"Subhanallah. Cantiknya ukhtiku. Udah cantik, solehah, berjilbab lagi, idaman banget."
Manoban mengelus dadanya yang bergemuruh. Matanya tidak lepas dari sosok wanita berjilbab keluar dari Masjid dengan memeluk mukena. Namun wanita itu terlihat kebingungan.
"Heh brandalan. Ngapain lu kesini? Hus hus pergi pergi.. jangan ngotorin masjid!"
Jennie mendengar abinya berteriak lantas melihat Manoban. Pria rambut acak-acakan, kaos robek sebelah di sertai tato, celana robek di lutut tidak memakai sandal berdiri.
Manoban memelototi orang yang berteriak padanya. Lantas orang berpeci putih yang sering di sebut pak haji itu mengambil pemukul bedug berniat melempar benda tersebut ke kepala Manoban.
Tapi sebelum itu Manoban sudah lari kucar kacir.Dia mengumpat sambil mengutuk pak haji. Namun ia tersenyum dengan apa yang di genggamnya. Yaitu sebuah sandal milik wanita idamannya yang baru seminggu lalu pulang dari pesantren.
Sementara pemilik sendal yang bernama Jennie masih celingak-celinguk di depan masjid mencari sendalnya yang hilang sebelah.
"Cari apa neng? Ayok pulang." Ucap orang berpeci putih. Pak haji.
"Ini abi.. sandal J hilang sebelah." Jawab Jennie hanya memperlihatkan sandal kanannya. Sedangkan entah dimana sandal kirinya berada. Tiba-tiba hilang.
"Mang ujang. Bisa pinjam sendalnya dulu? Ini putri saya sendalnya gak ada sebelah." Ucap abinya Jennie ke marbot masjid.
"Siap pak haji." Jawab mang Ujang si marbot masjid langsung membawa sandal jepit miliknya ke depan pak haji Dragon beserta putrinya yang cantik.
Pak haji Dragon mengambil satu lembar uang merah di dompetnya lalu di berikan ke mang Ujang yang malu-malu menerimanya.
"Masukin ke kotak amal. Tadi gue lupa." Ucap pak haji Dragon.
'Kirain buat saya.. ergggh dasar pak haji kurang mabrur.' Mang Ujang membatin sambil menerima salembar uang tersebut.
"Ayok neng." Ajak pak haji Dragon ke putrinya yang terpaksa memakai sandal jepit ukuran 47 milik marbot masjid.
"Abi. Ikhwan tadi itu siapa? Kok abi galak banget sama dia?" Tanya Jennie di perjalanan pulang.
"Oh itu si brandal kampung. Pantes emang anak itu abi galakin. Suka rusuh, tawuran, mabuk-mabukan, pokoknya meresahkan." Jawab pak haji Dragon.
Mendengar jawaban tersebut Jennie hanya mengangguk tidak berani bertanya lagi tentang pria yang tadi di lihatnya.
Malam pun tiba. Manoban sedang menyisir rambut. Membenarkan kembali kemeja putih yang ia kenakan. Meluruskan lagi celana hitamnya dan mengelap sepatu hitamnya agar lebih kinclong.
"Mau lamar kerja dimana woy? Malem-malem emang ada yang buka lowongan?" komentar satu temannya yang kebingungan melihat Manoban malam-malam memakai pakaian hitam putih khas orang mau melamar pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naksir anak pak haji (complete)
FanfictionUsaha tidak akan menghianati hasil. Jenlisa is real. Nana bucinnya Nini 🥰 ¹⁵ july ²⁰²¹