✨Cinderella?

9 2 0
                                    

Apa kabar semua??
Semoga masih sehat dan berada dalam lindungan Allah Ya...

Oke part selanjutnya muncul...

***

Sudah lama aku tak mampir ke Andonesy Cafe. Suasananya yang sederhana, menunya spektakuler dan pelayanan yang ramah, membuat tempat ini menjadi destinasi favorit bulananku.

Sembari menikmati angin bersilir semilir, berbekal lantunan musik "Kucinta Umi, Kucinta Abi," pikiranku menerawang nostalgia saat duduk di bangku Sekolah Dasar. "Ah, seru ya masa kecil itu," kataku dalam hati mengingat rentetan kisah jenaka yang kualami.

Saat berusia sebelas tahun, aku masih bisa bermain sepuasnya dan bertingkah seenaknya.
Berbeda dengan sekarang, seluruh waktuku kuhabiskan untuk kuliah. Hanya satu hari aku bebas, Minggu.

Duku, aku itu gesit. Selalu ada cara untuk permasalahan yang ada. Pernah aku memecahkan piring bakso kantin sekolah. Semua kaget, mata mereka tertuju padaku.

masih boleh bayar kemudian. Cukup bermodal raut wajah chibiku, tangan bersimpuh di bawah dagu sambil bilang "Boleh Bu Ranti ya...." Aku sudah bisa menenteng satu bungkus Mie Caluek dengan segelas teh dingin tanpa harus membayar dulu. Aku jadi teringat masa Abi belum bisa membiayai penuh uang administrasi sekolahku. Duh, Aku jadi terharu. Hanya Bu Ranti yang memahami kondisi piluku saat itu. Aku tak tahu kabarnya terkini. Semoga saja beliau selalu berada dalam lindungan ilahi dan dimudahkan segala urusannya. "Aamiin Ya Allah," do'aku dalam hati.

Kala itu, teman-teman paling sering memanggil orang lain bukan dengan namanya. Entah itu nama samaran atau bahkan nama ayahnya.

Kalau kelas sebelah memanggilku "Ustazah". Kakak kelas menyapaku "Cinderella." Berbeda dengan teman sekelas, mereka malah memanggilku "nenek sihir". Uh, lumayan lega ketimbang orang lain dipanggil dengan nama Ayahnya. Kurang asem banget kala itu.

Tapi sayangnya, itu semua sudah berlalu. Sosok Tasya mungil telah beranjak menjadi remaja. Tidak lagi menjadi ulat namun sudah menjelma menjadi kupu-kupu muda. Semua hanya akan tinggal kenangan.

"Pesanan sudah siap. Nih, satu Chicken Steak Sauce, Satu Pudding Custard dan dua gelas Lemon Tea dingin," ujar pemilik kafe.

Hidangan yang dinantikan tiba di meja jepara kami. Satu porsi nasi uduk dengan Steak ayam sudah di hadapan mata. Pun kudapan favorit Rahmi dengan lelehan krim coklat siap untuk disantap.
Ditambah seduhan teh berperisa lemon. Hmm... Semakin terasa kenikmatan senjanya.

Lantunan musik dari handphone masih berputar. Kali ini dengan senandung "Ya Tarim Wa Ahlaha"

"Lama ya udah gak makan pudding disini, udah hampir tiga bulan." kata teman sejurusan saat mau memulai santapan.

"Kamu sih sibuk selalu, kaya udah jadi Ibu Rumah Tangga aja." balasku dengan candaan. Kami saling berbalas senyum.

"Eh, ada hubungan apa dengan Adnan? Tadi aku lihat kalian lagi ngobrol, Lagi serius kayanya ya?" Tanyaku menggeledek.

"Oh, Tadi cuma lagi bahas masalah internal BEM kok, Adnan kan Ketua Bidang Kaderisasi. Aku anggotanya." Husnuzan ya... " jawabnya sembari membenarkan kacamatanya.

"Iya... Iya... Aku paham kok" balasku singkat.

Di sela-sela obrolan kami aku mendengar seseorang menyapa "Halo, Cinderella Chibi..," begitu yang kudengar. Memang benar.
Seorang lelaki berambut panjang melempar senyum dan menatapku dengan lama. Kami terkejut. Aku terbujur kaku karena tak biasa berhadapan dengan lelaki. Aku hanya membalasnya dengan senyuman sambil menunduk dengan penuh penasaran.

"Ya Allah, tadi siapa ya?" gumamku dalam hati. Panggilan itu mengingatkanku saat di bangku Sekolah Dasar dulu. Jangan-jangan kakak kelas lagi deh. Duh, aku ga mau dipanggil gitu lagi. Udah gede lho!

💕
Salam Hangat
Abid. F

Banda Aceh, 14 July 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan TasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang