untittle part 2

1.9K 363 3
                                    

Hal Itu berlangsung selama seminggu.

Kini, semua orang tengah memperhatikan. Meski Kim Dokja saat ini terang-terangan menghindari Yoo Jonghyuk, dia tidak dapat melarikan diri dari yang lainnya, walau sudah mengupayakan yang terbaik.

Dia menghindari komentar khawatir Lee Hyunsung, desakan halus Yoo Sangah, anak-anak yang saling bertukar pandang dengan gelisah. Bahkan Han Sooyoung terlihat serius saat dia memarahinya.

saat mereka sedang menyelesaikan skenario wajahnya terlihat amat lelah. Yoo Jonghyuk bisa melihat sayapnya yang terkulai, berlumuran darah serta noda. 

Rasa lelah membebani setiap tulang dalam tubuhnya. Dia juga tidak mengatakan apapun mengenai perasaannya, yang merupakan bagian yang paling membuat frustrasi.

Lebih buruk lagi, setiap kali orang lain mencoba menunjukkannya, dia akan melarikan diri lagi.

Sisanya semua memiliki reaksi yang berbeda.

Anak-anak terlihat sedih, sedangkan Jung Heewon kelihatan mulai geram. Sesekali, tinjunya terlihat, seolah bersiap untuk mengayunkannya pada seseorang.

Yoo Jonghyuk cukup akrab dengan ekspresi seriusnya; dia bahkan sering berpikir untuk menonjok kim dokja dengan tangannya sendiri.

Pada Akhirnya, ketika sudah jelas bahwa Kim Dokja tidak akan tidur begitu saja layaknya orang normal lainnnya, para anggota kelompok mengadakan pertemuan darurat informal.

"Apakah dia sedang bersama dengan anak-anak?" Han Sooyoung melirik ke arah lorong sebelum menutup pintu ruang rapat.

Dia berbalik ke arah kelompok itu, mengeluarkan lolipop dari mulutnya. "Baiklah. Sekarang, aku yakin kita semua paham mengapa semua orang ada di sini?"

Ruangan itu kini meledak oleh keributan.

"Ahjussi bodoh itu! Dia pucat sekali, dia semakin jelek dari hari ke hari—"

" — tahu nggak, apa yang dia katakan padaku pada salah satu skenario saat aku mencoba memarahinya karena terlalu sering bekerja? 'Jangan cuma mengkhawatirkan diriku, Heewon-ssi. Kau juga harus menjaga dirimu sendiri!'"

"—berdiri di sekitarnya sepanjang waktu selama skenario, dia terlihat seperti mau pingsan dan jatuh dari tengah langit—"

"—kalau dia tidak terus mencoba kabur setiap kali kita membicarakan ini—"

"—sangat mengkhawatirkan, apa dia bahkan pernah makan?"

Han Sooyoung mengangkat tangannya, dan semua orang terdiam melihat sikap tenangnya yang terlihat tidak seperti biasanya.

Setelah semua orang di ruangan itu tenang atas masukannya, dia membentuk telapak tangannya menjadi tinju di atas meja dengan keras.

"Bajingan itu! Seandainya dia membiarkan kita membantunya, alih-alih membuat kita menarik rambut karena khawatir! Orang macam apa yang cukup bodoh untuk mengabaikan kebutuhan dasar semacam tidur?"

Kim Dokja, itulah orangnya.

Yoo Jonghyuk mengambil kesempatan untuk berbicara. "Kita perlu menjadikan kesehatannya sebagai prioritas utama sekarang."

Semua orang mengangguk setuju.

"Mencoba ngomong dengannya tentang hal itu sepertinya tidak membantu," renung Yoo Sangah. "Mungkin kita harus mencoba sesuatu yang lebih keras..."

Terkadang, Yoo Jonghyuk lupa betapa brutalnya wanita berkepala dingin itu.

Jung Heewon tampak tidak masalah dengan sarannya. "Sempurna, kita hanya perlu membuatnya tak sadarkan diri."

Ruangan kembali sunyi. Bahkan Lee Hyunsung, yang sangat menentang kekerasan yang tidak perlu, tidak memprotes.

Han Sooyoung mengisap permen lolipopnya dengan fokus.

"Beritahu aku ..." dia memulai perlahan, "berapa banyak dari kalian yang berpikir untuk membuat Kim Dokja tak sadarkan diri  demi membuatnya beristirahat?"

Tanpa ragu, setiap orang dalam ruangan itu diam-diam mengangkat tangan mereka.

Ada suara gemeretak saat Han Sooyoung menggigit permen lolipopnya.

"Baiklah kalau begitu."

Terlepas dari upaya terbaik mereka, Kim Dokja masih menolak untuk tidur.

Dia menjadi semakin bagus dalam melepaskan diri dari cengkeraman mereka, yang harusnya tidak mungkin dilakukan mengingat tubuhnya yang kelelahan dan sering menguap (yang membuatnya semakin buruk dalam hal bersembunyi).

Bahkan para rasi bintang telah mulai mensponsori koin kepada siapa saja yang bahkan akan mencoba mengangkat topik tersebut.

Dia masih menjauhkan diri dari Yoo Jonghyuk, yang hanya menyaksikan dari ujung saat pria itu(Kim Dokja), merosot lemah yang disebabkan oleh pekerjaannya, masih fokus bergumam pada dirinya sendiri serta tidak ada kegiatan yang lebih bijak.

Dia tidak dapat menemukannya di mana pun dalam Kompleks pada malam hari.

Tidak peduli metode pasif-agresif apa pun yang digunakan oleh orang lain padanya (beberapa orang lebih agresif daripada yang lain), Kim Dokja menepisnya dengan senyuman yang semakin hari semakin berbahaya.

Tidak peduli berapa banyak sogokan yang ditawarkan oleh orang lain, berapa pun banyaknya skenario yang mereka selesaikan, betapa lelahnya dia setiap hari, dia tidak pernah berhenti.

Jadi mereka terpaksa mendengarkan rencananya yang konyol, mengikutinya ke dalam pertarungan bodoh, karena jika mereka mencoba menghentikannya, siapa yang tahu seberapa buruk dia akan berulah?

Setidaknya dengan cara ini, dia punya orang-orang di sisinya yang mampu melindunginya.

Memanfaatkan anak-anak juga tidak mampu meyakinkan Kim Dokja untuk tidur.

"Aku akan beristirahat nanti, Yoosung-ah," dia mengacak-acak rambut gadis kecil yang sedang cemberut itu. "Aku hanya perlu memeriksa ulang info skenario ini sekali lagi."

Dengan latar belakang, Yoo Sangah dan Lee Hyunsung buru-buru menarik Jung Heewon kembali dari mengangkat pedang latihan kayunya.



Knocked Out by PicklTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang