SAKALA
Aku tidak menyangka kalau Nadira akan se-freak out itu dengan kejadian malam itu, atau dengan perasaanku yang akhirnya baru berani kuungkapkan sekarang.
Damn it, seharusnya aku mengungkapkan perasaanku padanya dari dulu. Dengan begitu mungkin reaksinya akan berbeda. Mungkin dia tidak akan menganggap aku hanya menyukainya karena kami telah tidur bersama.
Tapi sekarang aku mungkin harus jungkir jempalit untuk membuatnya sadar bahwa aku benar-benar menyukainya dan aku yakin dia juga merasakan hal yang sama padaku.
Aku bukan pria kemarin sore yang tidak tahu bagaimana tingkah wanita ketika mereka menyukaiku. Sebaliknya, aku justru mengerti dengan sangat baik sampai aku sering memanfaatkan situasi itu untuk menggoda dan akhirnya mendapatkan mereka.
Betul, dari pertama kali aku dan Nadira saling mengenal hingga kini, mungkin sudah tak terhitung seberapa banyaknya dia melihat aku flirting dengan para wanita. Tapi satu hal yang dia tidak tahu adalah hanya beberapa dari mereka yang berakhir di ranjangku, dan tidak ada sama sekali yang berakhir di hatiku.
Sementara Nadira? Dia bahkan tidak perlu melakukan banyak hal atau memerlukan banyak waktu untuk mengetuk pintu hati yang sudah aku kunci rapat untuk makhluk bernama wanita. Dia dengan mulus berhasil membuka sedikit demi sedikit pintu itu dan akhirnya menetap. Lalu baru saat itulah aku sadari bahwa aku menyukainya lebih dari seorang teman, atau "sahabat".
Aku hanya terlalu pengecut untuk mengungkapkannya. Setengah dari egoku menolak ide bahwa aku, Alexander Sakala Gotama, telah ditakhlukan dengan mudah oleh seorang wanita yang bahkan belum pernah aku cium.
Jangan kira bahwa aku lelaki alim yang tidak pernah berpikir lebih tentang Nadira. Dari awal kami berkenalan, aku sudah menggodanya habis-habisan, sama halnya yang aku lakukan pada wanita lain. Dan aku pun tahu dia sudah jatuh ke pesonaku. Tapi untuk beberapa alasan yang tidak masuk akal, aku tidak ingin melukainya dengan perbuatanku yang biasanya. Aku ingin menjaganya dengan aman disisiku. Menguasainya untukku sendiri, dengan caraku sendiri.
Lalu Jumat malam itu datang dan mengacaukan segalanya. Meskipun aku tidak menganggap hal itu kesalahan, dan tidak menyesalinya sama sekali. Tapi tentu saja hal ini membuat jalanku menuju roma menjadi berat.
But I won't just give up.
Sepertinya sekarang aku harus memikirkan seribu satu cara untuk mengetuk pintu hati wanita yang dari pagi ini sibuk menghindariku dengan berbagai alasan. Aku melihat dari sudut mataku, Nadira bergerak-gerak gelisah. Lalu sejurus kemudian dia bangkit berdiri untuk keseratus kalinya. Seolah dia ingin menemukan pintu menghilang kemana saja.
Aku menghela napas dan meraih tangan lembutnya, menahannya. Nadira meremang kaget dan menatapku. Sorot panik itu lagi. Meskipun kesal, aku berusaha tenang.
"Mau kemana lagi sih, Ra?" Tanyaku lelah. "Kamu udah bolak balik dari tempat kamu hampir seratus kali. Orang-orang bisa kira kamu beser."
Nadira menarik tangannya, tapi aku menggenggamnya kian erat. Jika dia pikir dia bisa terus menghindariku, dia salah. Aku sudah cukup memberikan waktu baginya untuk berpikir selama weekend. Jika dia memang ingin melupakan segalanya, dia bisa memulainya dengan bersikap seperti biasanya dan bukannya kabur-kaburan seperti ini.
Saat tidak bisa menemukan alasan untuk menjawabku, dia kembali duduk ke tempatnya. Aku membawa kursiku mendekatinya, menatapnya, tapi dia menghindariku. Aku mengelus tangannya pelan dengan ibu jariku.
"Kamu bilang kamu mau melupakannya dan bersikap seperti biasanya," mulaiku, merubah strategiku. Aku tidak akan pernah berhasil jika dia bersikap seperti ini. "Then do it. Kamu bisa lupakan malam it--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Couple
ChickLitNadira Maglevi Suteja dan Alexander Sakala Gotama adalah dua sahabat yang sudah seperti pacar. Sampai satu kesalahan di Jumat malam terjadi, mereka tidur bersama. Nadira menganggapnya kesalahan. Tapi Sakala justru menggunakan kesempatan itu untuk me...