisa membantu nya menyempurnakan karyanya.
Gadis pelukis itu memasuki sebuah toko untuk membeli peralatan melukis nya. Ia ingat kata-kata orang yang terkenal sebagai komandan pasukan rusa biru muda itu sebulan lalu.
[A/n : kalo salah komen aja]
Sebulan yang lalu di pinggir pantai, ketika gadis itu tengah melukis, komandan pasukan yang terkenal dengan kekuatan melukis nya itu tak sengaja melihat nya.
Komandan itu menghampiri nya dan mengajaknya berbicara tentang lukisan yang tengah di lukis oleh sang gadis tanpa memberi tau nama nya. Ya, [name] pun juga tak memberitahukan nama nya sih.
"Oh, nona [name], apa kabar?" Edward menyapa. Dia penjual di toko itu.
"Kabar ku baik Edward. aku kesini untuk menanyakan pesanan ku, apa sudah ada?" tanya [name]
Edward mengangguk, menyuruh nya untuk menunggu sebentar.
[name] tersenyum ia jadi ingat kejadian beberapa satu bulan yang lalu.
"Lukisan mu bagus, apa kau mau jadi teman ku?"
"Teman?"
"Iya, apa kau juga mau masuk ke pasukan ku?"
"Tidak, Terima kasih. Tapi kalau teman mungkin aku bisa."
"Oh, iya nona [name] kemarin tuan riil menitipkan surat untuk anda." Edward datang dengan sebuah kanvas dan alat lukis lainnya. Meletakkan alat-alat yang di pegang nya di meja ia mengambil satu buah surat.
"Katanya tuan riil tau kalau nona akan kesini, ia mempunyai misi jadi takut nya tuan riil tak bisa menemui nona."
"Terima kasih Edward."
Setelah itu [name] pergi untuk kembali ke tempat dimana biasanya ia melukis. Dalam perjalanan [name] membaca surat dari riil. Ia tersenyum karena membaca surat itu.
Tertulis disana tentang riil yang bercerita tentang imajinasi nya yang sangat besar karena melihat tranformasi dari seorang musuhnya saat tengah menjalani misi.