•Chapter 2

49 13 0
                                    

"Jadi, siapa kalian?" suara penuh waspada itu dengan mata biru safir indah dan tenang menatap dua orang yang ia intrograsi.

"..."

Sedangkan, dua orang yang ia intrograsi tetap diam, Nara diam karna tak kuasa berhadapan dengan kharisma si pemilik mata safir, sedangkan Bara diam karna sibuk mencari jawaban dari pertanyaan itu.

"Kami dari masa depan.." suara Bara yang berat dengan menghancurkan keheningan ruangan komandan pasukan pengintai.

"Iya, kami dari masa depan yang berisi teknologi-teknologi tinggi." kali ini Nara yang berbicara dengan tatapan berbinar menatap Erwin dan Levi.

"Tch, apa bisa kami memercayai kalian?" tanya si cebol nan suram bernama Levi.

"Eleh-eleh si cebol ga percayaan amat dah jadi human! Nih ku kasih nah, biar kau seneng!" jawab Nara sambil mengacungkan handphonenya yang menyala dengan gambar Gojo Satoru disana.

"I-itu apa?!" tanya Hanji yang histeris kayak liat setumpuk emas diujung pelangi.

"Ini namanya handphone kakaq. Ini bisa ambil foto, video, rekaman." sahut Nara kembali menjelaskan kegunaan handphone sambil memberikannya pada Hanji.

Hanji mengambilnya dengan tangan gemetar dan mata berbinar kayak dapet pusaka turun temurun keluarga. Sedangkan Levi mukanya datar tapi tampak ada keterkejutan dimatanya, Mike terkejut dan hampir jatuh karna Hanji menekan tombol musik rock kepunyaan Nara. Erwin terkejut tapi mukanya tampak tenang.

Bara menatap Nara dengan yang berbinar-binar menatap Levi yang mukanya datar tapi ganteng itu.

"Nama saya William Reigan ini Nara Edelwise Reigan."

"Tapi, mengapa gadis itu memanggilmu Bara?" tanya Mike kepo dan waspada.

"Karna itu panggilan masa kecil saya, tuan." sahut Bara sambil menatap datar Mike.

"Jadi, apa keputusannya, Erwin?" tanya suara berat, datar si cebol suram.

"IZINKAN KAMI MASUK PASUKAN PENGINTAIIII!!!!!" teriak Nara penuh semangat membungkam mulut Erwin yang tadi ingin berbicara.

"Diamlah, gaki."

Erwin menatap Nara dengan senyum tipis, ia suka semangat gadis itu, dan ia juga melihat tekad besar sang gadis. Dia 100% yakin bahwa sang gadis bukanlah penyusup tapi, dia harus tetap waspada bukan?

Untuk membuktikan jika mereka bukan penyusup atau pengkhianat dia harus mengawasi mereka berdua.
Maka Erwin pun memutuskan pilihannya...

"Baik, ku terima kau menjadi anggota pasukan pengintai, tapi apakah kau bisa bela diri sebelumnya?"

"BISAAA!! AKU DAN SEPUPUKU INI BELAJAR BELA DIRI DIDUNIA KAMI NAMANYA TAEKWONDO DAN KARATE!!" jawab gadis itu dengan teriakan semangat.

"Bagus, besok kalian bisa mulai latihan bersama Levi dan Mike."

"Erwin mengapa harus aku?" tanya Mike dengan keterkejutan.

"Karna kau dan Levi yang paling kuat, nah Nara dan William istirahatlah dan Hanji bawa mereka kekamarnya masing-masing."

Nara, Bara, dan Hanji berjalan menuju kamar mereka Hanji dan Nara terus bercerocos tiada henti membuat Bara terdiam dan menutup telinganya rapat-rapat.

Setelah Hanji menunjukkan kamar mereka Bara masuk ke kamar Nara sambil melotot karna Nara membuat keputusan begitu saja tanpa menggubris Bara.

"Ya, maap tadi spontan aku teriak gitu, Bara." ucap Nara sambil memainkan jarinya takut menatap Bara yang melotot marah.

AMERTA || Attack On TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang