•Chapter 3

40 12 2
                                    

JDUAR!

Suara bantingan pintu kamar Nara membuat sipemilik kamar jadi terbangun dengan tidak elitnya.
Sedangkan pelaku yang membuat keributan hanya tertawa tanpa akhlak.

"Hanjiii!! Kenapaaa, engkau membangunkanku wahai kau, sungguh tegaaaa!" teriak Nara yang histeris karna dibangunkan oleh suara bantingan pintu Hanji.

"Ehe, jadi gini Nara-chan kita sebulan lagi akan mengadakan ekspedisi luar dindinggg, yawww!"

"AAPA?! huwaaaa aku ga sabarrr!!! Huwaaaa, aku boleh kan ikut? Boleh kan? Boleh kan?!" teriak Nara makin histeris membuat pria cebol nan suram disebelah kamarnya terbangun dan menghampiri kedua orang yang membuat kebisingan itu.

"Tch, oi kalian diamlah!" peringat si cebol sambil menatap kesal Hanji dan Nara.

"Nah, jadi Nara tadi aku udah mohon-mohon sama Erwin supaya kamu sama William ikut Ekspedisi bulan depan!" teriak Hanji tanpa menggubris peringat Levi tadi.

"AKHHH!!! HANJIII KAULAH YANG TERBAIK!!!" kali ini giliran Nara yang berteriak sambil memeluk Hanji membuat tubuh Hanji hampir oleng jika tidak mungkin mereka akan jatuh ke lantai.

"WAAAHHH, KITA AKAN MELIHAT TITAN-TITAN YANG LUCU ITUUUU!!!" Hanji membalas pelukan Nara dengan erat.

Levi yang masih ada diambang pintu hanya bisa menatap jijik dan geli. Dengan kesal ia memisahkan Hanji dan Nara lalu, membawa Hanji keluar dari kamar Nara. Jika mereka kembali dipersatukan seperti tadi mungkin markas Pasukan Pengintai akan berisik sekali.

Setelah Levi menyingkirkan Hanji, Levi kembali masuk ke kamar itu, ia menatap Nara yang menepuk-nepuk pipinya yang chubby.

"Oi, brat se-senang itukah kau dengan ekspedisi luar dinding?" tanya Levi menatap Nara dengan tatapan Datar.

"Tentu, aku tak sabar ingin membunuh titan-titan bugil itu, cebol!" jawab Nara dengan semangat menggebu.

"Hoho, aku suka semangatmu untuk cepat mati."

"Eleh-eleh si cebol ngomong teh jangan cem gitu, kata bunda ga baik, nanti masuk neraka jalur prestasi lho! Tapi, supaya aku tidak cepat mati, maka dari itu cebol mari, latih aku!!! Aku harus lebih kuat!!" selepas mengucapkan kalimat itu dengan penuh semangat Nara menarik tangan Levi menuju lapangan untuk latihan.

Bara yang baru keluar kamar menatap bingung Nara yang menarik Levi dengan semangat mengebu-gebu.

Levi yang ditarik tangannya menarik kurva tipis dibibir, ia tersenyum kecil melihat tekad besar yang dimiliki oleh Nara.

Bara mengikuti Nara dan Levi dan menonton latihan itu, tampak kekhawatirannya pada Nara ia khawatir bukankah tadi pagi saat latihan pungungnya sakit? Apa pungungnya sudsh sembuh? Mengedikan bahu, Bara lebih memilih bertemu Erwin diruang kerjanya hendak menanyakan sesuatu.

Tok tok tok

Bara mengetuk pintu ruang kerja Erwin menandakan dia ada keperluan dengan si alis ulat sagu itu. Erwin yang ada didalam menyilahkan Bara untuk masuk.

"Jadi, ada perlu apa William?" tanya Erwin menghentikan tangannya yang sibuk mengerjakan berkas-berkas menumpuk dimeja.

"Saya ingin bertanya, danchou."

"Ah, silahkan."

"Apa anda mengenal keluarga Reigan?" tanya Bara dengan wajah datar.

Erwin terkejut mendengar apa yang ditanyakan lelaki berambut Coklat itu.

"Aku tidak tahu keluarga Reigan tapi, aku merasa familiar dengan nama itu memangnya ada apa, William?"

"Tidak, tidak ada saya pikir anda tahu... Tapi, apakah anda pernah mendengar nama keluarga Brotosanjaya?" tanya Bara lagi, sebenarnya dia ragu membawa nama Brotosanjaya oh ayolah, nama itu kan Indonesia mungkin mereka akan sangat asing dengan nama itu.

"Bro... Apa?"

"Brotosanjaya, tuan." Bara sebenarnya mengutuk dirinya sendiri menanyakan nama keluarganya yang hanya dikenal oleh orang Indonesia terutama yang disekitaran pulau Jawa.

"Itu... Nama keluarga tuan Robert dan nyonya Liliana kan?" sebenarnya Erwin sangat terkejut tatkala Bara menyebut nama 'Brotosanjaya' yang sudah lama menghilang itu.

Mata Bara membola karna nama kedua orang tua Nara disebut.

"A-anda tahu nama kedua orang tua Nara darimana?" Erwin yang mendengar kalimat 'kedua orang tua Nara' hanya bisa membeku ditempat.

"Dan... Nama Brotosanjaya tak seharusnya dikenal disini bukankah nama itu akan sangat aneh bagi kalian?" Bara terus bertanya karna tak digubris Erwin yang masih shock.

"Aku tidak tahu jika mereka berdua adalah orang tua Nara, dan memang nama keluarga itu terdengar aneh tapi, para penduduk mengenal baik keluarga itu karna sifat ramah mereka." Erwin menjelaskan setelah bangkit dari rasa shock.

"Bisa anda jelaskan lebih rinci dengan keluarga itu?" tanya Bara lagi.

"Keluarga itu adalah keluarga yang melawan keras otoritas kerajaan, namun mereka tak bisa dilawan dikarenakan mereka sangat disegani, dihormati rakyat. Jadi, se-apapun usaha pemerintah tak akan berhasil, secara pribadi keluarga itu berjasa bagiku keluarga itulah yang mendukung ayahku dulunya untuk mengungkap rahasia dibalik dinding dan setelah ayahku meninggal keluarga suami-istri Brotosanjaya itu yang memberi dukungan moral bagiku. Hingga suatu ketika kedua suami-istri Brotosanjaya menghilang begitu saja kupikir mereka telah dibunuh kerajaan.. Nah, William bagaimana kabar kedua suami-istri Brotosanjaya itu?"

"Meninggal. Saat Nara berusia 10 tahun." jawab Bara membuat suasana menjadi canggung.

"Ah, pasti berat ya..."

"Ya.. Begitulah baik hanya itu yang ingin saya tanyakan, danchou."

"Tunggu, William aku ingin kau saat ekspedisi luar dinding besok ikut ke squad Mike, dan beritahu Nara dia ada disquad Levi."

"Baik, danchou, saya pamit undur diri." Bara pergi meninggalkan ruangan kerja Erwin dengan gelisah dan tanda tanya besar dikepalanya.

Sesampainya Bara dikamarnya dia menatap dua pedang yang ia pegang saat baru masuk kedunia ini. Lalu mengambil dua pedang itu dan membersihkannya dengan kain.

Tiba-tiba tangan Bara yang terus membersihkan pedang itu terhenti.

"Tunggu, ini ditahun berapa?"

______________________________________

Yoo! Minna
Saya up nya suka random.
Karna sekarang saya lagi rajin.
Saya berusaha ngejar sampe chap 10, hehe.

Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa vote and comment!

Saya terima kritik dan sarannya!

Bubai~


AMERTA || Attack On TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang