Antarkan aku ke bandara

16 5 10
                                    

Tante Susi menyeruput teh hangatnya, majalah kesayangan masih berada di tangannya.

Husodo mendekati tantenya karena belum mandi, Ia duduk anak tanggga paling kedua agar lebih dekat dengan Tante Susi.

"Tante,.!
"Iya..ayo mandi di kamar mandi atas karena yang bawah di pakai si Tuti mencuci baju!".

Husodo tak beranjak juga dia justru makin mendekati tantenya.

"Tante, aku mau tanya nih !".
"Lho, kamu masih disitu tho? Mau tanya apa?".

"Tante, saya sudah 5 hari disini kok belum pernah melihat ayahnya Dino?
Tanya Husodo hati-hati takut dicurigai.

Tante Susi menutup majalahnya. Ditatap keponakan yang sangat Ia sayangi dengan wajah berubah murung.

"Husodo, kalau kamu jadi laki-laki dan sudah berkekuarga harus bisa berlaku tegas, bijaksana dalam mengatasi masalah rumah tangganya.
Dan siap mengambil resiko. Contohlah om kamu, Om Suryo ! Tante tiba- tiba memberi nasehat.

"Tante, apa hubungannya dengan pertanyaan saya tadi? Husodo bertanya dengan nada bingung.

"Tante tahu nama tetangga depan rumah kita itu?

"Tante tidak tahu, Tante biasa memanggil dengan sebutan 'Mama Dino' saja.

Padahal tante sudah kenal lama. Mama Dino juga sering curhat ke tante.

Ayah Dino kerja di luar kota, pulangnya seminggu sekali kadang nggak tentu.

"Ada apa Husodo sepertinya kamu penasaran?

"Tidak Tan, cuma namanya tetangga biar kenal kalau ketemu bisa menyapa".

Husodo menjawab datar menutupi maksud hatinya.

Melihat tatapan mata tante Susi penuh selidik, Husodo segera berpamitan untuk ke kamar mandi.

Dalam hatinya Husodo ingin mengorek lebih jauh tentang kehidupan Mariyana selama ini.
Sejuta pikiran berkecamuk di dalam hatinya membuat hatinya kembali resah.
**

Sabtu sore, ketika Husodo tengah menyirami bunga di teras rumah tantenya.

Sebuah mobil Grand Livina melintas di depan rumahnya dan berhenti di depan rumah Mariyana.

Begitu pintu mobil dibuka muncul wajah lelaki setengah baya, berpotongan rambut setengah botak dengan tubuh kecil tinggi dan kulit putih bersih mirip kaum China

Lelaki itu menoleh pada Husodo memberi salam sebelum membuka pintu pagar.

Husodo mengangguk sambil tersenyum tipis.

Husodo bergegas masuk ke dalam rumah.
"Ada tamu di rumah Dino, dia langsung masuk saja !".

"Hush ! Itu ayahnya Dino Tante tadi mengintip dari balik jendela.

"Hah, jadi itu ayahnya Dino suaminya Yana? Suara Husodo kaget.

"Apa Husodo, suaminya siapa kamu bilang?

"Ups! Tidak tante, salah lihat aku kira suami temanku". Husodo berlalu sambil nyengir kuda.

"Hei, mandi sana ! Pagi- pagi sudah ngajak tante ngrumpi.

Cepetan ya Tante minta anter belanja ke super market!"

"Baik, Tante...!".
Husodo tak bisa berhenti  memikirkan Yana kekasih hatinya. Kenapa dia mau menikah dengan lelaki berumur, apakah karena lelaki itu kaya? Apakah Yana sudah berubah menjadi cewek matre' ? Tapi kenapa penampilan Yana tetap sederhana?
Husodo terbelenggu dengan-dengan pertanyaan yang tak bisa iya jawab sendiri. Hatinya menahan sejuta gundah gulana.
**

Bersambung...

Antarkan Aku Ke BandaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang