januar

29 1 0
                                    

"jangan saling berjanji untuk tidak meninggalkan, cukup saling berjanji untuk saling mempertahankan"

begitu kutipan yang safa baca dari timeline Twitter nya. Seketika, pikiran nya terlintas pada hubungan yang akhir akhir ini tidaklah baik.

Hubungan dengan laki laki yang ia temui dua tahun lalu, setelah konser Sheila on seven. Entah, bagaimana bisa safa menjalin hubungan dengan januar sampai sejauh ini.

Berkat jake, teman sekaligus tetangga nya ini iseng mencomblangkan dirinya dengan januar, sehingga akhirnya januar berhasil menaruh hati untuk safa. Ya walaupun jake sedikit tidak percaya, bahwa ternyata teman nya itu bisa menyukai perempuan. Karna selama jake bersahabat dengan januar, ia belum pernah menemui tanda tanda januar tertarik dengan kaum hawa. Bahkan januar tidak banyak berbicara tentang dunia perempuan, sangat berbanding terbalik dengan diri nya. Maka dari itu, jake sempat mengira kalau januar ini semacam gay.

Jake pernah bilang "makanya gue iseng comblangin lo sama januar, gue takut kalau januar beneran suka laki laki, terus dia suka sama gue. Amit amit"

Safa tersenyum, hati nya menghangat saat mengingat momen momen konyol itu. Rasanya ia sangat bahagia dan selalu tertawa, tidak seperti sekarang.

Seperti angin,

ada tapi tidak terlihat.




"Saf" suara berat laki laki membuyarkan lamunan safa, ia menghampiri safa yang tengah duduk di depan ruang uks, bersama kotak p3k di sampingnya.

safa tersenyum tipis, ia menarik lengan laki laki itu dan menepuk bangku di sebelahnya, menyuruh januar untuk duduk tepat di samping dirinya.

"Sakit nggak?" Tanya safa membuka topik pembicaraan, jemari nya sibuk membuka obat merah yang ia tuangkan ke atas kapas, lalu perlahan menempelkan nya di wajah tampan milik pacar nya. Januar hanya diam, ia tidak menjawab apa apa.

Safa menghela nafas nya, ia sudah terbiasa dengan januar yang super cuek, januar yang tidak akan pernah bisa untuk selalu terbuka dengan safa. Ia hanya pura pura tidak tahu, tapi faktanya safa selalu tahu apapun tentang januar. Seperti hari ini misalnya, safa tau bahwa januar bertengkar dengan jake di kelas nya, dengan permasalahan jake meledek naila murahan. Sehingga januar tidak terima dan berakhir menghantam sahabatnya sendiri.

Naila, teman sekelas januar yang menjadi salah satu penyebab kenapa Januar berubah.

Semenjak awal kelas 12, safa sudah banyak melihat perubahan dari januar. Terutama dalam soal perhatian. Safa sangat paham jika Januar adalah sosok yang dingin dan cenderung cuek, tapi safa merasa hal ini berbeda. Januar terasa jauh dan asing.

"Aku kaya ngomong sama makhluk halus" cibir safa yang kini tengah membuka kertas plaster, untuk membalut goresan yang ada di dahi januar.

Januar meringis pelan, "sakit" kata nya menjauhkan sedikit kepala nya ke belakang.

Jagoan ini memang beda, terlihat sangar di depan orang banyak. Tapi di depan safa, januar tetap lah januar. Laki laki yang terkadang menggemaskan dan terkadang juga menyebalkan.

"Makanya enggak usah banyak tingkah!" safa menekan sengaja plester yang sudah menempel di dahi januar, sehingga membuat laki laki di depannya meringis lebih keras.

"Makasih" ucap Januar memandang safa yang sedang memasukan barang barang tadi ke tempat nya. Safa menganguk, sambil tersenyum seperti biasanya.

Januar mengelus pucuk kepala safa, tangan nya yang lembut mengusap rambut hitam sebahu milik perempuan itu.

"Maaf" lirih januar menatap netra hitam milik safa, pandangan nya mengartikan banyak penyesalan dan juga kecemasan. Safa meraih lengan januar yang sedang mengusap kepala nya itu, lalu ia menggengamnya.

Januari • Jay Park EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang