1

18 2 1
                                    

Malam ini tepat pukul 11.56 ketiga remaja dengan pakaian hitam memakai topi serta masker itu berjalan tidak maksudnya memanjat pagar dengan sedikit tergesa. Takut takut ada yang melihat kelakuan mereka di tangah malam seperti ini.

"Chi cepet naik, nanti ada yang liat brabe walaupun gak mungkin sih"-itu Nanon berbicara pelan pada sahabatnya Chimon.

"Iya iya bentar, lagian ngapain sih malam malam ke sekolah ganggu tidur chi aja"-Chimon menjawab sembari perlahan menaiki pagar.

"Cepet woyy, gue dah gak sabar mecahin tuh misteri"-itu Pawat berteriak cukup keras karena posisinya yang lumayan jauh dari Nanon dan Chimon. Anak pemilik MSG(Mew Suppasit Grup) sangat antusias memecahkan misteri yang selama ini beredar di kalangan murid dan beberapa guru.

"Si Pawat kesambet apa dahh tiba tiba aja pengen mecahin misteri aneh ini padahal biasanya dia yang paling bodoamat"-itu Chimon, ia benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikir sahabatnya itu.

"Lo inget gak mbak Jan pacarnya Bang Sing yang kemarin lewat kelas kita, nah si Pawat gak sengaja denger kalo misteri 00.30 laboratorium tuh bisa kabulin satu permintaan kita. Dia pengen mecahin tuh misteri, apa iya bener adanya atau cuma sekedar mitos"-jawab Nanon ia berjalan mengikuti Pawat dan Chimon berada tepat di sampingnya.

"Jam berapa sekarang? "-teriak Pawat.

"Jam 00.11"-jawab Nanon.

Pawat semakin cepat berjalan, Nanon dan Chimon hanya bisa menghela nafas. Ia benar-benar malas hanya saja ia tak ingin sahabatnya kenapa kenapa.

"Aelah si pawat ada ada aja, Chi sampe bohong ke Bunda gegara si Pawat. Kalo ketahuan bisa bisa Chi di buang ke sungai  citarum "-Chimon menggerutu sembari menambah kecepatan jalannya.

"Udahlah sekali doang "-timpal Nanon.

"Nanon ngebela Pawat mulu" Nanon hanya tersenyum.

"Lo juga biasanya hiperaktif, tapi lihat sekarang kek orang anemia gada energinya "

"Fyuhhh"

Mereka bertiga berjalan menaiki tangga menuju laboratorium, laboratorium yang berada di lantai tiga dan mereka baru sampai di lantai dua. Ketiganya kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya sampai tepat di depan laboratorium tersebut.

"Hah nyampe juga, belom jam 00.30 kan? "-ucap Pawat memastikan.

"Belom, bentar lagi "-itu Chimon karna Nanon sibuk mengamati sekitar entahlah ia merasakan aura kurang enak di sekitarnya.

"Paw, jangan di lanjutin ya gue dah ngerasa ada hal yang gak enak disini"-Nanon angkat suara sembari menatap Pawat cemas.

"Gapapa lagian udah setangah jalan kan"-ucap Pawat dan mulai masuk ke ruangan tersebut, Nanon menarik tangan Chimon untuk tidak masuk namun Chimon menepisnya dan mengikuti Pawat ke dalam ruangan tersebut. Nanon mau tak mau ia juga ikutan masuk dan benar saja aura di dalam semakin tidak enak. Nanon benar-benar khawatir sekarang.

"Nah udah waktunya Paw"-ucap Chimon.

Pawat yang mendengar itu mulai mengepalkan tangannya dan memanjatkan permintaan yang Chimon dan Nanon saja tidak mengetahui isinya. Tiba tiba angin bertiup kencang padahal tak ada jendela yang terbuka. Mereka semua terkejut terlebih Nanon yang mulai mengeluarkan keringat dingin didahinya.

"What the f-"-itu Chimon sedikit berteriak.

"Paw ayo cepet kita pulang gue beneran gak tahan"-Nanon berbicara dengan kencang. Ia sudah benar-benar mual. Namun Pawat seperti seorang yang kehilangan jiwanya ia terdiam membuat Nanon dan Chimon saling berpandangan keduanya mengerutkan alis tanda bingung dengan temannya itu.

00:30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang