"Hinata, Kau kah itu?" Pria itu begitu antusias melihat sosok yang dilihatnya, buru-buru berdiri untuk menghampiri.
"Tunggu Hinata tunggu, jangan pergi!" Teriak Pria itu dan berlari berusaha mengejar. "Hinata, tolong berhenti, Aku mohon ...." Pria i...
Naruto (c) Masashi Kishimoto Story (c) v-zrin8 Rate: T
• • Happy Reading
••
Seorang Pria tengah duduk disebuah kursi panjang dengan tatapan matanya yang kosong. Pancaran sinar matanya telah redup dan menghilang setelah semua yang dialaminya.
Hampir setiap harinya Pria itu hanya diam menatap pintu gerbang di depannya, seolah mengharapkan seseorang datang menemuinya.
"Hinata, Kau kah itu?" Pria itu begitu antusias melihat sosok yang dilihatnya, buru-buru berdiri untuk menghampiri.
"Tunggu Hinata tunggu, jangan pergi!" Teriak Pria itu dan berlari berusaha mengejar. "Hinata, tolong berhenti, Aku mohon ...." Pria itu diam bersimpuh menangis sejadinya di depan pintu gerbang yang selama ini Dia ratapi. Wanita itu telah menghilang entah kemana.
"Hinata! Maafkan Aku, jangan pergi!" Teriak lagi Pria itu, menangis tersedu-sedu.
"Naruto ...." lirih seorang Wanita memanggil, berjalan menghampiri lalu memeluknya. "Kenapa berteriak seperti itu, Nak?"
"Ibu tidak melihatnya? Tadi ada Hinata disana Bu!" Wanita itu mengikuti arah tunjuk Putranya.
Wanita adalah Kushina, Ibu dari Putranya yang bernama Naruto. Putra kesayangannya itu terpuruk dan banyak melamun setelah semua masalah yang menerpanya. Kehilangan semangat hidup, kehilangan arah untuk terus melanjutkan kehidupan.
Kushina hanya bisa menangis melihat Putranya yang semakin hari semakin menyedihkan, apa yang terjadi kepada Putranya adalah akibat dari perbuatannya juga.
"Kau hanya salah lihat Sayang." Kushina mengelus lembut kepala Naruto. "Ayo masuk, Kita menunggunya didalam saja ya ...." Bujuk Kushina yang disetujui oleh Naruto.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kushina membelai halus rambut putranya yang tengah tidur terlelap diatas pangkuannya. Merasa iba melihat Putranya dalam keadaan yang hancur, bahkan tubuhnya yang ikut menderita. Selalu berpikir 'Andai saja waktu dapat diulang,' maka semua kepiluan ini tidak akan pernah terjadi.
Bagaimanapun, Kushina ikut andil dalam hal yang terjadi terhadap kehidupan Naruto. Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika dengan mencampuri dan mengatur kehidupan Putranya akan berdampak seperti ini.
"Kushina, sudahlah jangan terus menyalahkan dirimu seperti itu," ucap Minato, Suami dari Kushina. "Kita tidak bisa menyalahkan takdir yang sudah terjadi, anggap saja ini hukuman untuk Kita yang angkuh."
"Kenapa harus Naruto yang menjadi korbannya, Minato? Kenapa tidak Aku saja?" Kushina menangis sesenggukan. "Harusnya Tuhan menghukumku, bukan Putraku!"
"Ini hukuman untuk Kita semua, Kita harus memperbaiki diri mulai sekarang. Semoga Tuhan akan mengampuni dan memberikan jalan terbaik." ucap Minato yang diaminkan Kushina.
