2 (END)

228 34 3
                                    

.
.

6 bulan penuh Nathan dan teman-temannya berlatih untuk persiapan debut. Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi mereka. Nathan terpilih sebagai center dan visual bagi grupnya. Ya, harus diakui bahwa Nathan itu sangat tampan.

Ditengah kesibukan nya setiap hari, Nathan selalu menyempatkan dirinya untuk menemui Jean 2 minggu sekali. Namun, untuk 2 minggu terakhir ini ia belum menemui Jean. Ia berencana memberi sedikit kejutan untuk sahabatnya itu di hari bersejarah mereka. 23 April, ulang tahun Jean dan hari debut Nathan.

Besok. Hari itu akan segera tiba. Nathan sudah menyiapkan tiket di tempat paling depan untuk Jean. Dia tidak sabar melihat wajah manis sahabatnya dari atas panggung. Jean pasti akan sangat bangga padanya.

Ringg ringg

Smartphone Nathan berdering. Dia berdecak. Siapa sih orang gabut yang menelpon orang lain di jam 2 pagi.

Kak David

Nathan dengan terburu menerima panggilan itu. Pasti tentang Jean, pikirnya.

"Halo, Kak", sapa Nathan.

"Nath, Jean di ICU", David berucap pelan.

Nathan panik. Tanpa menjawab perkataan David, buru-buru dia ambil jaket yang tergantung di samping ranjangnya dan bergegas keluar dari dorm nya.

Nathan berlari di lorong rumah sakit yang sudah sepi. Sampai di pintu ruang ICU, ia melihat mama Jean yang sedang dirangkul oleh suaminya dan David yang menunduk di bangku tunggu. Nathan ikut duduk dan berdoa untuk keselamatan Jean.

Tuhan, tolong aku kali ini. Tolong selamatkan Jean, jangan dulu ambil dia. Kumohon, ucapnya dalam hati.

Lampu ruang ICU berubah menjadi hijau 5 menit kemudian, menandakan dokter sudah selesai menangani pasien. Semua yg berada di luar ruangan itu berdiri menghampiri dokter yang keluar dari ruang ICU.

"Bagaimana keadaan anakku, dokter?" Tanya papa Jean.

"Jean sudah melewati masa kritis nya. Namun sekarang keadaannya masih sangat lemah. Kami akan memindahkan nya keruang rawat dengan segera", jelas sang dokter.

.

Jam menunjukan jam 4 pagi. Orang tua Jean sedang pulang. Diruang rawat hanya ada Nathan dan David.

"Hey, pulanglah. Kau harus menyiapkan energi untuk besok. Besok adalah hari yang panjang untukmu,  kan", titah David pada sang calon idol.

"Besok juga harinya Jean", jawab Nathan masih memandang lurus ke sahabatnya yang sedang terbaring.

David tidak menjawab lagi, dia juga sedang kalut saat ini. Ucapan dokter beberapa saat lalu membuat semuanya tak rela jauh dari Jean barang semenit.

.

"Kami sudah tidak bisa memberikan harapan lebih untuk Jean. Tubuhnya sudah diambang batas. Kita hanya bisa pasrah dan meminta keajaiban pada Tuhan", ucapan dokter yang membuat mama Jean semakin histeris, hingga akhirnya papa Jean memutuskan untuk membawanya pulang terlebih dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang