4, kembalinya si brandal

1.6K 291 4
                                    

Satu tahun kemudian.

"Sendalnya udah bersih pak haji. Mengkilap."

Pak haji Dragon diam memperhatikan Manoban. Brandal yang sudah satu tahun tidak di lihatnya.
Kini brandal itu berada di depannya serta kembali menunjuk sendal slop milik pak haji Dragon sambil tersenyum tulus.

Pak haji Dragon melihat Manoban dari atas sampai bawah masih terlihat sama seakan tidak ada yang berubah.
Pria brandal itu masih memakai pakaian compang-camping dan masih belum bisa di bilang pantas bersanding dengan putrinya. Ia pun mengacuhkan Manoban.
Namun Manoban mengikutinya di belakang sambil celingak-celinguk memperhatikan kampungnya yang tidak banyak berubah.

"Tuh kandang sapi masih disana aja." Gumam Manoban melihat kandang sapi yang masih berada di tempat yang sama saat ia pergi dulu.

"Eh ternyata rumah pak haji masih disini. Kirain udah pindah ke langit, hehe.." ucap Manoban. Terkekeh kaku sambil menggaruk pantat. Kebiasaan.

"Ngapain lu ngikutin gue?" Sewot pak haji Dragon.

"rumah saya di gembok pak haji, saya gak bisa masuk, kan kunci rumah saya titipin ke pak haji" ucap Manoban, ia kadang mencuri pandang ke arah dalam rumah pak haji Dragon, kali aja ia melihat Jennie.

"ohh, rumah lu ?, rumah lu gak sengaja gue jual" ucap pak haji Dragon lalu masuk ke rumah membiarkan Manoban yang ternganga karna kaget.

"rumah gue di jual ?, hiks, pak haji sadis banget" ucap Manoban

Ia hampir menangis, tapi saat pintu rumah pak haji Dragon terbuka ia pun menghapus air matanya dengan tangan lalu ia bilaskan ke rambut merapihkannya sebentar, ia tersenyum lebar ke arah Jennie yang berjalan menunduk menghampirinya.

"hai neng Jennie, calon istri ekhem, neng mau apa ?, langsung nikah ?, oke abang siap" ucap Manoban ceria

"emm, ini kunci rumah kamu" ucap Jennie sambil memberikan kunci rumah milik Manoban

"eh abang terima ya, syukur deh gak jadi di jual ama mertua hehe" ucap Manoban menerima kuncinya, tangannya yang gatal mencoba menyubit pipi Jennie namun Jennie menghindar

"gemes deh masih malu-malu aja, biasa aja neng, santuy, namanya juga bicara ama calon imam-"

"pulang lu !!, makin gak tau diri lu kalau trus ada di mari" bentak pak haji Dragon sudah memegang sapu yang siap memukuli Manoban.

Baru di gertak begitu saja Manoban sudah lari kucar-kacir.

"abi ih, galak banget si ?, kasian tau dia" ucap Jennie ke abinya, ia kasihan melihat Manoban lari ketakutan tadi.

"kirain brandal itu pulang kesini bawa mobil, tapi pakeannya aja masih kayak brandal, gimana abi restuin hubungan kalian, udahlah pokoknya abi gak mau kamu nikah sama brandal itu, mending nikah sama si Ucup" ucap pak haji Dragon

"abi rela kalau Jennie jadi istri kelima si ucup itu ?, ih naudzubillah deh"

"ya tapi kan si ucup itu kaya raya, kehidupan kamu terjamin, gak kaya si Manoban yang brandal miskin itu, satu taun ngilang, balik tetep aja gak bawa apa-apa" ucap pak haji Dragon, ia pergi ke kamar dan tak mau berdebat lagi dengan putri kesayangannya.

'yang sabar ya kamu' Jennie membatin untuk Manoban

.........

"alhamdulillah ada donatur yang mau renovasi masjid kita pak haji" ucap mang Ujang ke pak haji Dragon

"baik banget orang itu, emang iya sih masjid kita emang perlu perbaikan" ucap pak haji Dragon

Mata pak haji Dragon menyipit sinis melihat Manoban sudah di atap masjid, sepertinya Manoban jadi kuli masjid ini, ia menghela nafas berfikir tak mungkin mempercayakan putrinya pada Manoban, bisa-bisa hidup putrinya melarat nanti.

Sementara di atap masjid sana, Manoban dengan sigap berkerja sama dengan warga lain untuk memperbaiki genteng dan plafon masjid lalu menggantinya dengan yang baru.
Ia kadang mengelap wajahnya yang kucel oleh debu.

"kubahnya perlu di ganti kagak ya ?,di ganti ama yang bentukannya mirip peci pak haji gitu, biar aestetik" fikir Manoban sambil bertolak pinggang memperhatikan kubah masjid yang agak miring tersebut.

.........

Jam menunjuk pukul 12 siang, semua warga mendadak keluar rumah, mereka terhenyak oleh suara adzan dari masjid, suara adzan yang terdengar sangat merdu, tanpa sadar mereka berjalan ke arah masjid agar mengetahui siapa yang adzan semerdu itu.

"merdu banget umi suara adzannya, kira kira siapa yang adzan ya ?" tanya Jennie ke uminya, ia terkesima dengan suara adzan yang di dengarnya merdu sekali.

"kita liat yuk, umi juga penasaran, siapa sih yang adzan semerdu ini, biasanya kan yang adzan mang Ujang si suara cempreng" ucap bu hajah Somi, ia antusias keluar rumah tak peduli Jennie yang tertinggal.

Manoban menghela nafas setelah menyelesaikan doa setelah adzan, ia memutar tubuhnya dan terkejut melihat masjid sudah penuh oleh jamaah, termasuk jamaah wanita, sepertinya semua warga ke masjid untuk salat berjamaah.

"eh silahkan pak haji jadi imam" ucap Manoban mempersilahkan pak haji Dragon menjadi imam, namun pak haji Dragon diam di tempatnya.

"adzan merdu doang, tapi gak bisa jadi imam kan ?" ucap pak haji Dragon membuat Manoban tertantang

"baik pak haji, semua rapihkan dan rapatkan saf, jangan sampai ada jarak tempat untuk setan" ucap Manoban jelas

Manoban terhenyak saat mendengar pak haji Dragon komat, ia menghela nafas yakin lalu mulai membaca niat, dan untuk pertama kalinya ia di percaya menjadi imam, syukur tak ada bacaan dan gerakan yang salah, termasuk doa setelah salat pun ia lancar menghafalnya.

"yah maaf pak haji, saya gak sempet bersihin sendal pak haji" ucap Manoban menyesal, ia tidak bisa bubar duluan karena harus membaca doa panjang yang antusias di amini para jamaah.

Pak haji Dragon tersenyum lalu merangkul bahu Manoban, ia membawa Manoban melangkah bersamanya, membuat Manoban sangat senang sampai tak sadar ia sudah di depan rumah pak haji Dragon.

"duduk" ucap pak haji Dragon

Manoban mengangguk lalu duduk di bangku teras rumah pak haji Dragon, tadinya ia celingak celinguk gak jelas, tapi raut wajahnya berubah serius saat Jennie sang calon istri idaman datang membawakan dua gelas kopi untuknya dan pastinya untuk pak haji Dragon juga.

"terimakasih calon istri" ucap Manoban tersenyum senang dan Jennie hanya mengangguk dan kembali masuk rumah.

Tak lama kemudian pak haji Dragon menghampiri Manoban lagi, ia menyeruput kopi buatan putrinya sebelum memulai pembicaraan.

"gue salut sama perkembangan lu, tapi gue masih belum yakin buat ngelepasin Jennie sama lu, keliatannya lu belum punya kerjaan yang tetap, gue sebagai orang tua takut kalau nanti anak gue sengsara, jadi sebelum lu mikir mau ngelamar anak gue lagi, coba lu fikirin gimana cara lu buat ngasih makan anak gue dan ngejamin kebutuhan anak gue nanti" jelas pak haji Dragon

Manoban kali ini hanya diam, ia segan untuk menjawab, sedangkan di dalam rumah sana Jennie sangat menunggu jawaban Manoban, namun sayang Jennie hanya mendengar kata pamit dari Manoban.

Naksir anak pak haji (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang