Chapter 5

745 95 0
                                    


Hari- hari yang Yerim lewati bersama dengan Jungkook ternyata begitu menyenangkan walau waktu Jungkook akan lebih banyak terpakai untuk pekerjaannya.

Yerim sendiri mengisi waktu dengan menulis novel di salah satu aplikasi menulis popular, memang masih sedikit readers yang membaca, namun jika Yerim menulis semua itu karena hobi akan terasa lain, setiap kali mengupload satu bagian dari cerita karangangannya maka dadanya akan mengembang menyenangkan karena berhasil melepas beban di kepalanya.

Cerita yang Yerim tulis kebanyakan bergenre fantasy dengan peran dirinya sendiri dan Jungkook yang tentu saja tidak di ketahui readers.

Jungkook sendiri membantu Yerim dalam banyak hal dalam menulis, termasuk salah satu sceen di atas 17+ yang akan di tulisnya. Intinya yang Yerim tulis di sana adalah khayalan yang di bumbui dengan keromantisan dan pengalaman nyatanya.

Yerim tersentak kaget saat hidungnya di kecup, mendongak ke atas. Yerim segera mematikan laptopnya dan berhambur kedalam pelukan Jungkook.

“Astaga, kau membuatku kaget.” ucap Yerim kesal, tangannya menarik dasi Jungkook dengan kejam, tidak perduli dengan teriakan kesakitan Jungkook yang dia tahu hanya kepura-puraan. Setelah puas, Yerim melepaskan dasi Jungkook dan kembali bergelanyut manja di tangan kekar suaminya.

Jungkook terkekeh, mengangkat tubuh Yerim dan membaringkannya di atas kasur. Wajah yang tiap hari bertambah cantik di matanya itu dia kecupi hingga kikikan geli terdengar.

“Bagaimana kabarnya?” tanya Jungkook setelah Yerim memintanya berhenti.

Yerim tesenyum penuh arti. “Tanyakan sendiri.”

Jungkook tersenyum. Tangannya menyingkap gaun panjang Yerim hingga sebatas paha dan memasukkan kepalanya ke dalam sana.

Yerim merapatkan kakinya, apa lagi saat Jungkook dengan sengaja menggodanya dengan menjilati paha kirinya. “Jungkook.” tegurnya, kepala Jungkook menjadi korban pukulan yeri akibat ulah jahilnya tersebut.

“Hai kids.” Jungkook menciumi tiap jengkal perut bawah Yerim, yang mana di dalamnya terdapat buah cinta mereka yang tengah tumbuh. “Bagaimana kabar kalian? Apa kalian bersikap baik pada Mommy saat Daddy tidak ada?”

Dada Yerim selalu menghangat di moment seperti ini, di elusnya kepala Jungkook. “Kami tidak nakal pada Mommy, Dad.” Yerim mengambil alih dalam menjawab dengan suara yang di buat seperti anak kecil.

Jungkook memeluk pinggang Yerim dengan kepala yang masih berada di dalam gaun Yerim. “Aku ingin mereka cepat lahir.”
Yerim memutar bola matanya jengah, “Mereka belum bisa lahir di bulan ketiga Daddy.”

Ya, benar sekali. 2 bulan yang lalu Yerim dinyatakan hamil saat keduanya selesai berbulan madu. Ketika keduanya memeriksakan kandungan Yerim ke spesialis kandungan, kejutan tak terduga datang, ternyata ada 2 janin yang bersemayam dengan nyaman di dalam rahim Yerim.

Tawa Jungkook meledak, kepalanya menyembul keluar, menatap Yerim dengan penuh cinta. “Aku ingin kalian baik-baik saja.”

“Kami akan baik-baik saja.” ujar Yerim tenang walau sebagian hatinya menjadi resah saat Jungkook berucap seperti itu.

Entah kenapa, kalimat itu berdampak sangat buruk untuk dicerna oleh otaknya.

.

Yerim merasa tubuhnya di lempar dengan kuat, ia membuka matanya dan merintih saat rasa sakit menghujam seluruh tubuhnya, terutama perutnya. Yerim mencoba berdiri tapi rasa sakit itu semakin meremukkan tubuhnya, beberapa detik kemudian Yerim merasa basah dibawah duduknya. Dia menunduk, matanya menatap ngeri pada genangan merah di bawah tubuhnya yang semakin melebar, dan rasa sakit itu semakin menjadi.

For You [JungRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang