Chapter 10

463 51 4
                                    

Jungkook menutup pintu mobilnya dan berlari kecil memasuki rumah, dari bibirnya keluar beratus umpatan kekesalan. Bagaimana tidak? 1 jam lagi dia memiliki meeting penting namun berkas yang menjadi ladang uangnya tersebut malah tertinggal.

Cukup heran dengan suasana yang sepi ketika melewati pintu masuk, biasanya Yerim sudah siap menyambutnya begitu mendengar suara mobilnya. Mungkin istri mungilnya itu sedang tidur di kamar? Mendengkus geli, dengan tidak sabaran dia menaiki satu-persatu tangga.

Sepanjang langkah ponselnya terus berdering, dia mengabaikannya, tahu bahwa itu hanya panggilan berisik dari Jung Jaehyun yang panik karena ketidak beradaannya di tempat.

"Yer-" Jungkook menelan perkataannya begitu melihat keadaan kamar yang rapih. Merengut, pria itu mulai mengecek closet dan kamar mandi, namun nihil. Dia tidak menemukan sosok Jeon Yerim dimana pun.

Ponselnya kembali berdering, seketika dia kembali mengingat tujuannya kembali pulang, mengambil berkas. Dengan begitu, langkahnya berbelok ke pintu yang menghubungkan ke ruang kerjanya. Tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk menemukan berkas tersebut. Ketika berbalik, matanya terpaku menatap tampilan layar sedang yang menampilkan rekaman cctv, berkas ditangannya terjatuh begitu saja. Disana, Yerim menatapnya ah- cctv dengan keadaan yang kacau.

Berlari seperti kesetanan, Jungkook memacu kakinya ke ruangan tersebut. Sesampainya diruangan meeting, dia menekan tombol mungil di bawah sisi meja yang khusus diaturkan untuknya. Bunyi krek dari atas meja membuatnya menyiapkan lengan kirinya untuk mengakses keamanan diruangan tersebut. Setelah system keamanan terbuka, muncul sebuah hologram sedang diatas meja, jarinya dengan lincah mengotak-atik disana untuk menonaktifkan keamanan.

Tiba-tiba lampu yang tadinya temaram menjadi terang benderang, tanpa membuang waktu kakinya kembali berlari ke ruangan yang dia pastikan menyimpan sosok istrinya didalam sana.

Suara langkah kaki yang terhentak cepat dan keras terdengar.

Yerim menahan keseimbangannya yang semakin memburuk. Dia masih tidak berani bergerak seincipun. Rasa sakit dikakinya mulai memburuk, dia yakin walau tidak mengenai tulang tapi dagingnya terkoyak disana. Wajahnya sudah basah, dia tidak yakin masih bisa berdiri tegak, yang dia takutkan adalah akan ada panah lainnya yang akan melesat entah ke bagian tubuh mana lagi jika dia bergerak.

"Yerim!"

Yerim menahan ledakan tangisnya mendengar suara itu, tapi itu tidak bertahan lama ketika tubuhnya mulai oleng dan Jungkook menangkapnya tepat waktu.

Jungkook merubah posisi Yerim dengan hati-hati menghadapnya.

Tanpa aba-aba lengan Yerim melingkat dilehernya.

"S-sa-kit" rintihan itu terdengar tanpa hanti oleh Jungkook.

Diangkatnya tubuh lemah itu dalam gendongannya. "Ssstt.., aku disini, sekarang kita obati lukanya, okay?"

Tidak ada jawaban yang pasti, hanya segukan yang terdengar makin jelas.

Begitu melewati ruang santai satu pelayan melihat keduanya dengan terkejut dan takut, tanpa diperintah dia dengan kepanikannya menelpon dokter pribadi Jungkook untuk datang.

"JEON JUNGKOOK!" Teriakan menggelegar yang memanggil si tuan rumah dengan tak sopan bergema diruangan utama.

"Shit! Kemana si keparat itu?!" dan juga tambahan umpatan.

Kaki jenjang berbalut celana bahan dan sepatu hitam mengkilat yang terlihat mahal itu menghentak dengan keras dilantai. Seluruh ruangan umum telah dia periksa lengkap dengan teriakan super membahananya.

Jika semua ruangan tidak ditemukan sosok Jungkook, maka hanya satu ruangan dimana pria yang merangkap sebagai boss dan sahabatnya itu bersembunyi disana.

For You [JungRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang