END

2K 328 31
                                    

Kim Dokja terus menatap Yoo Jonghyuk seolah-olah mengira dia akan meninjunya atau sesuatu seperti itu. Yoo Jonghyuk memutuskan untuk mengabaikannya, namun dia tetap menggenggam erat pria itu. Masih ada kemungkinan yang amat tinggi bahwa dia akan mencoba melarikan diri.

Bahkan melalui lapisan kain putih bajunya, dia bisa merasakan kerangka tulang pergelangan tangannya, tajam serta halus dan begitu kurus. Kim Dokja mungkin telah menghabiskan banyak koin demi buff, tetapi itu tidaklah membantu jika dia tidak makan.

Semburan kemarahan yang stabil muncul dalam diri Yoo Jonghyuk dengan lebih banyak panas dari yang dia duga. Pria ini — bajingan idiot ini — begitu perhatian pada orang lain. Kenapa dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri sekali saja?

"Bahkan jika ini bukan karena Uriel, dia sedang mengalami masa kejayaan saat ini."

"Kim Dokja. Diamlah."

suasana berubah hening lagi.

Yoo Jonghyuk harusnya tahu untuk menyadari bahwa itu tidak akan bertahan lama.

"Jonghyuk-ah," suara Kim Dokja berubah menggoda dengan menjijikkan. Yoo Jonghyuk mengerutkan kening atas nada licik yang lain. Ini jelas merupakan masalah. "mungkin itu kesepuluh kalinya hari ini kau menyuruhku diam. Kasar sekali. Mengapa kau nggak bisa sedikit bersikap baik kepada teman sehidup sematimu?

"Melakukan tindakan baik tidak akan menghasilkan apapun" Hardik Yoo Jonhyuk. "Jangan membuatku gila."

Kim Dokja membentuk wajah cemberut, meski ekspresinya jauh lebih halus daripada senyum sebelumnya. Lengannya menggelak lagi, tetapi dia masih terlalu menempel pada bahu Yoo Jonghyuk.

Dia tampak sangat terganggu karena upaya pelarian diri yang sia-sia, atau mungkin dia merasa tidak nyaman dengan kedekatan tubuh  mereka. Yoo Jonghyuk tidak menyalahkannya — dia tidak bisa mengingat kapan terakhir kali seseorang sedekat ini dengannya, dan tidak mengherankan jika pria itu berbagi perasaan yang sama. Pesan aneh yang datang dari para rasi bintang itu jelas membuatnya tidak lebih baik.

"kenapa kau melakukan ini? Semua orang sepertinya juga terlibat di dalamnya. "

"Aku sudah bilang. Kau perlu tidur."

"Tapi sebenarnya aku nggak butuh! Lagi pula, itu tidak penting, jadi—"

"itu masalah!" Bentak Yoo Jonghyuk, dan Kim Dokja mundur karena suasana panas yang tiba-tiba. Yoo Jonghyuk sendiri hampir melakukan hal yang sama. Sejak kapan dia meledak seperti itu?

"Aku- aku tidak berharap ada seseorang yang begitu peduli dengan jadwal tidurku." Kim Dokja berusaha menyeringai, seolah-olah dia mencoba bercanda demi keluar dari hal ini.

"Kita semua peduli."

Terutama tentangmu.

Kim Dokja terdiam.

Yoo Jonghyuk merasakan rasa malu itu muncul lagi. Dia tidak percaya dia mengatakn kita dengan begitu mudah. Dalam kehidupan masa lalunya, dia selalu berkelompok. Tapi kata kita selalu menjadi kata yang tidak berarti. Kita selalu berakhir menjadi hanya dia, satu-satunya sosok yang berjuang demi teman-temannya yang terlupakan.

Dan sekarang, dia begitu menekankan kata itu karena...karena dia ingin Kim Dokja percaya bahwa mereka semua peduli.

Kapan dia mulai merasakan seperti ini?

Mungkin dia bersikap lunak.

Tapi  dia tidak bisa menahannya, bukan? Tidak peduli seberapa banyak dia mencoba untuk menyangkal, Kim Dokja saat ini menjadi bagian penting dari hidupnya.

Knocked Out by PicklTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang