VII

335 23 0
                                        

"Cha, aku pulang dulu. Apa kau sudah selesai?" tanya Keisha.

"Tunggu aku! Kita pulang bersama. Aku sudah selesai," balas Mi Cha.

"Baiklah tuan putri," goda Keisha.

Setelah sampai di lantai 1, Mi Cha dan Keisha keluar dari lift dan sedikit mengobrol ringan.

Mi Cha akhirnya memberitahukan kejadian semalam kepada Keisha karena dirinya akan menginap di apartemen Keisha untuk sementara waktu, hingga sang pelaku tertangkap.

Saat mereka sedang asik berbicara, seorang pria tinggi menghadang mereka. Kim Mingyu. "Bisa kita bicara?" pinta Mingyu sembari memberikan sinyal pada Mi Cha dengan melirik sekeliling mereka.

Mi Cha menatap Keisha, meminta izin pada wanita itu. Keisha menganggukkan kepalanya. "Tolong jaga wanita ini dengan baik," pamit Keisha. Mingyu menganggukkan kepalanya, "pasti."

Mingyu dan Mi Cha menuju ke parkiran dimana tempat mobil pria itu terparkir, kemudian ia langsung menancap gas hingga mobil melaju dengan kecepatan penuh. Mi Cha hanya berdoa dalam hati jika dirinya akan selamat. Mingyu akhirnya menepi di sebuah tempat yang cukup sepi.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Mingyu langsung memeluk Mi Cha dengan sangat erat. Pelukannya seperti mengisyaratkan untuk jangan pernah meninggalkannya. "Mianhae, jeongmal mianhae," bisik Mingyu tepat di telinga Mi Cha.

Mingyu memeluk Mi Cha sangat lama, seakan-akan pria itu benar-benar ketakutan jika wanita ini akan pergi darinya. "Gwenchana, kau tidak perlu khawatir," ucap Mi Cha. Namun, perkataan yang terlontar dari mulut perempuan itu membuat Mingyu sangat tidak senang. Mingyu melepas pelukannya dan menatap kedua mata kekasihnya lekat. Mi Cha yang di tatap begitu lekat oleh Mingyu menjadi sangat gugup.

Mi Cha mengalihkan padangannya dari Mingyu, namun pria itu menahannya dengan kedua tangan yang menangkup wajah perempuan berkulit putih itu. "Jangan mengalihkan pandangan mu," pinta Mingyu dengan suara beratnya dan juga nafas yang tidak teratur karena emosi yang sedang ditahannya.

"T-tapi aku gugup jika menatap mata mu!" balas Mi Cha kelewat jujur. Bahkan wajahnya menjadi merah. Mingyu terkekeh geli mendengar ucapan kekasihnya ini yang begitu polos, bahkan ia jadi lupa sesaat akan emosinya.

Mingyu menempelkan keningnya dengan kening Mi Cha. "Kenapa tidak mengangkat telfonku? Aku sangat ketakutan, kau tahu?"

"Aku sedang kesal pada mu,"

"Miahae, jeongmal mianhae. Aku sama sekali tid-"

"Arra. Aku mengerti-"

"Tidak, jangan mengerti. Ubah jadi hukum aku," 

"Aku sudah menghukum mu dengan tidak menjawab pesan dan juga panggilan mu hari ini,"

"Aku melihat tulisan mengerikan berwarna merah,"

"Aku tidak tahu itu datang dari mana. Aku sedang tidak ingin membahasnya karena itu kembali membuatku sangat ketakutan,"

"Baiklah. Hari ini tidurlah di apartemenku,"

"Aku akan tidur di apartemen Keisha, tidak per-"

"Aku tidak bisa tenang jika kau tidak di dekat ku untuk saat ini,"

"Baiklah. Antar aku untuk mengambil baju,"

"Kita beli baru saja. Aku akan membelikannya untuk mu, tidak perlu kembali kesana untuk sementara waktu ini karena kita tidak tahu kapan pelakunya akan datang lagi,"

"Kau akan membelikannya untuk ku? Benarkah? Apa aku boleh membeli yang paling mahal?!"

"Bahkan jika kau ingin membeli tokonya pun aku sanggup, Cha,"

Thanks || Kim Mingyu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang