Z-Day : 1

37 9 0
                                    

Cahaya matahari yang menusuk kedalam mataku itu membuatku menutup mata saat berbaris. dalam hati aku ingin berpura-pura pingsan dan beristirahat di UKS yang ber-AC. tapi mau bagaimana lagi, semua orang tau kalau aku berfisik kuat dan tidak mungkin rasanya kalau aku pingsan hanya karena berdiri.

Hari Sabtu, hari dimana sekolah kami  mengadakan kegiatan pramuka. aku terus berpikir sebaiknya aku berpura-pura pingsan saja. persetan dengan anggapan orang lain terhadapku. tapi tetap saja harga diriku menolak untuk melakukannya.

Salah satu alasan kenapa aku tidak ingin melakukannya adalah karena tepat disebelahku ada Cyntia, orang yang aku sukai sejak lama. aku ingin terlihat tangguh di matanya, aku ingin terus berdiri disampingnya. menutup cahaya matahari agar dia tidak kesilauan. justru Cyntia lah yang harusnya pingsan dan aku yang akan membawanya ke UKS. Aku tertawa dalam hatiku dan tanpa disadari bibirku ikut tersenyum karena memikirkannya. 

Teriakan anggota-anggota pramuka itu terus berdatangan tanpa henti. rasanya seperti aku mengikuti wajib militer yang bahkan tidak ada di negara ini. rasa dongkol mendengar teriakan itu memuncak di kepalaku sampai membuat urat-urat di kepalaku menonjol dan wajahku memerah karena kesal.

"Erwin kenapa? Sakit?" Cyntia tiba-tiba membuka obrolan

Aku yang sedari tadi adu tatap dengan anggota pramuka itu teralihkan oleh suaranya yang datang tiba-tiba.

"Kenapa memangnya?" kataku dengan suara yang diberatkan dan sambil tersenyum

Cyntia melihat wajahku dengan seksama, aku melihat matanya yang berwarna coklat itu sampai aku memalingkan wajahku karena tiba-tiba merasa tersipu. Cyntia tersenyum kecil dan kembali menatap kedepan karena anggota pramuka yang beradu tatap dengan ku tadi menghampiri.

Dia berdiri di hadapanku dan membetulkan posisi baris berbarisku dan menyuruhku untuk tetap berdiri dengan sikap sempurna yang baik. 

"Santai win sebentar lagi jam istirahat" katanya sambil menepuk bahuku

Anggota inti pramuka yang kutatap tadi adalah salah satu temanku, namanya Lintang. kita tumbuh bersama di lingkungan yang sama. Fisiknya sama kuatnya denganku tapi dia lebih penakut dibandingkan denganku.

"Atau mau pura-pura pingsan aja? nanti gua yang bawa" katanya sambil tersenyum cengengesan

Aku menggelengkan kepalaku lalu melirik ke arah Cyntia. Lintang seakan paham maksudku dan tersenyum kecil lalu menghampiri Cyntia yang sedang bersembunyi di balik bayanganku agar panas matahari tidak terkena kulitnya.

"Cyntia sakit?" kata Lintang dengan nada menggoda

Aku yang melihat hal tersebut mengumpat tanpa suara. Lintang yang melihatku mengumpati dirinya tersenyum cengengesan lagi.

"Pura-pura pingsan aja, nanti Erwin yang gendong kamu ke UKS" kata lintang sambil meninggalkan barisan.

Dalam hati aku berkata "Good Job Lintang!!" tak disangka dia ternyata dia mau menciptakan kesempatan besar untukku.

Cyntia menatapku dan aku membalas tatapannya. dia tersenyum kepadaku dan tentu saja aku membalas dengan senyuman yang lebih lebar. Pelatih pramuka yang melihat kami saling bertatapan itu menghampiri kami dan memukul kepalaku.

Cyntia yang kaget kembali masuk kedalam posisi siap sempurna dan aku ditarik keluar dari barisan karena dianggap tidak disiplin.

Aku dibawa ke barisan Indisipliner untuk dihukum. Walaupun hukumannya hanya sebatas Push Up beberapa puluh kali tetap saja aku merasa jengkel. Padahal melihat Cyntia saja sama seperti jam istirahat untukku.

Dalam posisi siap Push Up aku mencari-cari Cyntia di barisannya. Bahkan sambil push up-pun aku melihat dirinya agar aku merasa tidak terlalu capek karena hukuman ini. 

"Siswa Erwin!!" suara pembina pramuka itu bagaikan badai yang menghancurkan taman bunga di imajiasiku. Aku berhenti dari push up ku dan menatap keatas. Pembina memintaku untuk berdiri dengan nada tegas.

Aku langsung berdiri dan merapihkan bajuku yang berantakan karena melakukan push up. Pembina pramuka seakan-akan menunggu aku berkata sesuatu sambil menatap mataku dengan tajam. aku kebingungan dengan apa yang dia inginkan dan kenapa dia terus menatap ku. aku sempat berpikiran bahwa jangan-jangan pembina ini suka denganku. tetapi aku hentikan pikiran itu karena malah membuatku merinding.

Salah satu anak disebelahku memberitahuku apa yang pembina ingin dengar dariku sambil melakukan push up. padahal diposisi itu nafasnya terlihat tidak kuat tapi dia berusaha melakukannya sambil menolongku.

"Siswa Erwin Siap" kataku meniru yang dicontohkan orang yang push up itu dengan nada yang bulat mengikuti anggota-anggota pramuka yang kuperhatikan disekitar. Pembina mengangguk pelan wajahnya terlihat kagum dengan suara bulatku. bahkan beberapa anggota pramuka melirik kearahku karena mendengar suara bulat yang ku keluarkan itu. Cyntia juga melihat kearahku di barisannya.

"Tadi saya suruh kamu Push Up berapa kali?" tanya pembina dengan tangan berada dibelakangnya. 

Aku menatap matanya "sepul- Siap sepuluh kak!" aku hampir saja berbicara tanpa kata 'Siap' 

Kakak pembina mengagguk tanda aku benar "Tapi tadi kamu lakukan berapa kali?" kata kakak pembina sambil menusuk-nusuk jarinya di dadaku. 

Aku yang lupa karena aku melakukannya sambil melihat Cyntia merasa sepertinya aku melakukan kesalahan. aku bahkan tidak menghitung berapa kali aku melakukannya karena fokus kepada Cyntia.

Sambil merasa ragu aku menjawabnya dengan suara bulat lagi.

"Siap! kurang dari sepuluh kak" 

Pembina menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya. aku berpikir sepertinya aku melakukannya kurang dari lima kali karena aku fokus melihat Cyntia dari kejauhan. aku ingin menjawab bahwa aku melakukannya kurang dari lima, tapi sebelum aku mengatakannya kakak pembina memanggil Lintang.

Dengan setengah berlari Lintang menghampiri kakak pembina dan mengambil posisi siap. kakak pembina bertanya kepadanya sudah berapa kali aku melakukan push up, lintang menatapku dengan tatapan khawatir. dia membuatku berpikir apa aku benar-benar melakukannya kurang dari lima atau jangan-jangan aku melakukannya kurang dari tiga.

"Siap!" kata-katanya berhenti sampai disitu dan dia terus menatapku dan membuatku tegang.

"Siap! siswa Erwin melakukan push up sebanyak 63 kali kak!" kata Lintang dengan suara Bulat. anggota pramuka inti pramuka yang melihat kearahku bertepuk tangan pelan dan bahkan beberapa ada yang memujiku di kejauhan. 

Aku mendengarnya ikut terkejut. ternyata sudah sebanyak itu dan aku sama sekali tidak sadar akan hal tersebut. kakak pembina menawariku untuk bergabung kedalam anggota inti pramuka dan aku bilang aku akan memikirkannya.

"Jadi ini yang namanya The Power Of Love" kata lintang dengan cengengesan.

Bel tanda jam istirahat berbunyi dan kakak pembina mengumumkannya di speaker. kita akan beristirahat selama setengah jam dan nanti akan dilakukan apel penutup latihan hari ini.

Z-DAY [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang