3. Without You

601 82 3
                                    

Naruto (c) Masashi Kishimoto
Story (c) v-zrin8
Rate: T



Happy Reading

••

Kushina masih duduk terdiam di kursi, memperhatikan Putranya yang malang. Minato datang dengan segera setelah Kushina menelepon dalam perjalanan menuju rumah Naruto.

"Dia masih tak sadarkan diri?" Tanya Minato yang melihat Naruto masih terkapar.

"Mungkin efek dari obat penenang yang membuatnya jadi tertidur." Kushina mengelus lembut Putranya. "Kasihan sekali Kau, Nak ...."

Ting Nong ....

Minato bergegas menghampiri pintu dan melihat ada seorang gadis yang tengah berdiri disana. "Maaf, mencari seseorang?" Tanya Minato pada intinya. Minato tau, rumah ini sering kosong dan tak mungkin ada orang yang berkunjung.

"Aku Ayame, sahabat Hinata." Jawabnya lembut. "Rumah ini biasanya kosong, akan tetapi tadi ada Naruto yang keluar dari dalam rumah."

"Kau mengenal Putraku?"

"Aku hanya tau karena sering diceritakan Hinata, Aku bertemu Naruto mungkin hanya 2-3 kali saja." Ucap Ayame sembari menggaruk kepalanya berpikir. "Aku bergegas kembali ke rumah untuk mengambil pesan Hinata untuk Naruto, jadi bolehkah Aku menemui Naruto?

Minato tampak diam berpikir, sepertinya Dia harus mendengarkan gadis didepannya untuk bercerita. "Masuklah ...." Kemudian Ayame masuk kedalam rumah.

Ayame melihat sosok yang dikenalnya adalah Naruto tengah tertidur lelap. "Apa Dia tertidur?"

"Iya, lebih tepatnya tertidur karena obat penenang." Jawab Minato sendu. "Lalu, pesan apa yang ingin Kau berikan kepada Putraku?"

"Apa sebelumnya Anda tau jika Putra Anda ini selingkuh?" Tanya Ayame dengan wajah datarnya.

"Maksudmu? Apa saja yang Kau ketahui mengenai hubungan Putraku?" Tanya Kushina yang tersulut emosi.

"Sudah kuduga, kalian pasti tau." Ucap Ayame remeh. "Apa kalian tak memikirkan perasaan Hinata? Atau setidaknya pikirkan cucu kalian yang ada didalam kandungannya? Orang tua macam apa kalian?!" Ayame mulai terpancing emosinya.

"Tutup mulutmu!" Kushina naik pitam. "Berikan pesan itu dan pergilah dari rumah ini!" Usir Kushina angkuh.

"Sudah, tenang kalian." Minato mencoba menenangkan. "Bisakah Kau menceritakan apa yang Kau ketahui? Setidaknya Aku ingin tau dari sudut pandang Hinata."

"Baiklah, akan Aku ceritakan."

"Saat itu, hujan turun dengan deras dan dentuman petir begitu menggema. Tiba-tiba saja pintu rumahku diketuk seseorang dan ternyata Hinatalah orangnya. Hinata datang dengan tubuh yang basah kuyup juga wajahnya yang menangis sendu. Aku membawanya masuk kedalam rumah dan membantunya untuk membersihkan diri.

Setelah tenang, Aku memberanikan diriku untuk bertanya apa yang sudah terjadi kepadanya. Hinata perlahan mulai menceritakan semuanya dengan air mata yang tak pernah berhenti menetes.

Hinata berkata jika Dia melihat Naruto tengah bermesraan dengan seorang wanita, bercumbu mesra disebuah cafe yang letaknya tak jauh dari sini. Hinata mencoba meyakinkan diri jika itu bukan Naruto, namun setelah didekatinya ternyata benar Pria yang dilihatnya adalah suaminya yang tengah berselingkuh.

Hinata memang sudah mencurigai gelagat suaminya yang aneh 4 bulan terakhir, hanya saja Dia tetap mencoba untuk percaya jika suaminya adalah lelaki yang setia.

Dengan langkah kaki yang berat, Hinata memberanikan diri untuk menghampiri Naruto dengan selingkuhannya. Naruto terkejut bukan main ketika melihat Hinata berada di depannya dengan senyum yang dipaksakan.

Saat itu Hinata berkata, "Jika sudah bosan katakanlah, maka Aku yang mengalah. Jangan sakiti Aku dengan bermain dibelakangku, itu lebih menyakitkan." Hinata lalu pergi meninggalkan Naruto, sedangkan Naruto terdiam tak lama mengejar Hinata. Hinata berlari menghindar dan akhirnya pergi ke rumahku.

Hinata terus saja menangis sembari mengusap perutnya yang menegang, meringis kesakitan. Aku mengajaknya untuk pergi ke dokter, namun Dia menolaknya dan berkata "Bahkan jika Aku matipun Dia tidak akan memperdulikanku." Ucapnya tersenyum miris. "Kenapa nasib kehidupanku seperti ini?"

"Setelah itu, Hinata menginap dirumahmu?" Tanya Kushina yang penasaran.

"Iya, hanya menginap semalam dan yang terakhir untuk selamanya." Ucap Ayame sendu. "Selama ini Dia tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhannya karena Naruto yang mulai lupa memberikan nafkah kepadanya sejak 3 bulan terakhir." Ayame melanjutkan ceritanya.

"Aku dan Hinata sudah menjadi Sahabat sejak di panti, hanya saja nasibku lebih beruntung karena Aku diangkat menjadi anak dan pindah ke kota ini. Kami sering bertemu kembali semenjak Hinata juga pindah ke Kota ini bersama suaminya."

"Tunggu, tunggu, Naruto tak memberikan nafkah?!" Tanya Minato yang tidak percaya dengan perbuatan anaknya, Dia tidak pernah mengajarkan putranya untuk menjadi Pria tak bertanggung jawab.

"Benar, Naruto tidak pulang ke rumah hampir 3 bulan lamanya, juga setiap kali dihubungi selalu saja ditolak atau tidak bisa. Hinatak tak bisa menghubungi pihak keluarga Naruto untuk meminta bantuan, sedangkan Hinata juga tidak mau merepotkan Panti Ausahnnya. Hinata yang kebingungan meminta bantuanku untuk mendapatkan pekerjaan dan akhirnya Dia bekerja sebagai pencuci piring di sebuah cafe, tempat dimana Hinata melihat suaminya berselingkuh."

"Bagaimana bisa Putraku melakukan hal sehina ini?!" Minato menjambak rambutnya kasar. "Naruto bukanlah orang seperti itu, apa Kau berbohong?"

"Itu memang kenyataannya, Ayah." Ucap Naruto yang baru sadar.

Plak ....

"Bajingan!" Umpat Minato lalu kembali menampar Putranya untuk kedua kalinya. "Bagaimana bisa Kau melakukan hal menjijikan seperti itu?"

"Sudah Minato, sudah. Jangan sakiti Naruto." Lerai Kushina menangis.

"Diam Kau!" Tunjuk Minato kepada Kushina yamg berusaja melindungi Naruto. "Jelaskan padaku dan jangan ada yang Kau tutupi!"

"Berjanjilah untuk tidak menyalahkan orang lain, cukup salahkan saja Aku."

"Sudah ceritakan saja, Kau tau sifat Ayahmu ini, Naruto!"

"Baiklah, semuanya bermula ketika Aku berkenalan dengan seorang wanita bernama Aamber."

To be continued ....

Crazy Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang