Chapter 7

637 78 0
                                    


Yerim merasa seperti sebongkah batu besar baru saja berhasil menghantam kepalanya, raut tidak percaya Yerim berikan kepada Jungkook. “Ada apa denganmu?” teriak Yerim ketakutan, tubuhnya bergetar karena shock hebat.

Yerim menggeleng, "K-kau pasti bercanda, kan?" lirihnya masih berusaha untuk tersenyum tapi itu tidak bertahan lama setelah dia menatap mata Jungkook.

Tatapan mata Jungkook saat ini begitu asing bagi Yerim. Yerim memutar tubuhnya membelakangi Jungkook, mengambil nafas sejenak untuk menenangkan dirinya sendiri kemudian kembali menghadap Jungkook. Bagaikan patung, posisi Pria itu tidak berubah seinci-pun.

“Astaga..” Yerim memijat pelipisnya sendiri saat salah satu bagian di sana berdenyut nyeri. “Aku senang akhirnya kau sadar. Jika kau marah karena aku memaksamu berangkat kerja sebe-“

“Aku bertanya siapa dirimu.” potong Jungkook, rahangnya mengetat mendengar ucapan Yerim yang sama sekali tidak pernah diingatnya.

Yerim terkesiap, bahunya melengos mendengar ucapan Jungkook. “Aku Yerim.” ucapnya kemudian.

Jungkook menatap Yeri dengan dahi yang berkerut. “Jadi kau istriku?”

Yerim mengangguk lemas, entah kenapa sekarang tubuhnya terasa goyah. Yerim berpegang pada pinggir ranjang, sebagian dirinya merasa hampa karena kehilangan di tambah dengan sikap Jungkook yang aneh ini.

Jungkook memperhatikan Yerim yang terlihat lebih pucat dari sebelum dia bersuara. “Kau sakit?”

Yerim mendongak lalu tersenyum manis. “Aku baik-baik saja.” Yerim langsung berbalik, dan keluar dengan pintu yang tertutup begitu keras.

“Apa lagi ini kak?” Yerim melemparkan dirinya ke dalam pelukan Taehyung, memukul dada yang berbalut kemeja dongker itu bertubi- tubi. Taehyung membawa Yerim untuk duduk ketika pukulan itu mulai melemah.

“Jungkook mengalami amnesia pasca benturan di kepala yang dialaminya, sebagian ingatan dia lupakan. Jika dia tidak mengingatmu maka moment kalian sebelumnya juga dia lupakan.”

Yerim terdiam mendengar itu, entah kenapa dia ingin bayinya masih berada di tubuhnya, dia merasa sendirian. Yerim membutuhkan sebuah tumpuan untuk menghadapi ini semua. “Bisa suntik mati aku saja?” ucap Yerim mulai melantur.

Taehyung mengelus punggung Yerim dan tetap mengukung Yerim dalam pelukannya walau Yerim memberontak.

“Taehyung, sepertinya lebih baik kamu bawa Yerim pergi dulu.” saran Egi.
Taehyung mengangguk, dan membawa Yerim ikut pergi bersamanya.

Ketika mereka kembali ke Rumah Sakit, lobi terlihat sepi. Yerim menyuruh Taehyung pulang dengan paksa karena hari hampir menjelang malam. Dengan berat hari Taehyung mengabulkannya.

Yerim membuka pintu dengan pelan, melihat mata Jungkook yang terpejam membuat Yerim lega. Dengan perlahan karena tidak mau membangunkan Jungkook, Yeri berjalan mendekat ke sisi ranjang Jungkook dan duduk di kursi di samping ranjang.

“Pulihlah dengan cepat. Aku tidak ingin kau lupakan, mereka pasti juga.” bisiknya pelan, matanya berair mengingat malaikat-malaikat kecilnya, sebelum air matanya menetes Yerim segera menyekanya. Di kecupnya pelan dahi dan bibir Jungkook lalu merebahkan dirinya di ranjang queen size di sebelah ranjang rawat Jungkook.

Dia berbaring miring ke kanan, menatap tirai putih yang menjadi penghalang antara dirinya dan Jungkook. Memorinya memutar ulang reaksi pertama Jungkook melihatnya setelah mengalami tidur yang panjang.

"Amnesia." gumamnya pada diri sendiri. Setitik kekhawatiran muncul, Bagaimana jika Jungkook tidak bisa mengingatnya lagi?

.
.

For You [JungRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang