Zee membulatkan matanya plus dengan mulut ternganga lebar, tak habis pikir kenapa dia harus bertemu cowok menyebalkan itu lagi di kelas.
"lo lagi" ucap Zee sedikit menekan ucapannya.
"kenapa ? Ini kelas gue" ucapnya lagi lalu mengambil posisi duduk tepat di bangku yang bersebelahan dengan Zee tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi.
Gadis itu tampak mengeratkan gerahamnya. Bisa bisa nya dia bertemu dengan cowok senyebalkan ini. "sabar Zee sabar" batinnya sambil mengelus dada beberapa kali.
"yah, lo bakal sekelas tuh sama Sam" ucap Roma menyenggol pundak Zee pelan.
"gak usah lama lama liatin gue. Ntar naksir" tegur Sam ketika Zee menatapnya tajam.
"dih pede banget hidup lo, masih banyak cowok di dunia ini bukan lo doang. Ngapain gue naksir sama lo"
"bagus deh, gue juga ogah sama cewek jadi jadian kaya lo"
"HEH..lo kate gue siluman. Enak aja. Lo tuh alien yang nyasar ke bumi"
"tapi alien nya ganteng kan?" tanya Sam setengah membungkukkan badannya ke arah Zee. Senyum tipis yang di tampakkan nya seperti tengah mengejek Zee.
"heh ngapain deket deket gue" Zee mendorong pundak Sam agar menjauh. Cowok itu tampak menyeringai menertawakan raut wajah Zee yang sempat kaget.
"eh siapa nama lo" ucap cowok yang duduk di samping Sam, perawakannya tinggi putih dan punya mata sipit. Namanya Aiden. Cowok itu menanyakan nama Zee.
"me ? "
"yeah"
"I'm Zee Alexsandria. Kenapa ?"
"oooo...yayaya gue baru ingat. Lo alumni SMP Perintis kan ?" tanya nya lagi sok akrab. Zee menyicipkan matanya, sementara Sam sudah sibuk dengan dunia nya sendiri.
"kok lo tau gue dari SMP Perintis" jawab Zee masih sedikit acuh pada Aiden.
Aiden beranjak dari tempat duduknya. Lalu berdiri tepat di samping meja Zee. "lo lupa sama gue ? " tanya Aiden memastikan. Zee hanya mengangguk, dia benar benar lupa siapa cowok di depannya ini. Kalau pun mereka pernah kenal tapi di mana ?
"gue gak ingat siapa lo. Lo anak SMP Perintis juga ?"
Aiden menggeleng. "lo beneran lupa sama gue ?( Zee mengangguk lagi ) kita emang gak satu sekolah. Tapi, kita pernah satu tim di olimpiade MIBA waktu SMP. Gue Aiden dari Alumni SMP Cahaya"
Zee berusaha mengulang kembali memori masa SMP nya, cukup lama Aiden menunggu sambil melipat tangan di depan dada.
"oh iya. Gue baru ingat " ucap Zee sedikit mengeraskan suaranya. Membuat beberapa anak menoleh sinis padanya tapi Zee hanya nyengir kuda."lo yang waktu itu satu tim sama gue kan, yang otaknya rada sengklek dikit" ucap Zee tertawa sambil mengingat moment olimpiade MIBA antarprovinsi waktu itu.
"yeee....lo lebih sengklek dari gue. Btw setelah dua tahun gak ketemu dan hilang kontak akhirnya kita bisa satu sekolah, emang kalo jodoh gak akan kemana" ucap Aiden memelankan nada bicaranya di kalimat terakhir.
"lo bilang apa tadi ?" tanya Zee,
"oh gak ...seneng bisa satu sekolah lagi sama lo. Kalo gitu gue balik ke meja dulu" Aiden langsung tampak kikuk ketika mendapati pertanyaan dari Zee.
"oh ya udah" ucap Zee cuek. Beberapa saat kemudian bel berbunyi. Penanda semua penghuni sekolah sudah siap menerima pelajar di hari pertama sekolah.
Semua siswa tampak antusias mengikuti pertemuan pertama. Beberapa siswi sibuk membicarakan cowok di sebelah Zee yang terkesan dingin itu seperti es. Sementara di pojok bagian kanan kelas beberapa cowok sibuk bernyanyi di dengan suara sumbang. Zee hanya menghela napas panjang. Sepertinya kelasnya ini akan jadi kelas paling bising selama dia sekolah. Belum lagi kumpulan cewek yang katanya populer di SMP Bina Sakti harus satu kelas dengan Zee. Dia tahu benar Luna dan genk Bina Sakti yang punya catatan buruk di SMP, anak orang kaya raya itu senang membully mereka yang punya kasta di bawahnya. Cerita itu dia dapat dari Lila teman SD nya yang pernah bersekolah di SMP Bina Sakti.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA
Teenfikce21 Juni 2021 Selamat datang di SAMUDRA. Tentang lautan luas yang banyak menyimpan rahasia bawah air. Kehidupan yang di lewati dengan kapal yang terombang ambing. Tempat yang banyak menyimpan rahasia pahit dan manisnya tentang sebuah perjalanan, per...