KHUTBAH JUMA'AH TENTANG : DOA BAGI UMMAT ISLAM & MASALAH KHILAFAT
OLEH: Mirza Masroor Ahmad, tanggal 25 Februaru 2011 dari Baitul Futuh London UK
Hari ini saya ingin menghimbau hadirin untuk memanjatkan do’a bagi seluruh ummat Islam, pada waktu sekarang ini Islam menuntut setiap orang Ahmadi yang merupakan orang-orang Muslim sejati yang menyatakan diri cinta kepada Hazrat Rasulullah saw, harus memanjatkan banyak do’a bagi siapa saja yang menamakan diri ummat Muhammad saw atau yang mengaku telah membaca Kalimah Syahadah, bagi siapa saja yang menamakan diri Muslim, atau bagi orang-orang Muslim yang sedang dijadikan sasaran penganiayaan, atau bagi Negara-negara orang Muslim dimana banyak sekali terjadi pelanggaran dan disana undang-undang sudah tidak dihormati lagi. Oleh karena kita telah bai’at kepada Hazrat Imam Zaman, Masih Mau’ud, Imam Mahdi maka kita mempunyai kewajiban dan tanggung jawab lebih besar dari yang lain untuk menunjukkan rasa simpati terhadap orang-orang Muslim dimanapun mereka berada.
Didalam pernyataan bai’at kita berjanji akan menaruh simpati terhadap sesama makhluk Allah swt, maka sesuai dengan perjanjian itu kita harus mempunyai rasa cinta kasih lebih tinggi lagi dari itu terhadap sesama orang Muslim. Kita memang tidak memiliki sumber daya kekuatan duniawi dan tidak pula memiliki sumber daya lainnya untuk menolong mereka, khasnya untuk menolong beberapa Negara-negara tertentu dimana situasi politik disana sedang bergejolak. Bagaimanapun kita dapat memanjatkan do’a untuk mereka dan setiap orang Ahmady harus menaruh perhatian kearah itu. Orang-orang Ahmady yang tinggal dinegeri-negeri ini atau mereka berasal dari Negara-negara itu dan memiliki hubungan baik dengan para ahli politik disana, harus berusaha membuat mereka sadar bahwa mereka jangan hanya mementingkan diri sendiri melainkan harus memikirkan kepentingan bangsa mereka juga atau memikirkan apa yang dapat dibuat demi kebaikan bangsa mereka. Biasanya apabila orang-orang Muslim meraih kekuatan politik atau memasuki jenjang kekuatan politik mereka mulai bertingkah sehingga lupa kepada kepentingan rakyat, hak-hak rakyat tidak diperhatikan sebagaimana mestinya.
Yang menjadi sebab adalah karena hati mereka kosong dari taqwa. Mereka menyatakan cinta kepada Rasulullah saw namun melupakan perintah-perintah asas beliau, mereka menyatakan beriman kepada Kitab Suci Alqur’an namun mereka mengabaikan ajarannya. Sedangkan yang menjadi perbedaan utama antara orang-orang Muslim dengan yang lain adalah taqwa. Jika asas perbedaan yang sangat khas ini sudah tidak ada lagi maka manusia akan terlibat hanya dalam masalah keduniawian. Sekalipun nama Islam dan Muslim tetap dipergunakan, atau manusia menamakan diri mereka Muslim akan tetapi hak-hak kewajiban terhadap Allah swt dan terhadap kemanusiaan sama sekali mereka tinggalkan.
Kekayaan dan kekuasaan atau kedaulatan lebih diutamakan atau lebih didahulukan diatas kepentingan Allah swt dan demi mempertahankan sumber kekayaan dan demi memperkuat kekuasaan mereka lebih percaya dan memberi prioritas lebih banyak kepada pemerintahan negeri asing dibanding kepada bangsa sendiri dan apabila mereka menganggap perlu maka orang-orang sebangsa dan setanah air diperlakukan secara zalim dan aniaya. Keserakahan terhadap duniawi telah memperdayakan beberapa pemimpin bangsa menjadi sangat kikir dan tidak peduli terhadap kepentingan dan hak-hak rakyat, mereka mengambil kesempatan untuk memperkaya diri tanpa menaruh perhatian terhadap hak-hak dan kepentingan rakyat, jika mereka mengambil seratus bagian untuk kepentingan pribadi mereka, maka hanya satu bagian mereka berikan kepada yang lain. Kita dapat mengetahui dari berita yang tersebar diluar negeri mereka bahwa seorang pemimpin Negara telah menyelundupkan ratusan kilogram emas keluar negeri, ada yang berusaha memperkaya diri dengan menyimpan wang asset Negara atas nama rekening pribadi, ada yang menyimpan asset Negara didalam rekening mereka di Swiss Banks, berbagai jenis asset Negara digunakan untuk membeli property diberbagai Negara. Sedangkan anak-anak Bangsa jatuh miskin, sedang bergelut mencari sesuap nasi dengan susah-payah sambil bermandikan peluh setiap hari. Kisah seperti ini bukan hanya terjadi dinegara-negara Arab saja, di Pakistan juga, dimana masyarakat awam dengan susah payah mendapatkan makanan untuk satu kali saja dalam sehari untuk mengisi perut mereka.