Bagian 1

19 12 10
                                    


                               Happy reading

pagi ini cuacanya begitu cerah, burung-burung berkicau ria dan riuh aktivitas orang-orang dipagi hari pun sangat pas untuk membangkitkan semangat diawal hari. Namun, nampaknya itu semua tidak mempan untuk menyemangati gadis cantik yang sedang menatap jenuh gerbang didepannya. Gerbang dengan plang besar bertuliskan ALORA SENIOR HIGH SCHOOL.

"Huh, tempat ini lagi" Ujarnya dengan malas seraya melangkah masuk pekarangan sekolah itu. Gadis itu tak lain adalah Fawn Gisella atau Fafa.
Entahlah, rasanya Fafa sudah bosan datang ke tempat ini selama dua tahun belakangan.

Disisi lain seorang murid laki-laki sedang berlari dengan tergesa hingga tak sengaja menginjak tali sepatunya yang terbuka.

BRUKk..

Laki-laki itu terjatuh tepat dibawah kaki Fafa.

Fafa mendesis, . Mood-nya yang memang tidak baik pun jadi semakin hancur.

AKHH..

Jerit murid laki-laki itu saat Fafa menginjak bagian punggung belakangnya. Salahkan saja laki-laki itu yang menghalangi jalan.

Tapak sepatu Fafa tercetak jelas di jas sekolah laki-laki itu. Sontak saja, perbuatan Fafa mendapat perhatian dari murid-murid yang berada disekitar tempat kejadian.

Seolah tidak terjadi apa-apa, Fafa terus berjalan dengan wajah datar dan langkah angkuhnya.

"DASAR CEWEK GILA"

Fafa memberhentikan langkahnya saat mendengar teriakan itu. Sudah pasti teriakan itu berasal dari murid yang diinjaknya tadi. Tanpa peduli, Fafa melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun, Sedetik kemudian tubuh Fafa terhuyung kebelakang akibat tarikan keras dilengannya.

"Emang dasar cewek gila ya, habis nginjak aku trus main pergi gitu aja" Bentak laki-laki itu pada Fafa.

"Salah sendiri menghalangi jalan saya tadi" Balas Fafa dengan senyum sinis.

"Kamu kira juga aku mau apa tengkurap di tanah kayak tadi. Dan harusnya kamu tadi nolongin, bukan malah nginjak kayak tadi"

"Kita tidak dekat untuk saling tolong menolong. Lagipula saya tidak kenal sama kamu"

Murid laki-laki itu mengusap wajahnya kasar mendengar balasan Fafa. "Astagah nih cewek emang bener-bener ya"

"Aku gak mau tau. Pokoknya kamu harus tanggung jawab. Nih liat, seragam aku jadi kotor gara-gara kamu" Ujarnya seraya memperlihatkan bagian seragam yang ditempeli tapak sepatu Fafa.

"FAFA" Teriak seorang laki-laki tampan yang berjalan menghampiri Fafa dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana.

Kedatangan laki-laki itu mendapat sorakan riuh dari siswi-siswi disekitar yang dibuat lumer oleh wajah tampan dan gaya cool-nya.

"Delon" Gumam Fafa.

"Ada apa ini?" Tanya laki-laki bernama Delon itu saat barada tepat dihadapan dua manusia yang berdebat tadi.

"Ohh, jadi nama kamu Fafa. Cih, nama doang yang cute tapi kelakuan kayak medusa"

"Tau apa kamu tentang Fafa?" Tanya Delon dengan nada penghakiman.

"Dih, emang bener medusa kok. Nih, kamu liat seragam aku udah kayak keset gara-gara diinjak sama dia"

"Fa, kamu masuk saja dulu. Biar aku yang urus orang ini" Ujar Delon yang langsung dituruti oleh Fafa.

Kini tersisa dua pria yang saling menatap dengan pandangan sinis.

"Huh, hanya masalah sergam. Ini sekolah elit, seragam disediakan berlimpah di komite sekolah"  Ucap Delon dengan senyum smirk.

"Ini Bukan hanya masalah seragam kotor, tapi tadi dia nginjek aku" Bela murid laki-laki itu.

"Bukannya sampah memang pantes diinjak ya" sinis Delon.

"Hah, kamu sama ajah kayak cewek tadi" Ujarnya terperangah, lalu mulai beranjak meninggalkan Delon.

"KAKAK" teriak Delon yang membuat murid laki-laki tadi memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap Delon.

"Kakak hebat ya, hari pertama masuk udah buat rusuh" Ujar Delon sambil terkekeh ringan. "Dan..selamat datang di ALORA SENIOR HIGH SCHOOL, kak Nevan Geandra" Lanjutnya dengan penekanan disetiap kata.

***

Berdiri didepan pintu kelas dengan Keringat dingin meluncur lembut didahinya. Sesekali tangan gemetarnya mengusap keringat yang mengalir tanpa henti dengan helaan nafas gusar dari mulutnya. Rasanya begitu gugup, saat akan mengajar dikelas killer ini. Padahal dia seorang guru panutan, tapi tetap saja rasa was-was itu ada saat bertemu dengan murid-murid dengan kepintaran luar biasa.

"Ibu guru kok belum masuk?"

Suara itu membuatnya sedikit kaget dan spontan menoleh keasal suara. Didepannya telah berdiri seorang murid dengan ketampanan yang membuatnya takjub.

"Um, k-kamu Nevan Geandra kan?" rasanya semakin gugup saat bertemu pria tampan.

"Oh, ibu kenal saya. Padahal ini hari pertama saya masuk"

"Bagaimana bisa saya tidak kenal dengan anak pemilik sekolah ini" jawab ibu guru seraya tersenyum. "Kamu bisa panggil saya Ibu guru Jean atau buk Jean" lanjutnya.

Nevan mengangguk dengan senyum berlesung pipinya.

"Ayo masuk, ibu akan perkenalkan kamu pada teman-teman kelas" ajak guru berkacamata itu.

Nevan mengekor dibelakang Buk Jean yang berjalan lebih dulu. Dari langkah Buk Jean yang acakan, Nevan menyimpulkan jika kini Ibu guru berkacamata itu sedang gugup.

Hening, dingin dan mencekam.

Tiga kata itulah yang melintas dibenak Nevan saat memasuki kelas III-IVY. tidak ada yang mengucapkan kata salam atau sambutan pada guru, dinginnya AC dan tatapan datar dari para murid. Nevan jadi mengerti alasan kegugupan Buk Jean. Sungguh suasana yang berbeda dengan kelas pada umumnya, ah atau mungkin saja murid-murid dikelas ini menjunjung tinggi kedisplinan.

'Astagah, kok aku sekelas sama cewek gila itu sih'  batin Nevan saat melihat Fafa duduk diantara jejeran murid.

"S-selamat pagi anak-anak" sapa Buk Jean pada murid-murid dikelas.

"PAGI BUK" ucap para murid singkat dan serentak.

"Nah disini _

" Ibu guru Jean" ujar Fafa memotong ucapan Buk Jean.

"I-iya Fafa" gugup Buk Jean.

"Tolong tingkatkan kedisplinan Ibuk, Buk Jean membuat kami menunggu selama 15 menit. Waktu kami berharga buk jadi, tolong jangan disia-siakan" ucap Fafa yang membuat Buk Jean menunduk.

"I-iya anak-anak m-maafkan ibuk karna datang terlambat" Buk Jean terbata.

Hening. Tidak ada jawaban dari permintaan maaf Buk Jean. Semua murid bungkam namun, masih mempertahankan wajah datar mereka.

"KALIAN SEMUA GILA YA" teriak Nevan yang membuat seluruh atensi tertuju padanya. Sungguh dari tadi Nevan sudah menahan diri, Nevan tidak suka melihat sikap mereka yang tidak sopan pada seorang guru. "BUK JEAN ITU SEORANG GURU NGGAK PANTES DIPERLAKUKAN KAYAK TADI, DIMANA SOPAN SANTUN KALIAN?. HARUSNYA KALIAN SAMBUT DIA, PATUH DAN TUNDUK SAMA DIA. PERLAKUKAN DIA SEPERTI ORANG TUA KITA" wajah Nevan memerah. Mereka sudah keterlaluan.

HAHAHA...

Nevan membulatkan matanya saat mendengar suara tawa mereka. Apa ini? Apa mereka menggap perkataan Nevan tadi sebuah lelucon?.

Bukan cuma mereka yang gila, tapi sekolah ini yang gila.

   

                                          Tbc

EXTRA ORDINARY METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang