•Chapter 7

49 8 6
                                    

Selamat membaca, fufufu~

______________________________________

Mentari tersenyum malu-malu menatap sang Bumi beserta isinya. Malu mengapa Bumi begitu menawan setiap dia baru saja datang menyapa sang Bumi. Sama seperti gadis bernama Nara Edelwise Reigan ini netranya menatap Levi dengan rona-rona merah dimuka, netranya dia alihkan merasa tak pantas menatap terlalu lama si cebol suram itu.

"Bocah, apa kau sudah puas menatapku?" suara berat dan serak membuat netra sang gadis bergulir cepat menuju asal suara.

"Ga puas, soalnya ganteng sih..." jujur gadis itu sambil menyeringai.

"Tch!"

Gadis itu kini beranjak keluar kembali kekamar untuk mandi, selesai mandi dia pergi menuju ruang makan, langkahnya terhenti melihat Levi, satu ide muncul dikepalanya.

"Nee, Levi aku ada urusan nanti bisakah kau melatih squadku?" sambil menujukkan puppy eyes gadis itu menatap penuh harap manik Obsidian pria cebol yang hobi berwajah datar itu.

"Terserah kau bocah, jangan pergi terlalu lama."

Tanpa mengubris Levi dia berlari menuju ruang makan, sarapan langsung segera kembali kekamar mengambil jubah hitamnya, kemudia pergi keluar. Netranya bergulir menatap hiruk-pikuk pasar dihadapannya.

Namun, netranya tertumbuk pada anak berambut Blonde, hitam, dan coklat. Iya, itu Armin, Eren, Mikasa. Dia berlari mendekati mereka membuat ketiga anak itu menatap bingung gadis yang ada dihadapan mereka.

"Ohayou, kalian sedang apa? Boleh aku ikut bermain?" tanya gadis itu sambil membuka tudung kepalanya.

Eren yang tadi sedang mengobrol dengan Armin menatap manik Nara dalam, manik Emerald Eren sendiri membola mengingat wajah seorang gadis yang ia lihat dibarisan para pasukan pengintai

"Kau?" Eren bertanya dengan manik Emeraldnya yang bergetar menatap sang gadis namun tatapan itu terputus tatkala wajah sanggar Mikasa menatap Nara yang bingung dengan respon yang Eren berikan.

"Siapa kau?" tanya dingin Mikasa dengan wajah datar yang ia berikan pada gadis bermarga Reigan itu.

"Nara Edelwise Reigan, dan kalian?" menelengkan kepala gadis itu menatap Mikasa sembari tersenyum manis.

"Mikasa Ackerman."

"Armin Arlert!"

"Eren Jaeger!"

Eren menarik tangan Nara untuk duduk disamping kirinya, lalu mengenggam tangan Mikasa untuk duduk disamping kanan, dan terakhir ia meminta Armin duduk di depannya.

Armin membuka buku yang berisi perihal dunia luar sambil membaca dengan mata berbinar ia menjelaskan, walau Nara tahu dan lebih dari tahu tentang dunia luar daripada Armin ia memilih diam.

"Armin, ini lautan iya kan?" tanya Nara sembari menunjuk gambar yang ada dibuku itu.

"Iyaa, Nara kau benar!"

"Nah kalian tahu dilautan itu terdapat garam, dan berjuta-juta jenis ikan, Udang, Lobster, Kerang bahkan luma-lumba!"

Armin membolakan matanya, Eren menatap berbinar, sedangkan Mikasa senantiasa datar merasa terancam Eren si cinta monyetnya akan diambil.

"Lobster? Udang? Kerang? Lumba-lumba? Makhluk-makhluk macam apa itu?!" teriak Eren denga tidak elit.

"Shh... Eren diam nanti orang lain dengar!" tegur Armin lembut pada Eren yang terlalu bersemangat.

"Itu adalah makhluk-makhluk yang ada di lautan, bukan hanya itu diluar sana ada Selat, Teluk, Palung, dan kalian bahkan bisa mencapai atas langit. Apa kalian tahu bahwa tempat yang kita diami bernama Bumi punya kerabat-kerabat lain? Bahkan kalian bisa mencari Alien diluar angkasa kalau kalian sultan yang lagi gabut."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMERTA || Attack On TitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang