Heaven Array Sect

14 1 0
                                    

*Happy reading*

Bocah itu tertegun mematung melihat peristiwa nahas yang telah menimpa sektenya.

Shen Jun melihat bangunan-bangunan yang sebelumnya berdiri kokoh kini telah hancur dan ada pula yang terbakar.

Jalanan yang sebelumnya ramai oleh hiruk pikuk anggata sekte telah hening, bergantikan tubuh-tubuh kaku bersimbah darah dalam berbagai kondisi mengenaskan tergeletak di mana-mana.

Ada dari mereka yang terbaring dengan salah satu atau lebih bagian tubuh telah berpisah dari tubuhnya. Terdapat pula tubuh yang tergeletak dengan kepala telah hilang entah ke mana. Ada yang tubuhnya telah terbelah menjadi dua.

Lebih mengenaskan dari itu semua, ada yang tubuhnya telah hancur sepenuhnya dan tinggal menyisakan bubur daging sehingga tidak dapat dikenali lagi.  Mereka semua dalam kondisi yang sama, yaitu tidak bernyawa.

Shen Jun mematung dalam waktu yang cukup lama, ia masih berusaha mencerna situasi ini di dalam otak kecilnya. Setelah beberapa saat berlalu, bocah itu akhirnya mendapatkan kesadarannya kembali.

Shen Jun menangis keras, menghampiri satu-persatu jasad orang yang masih dikenalinya.

Ketika ia menghampiri mereka, Shen Jun akan memanggil namanya dan menggoyangkan badan mereka, berharap akan ada yang membuka suara untuknya. Namun, semua yang dilakukannya sia-sia, tidak ada satu pun yang menyahutinya.

Ia terus berjalan di tengah tangisannya itu menelusuri jalan menuju pusat di mana bangunan paling megah sebelumnya berada.

Ketika tiba di tempat itu, Shen Jun hanya menemukan reruntuhan. Ia segera mencari orang yang sangat ingin dilihatnya saat ini, yaitu ibu, ayah, dan juga adiknya.

Namun, pencarian bocah itu hanya berakhir nihil, ia tidak dapat menemukan mereka atau setidaknya jasadnya. Lebih tepatnya, Shen Jun tidak dapat menemukan satu pun orang yang mempunyai posisi tinggi di sekte bersama keluarganya.

Bocah itu tidak lekas putus asa. Ia terus melanjutkan pencariannya hingga Shen Jun melihat seseorang yang sangat dikenalinya, berbaring tak bernyawa dengan luka tusukan tepat di jantungnya.

“Bibi Xia, Bibi Xia, bagun! Kenapa kalian semua seperti ini? Mana ayah dan ibu Jun? Jangan tinggalkan Shen Jun, Jun sendirian...”

Tangisan bocah itu semakin menjadi ketika mendapati Bibi Xia yang merupakan pelayan di rumahnya dulu, sekaligus orang yang selalu merawat dia selain ibunya telah tiada.

Shen Jun terus menangis selama berjam-jam. Ia hampir tertidur karena kehabisan tenaga dan air mata, tetapi tiba-tiba terdengar suara tangisan anak perempuan di sertai teriakan minta tolong, membuat matanya kembali menyala.

Suara itu sangat familier bagi Shen Jun. Itu adalah suara yang selalu mengisi hari-harinya sebelumnya, suara adik yang sangat dia cari sedari tadi!

Shen Jun mengusap air matanya dan bangkit mencari sumber suara tersebut.

“Qian’er, apa itu kau? Kau di mana Qian’er? Ini aku kakakmu, Shen Jun!” Teriaknya dengan penuh semangat.

“Kakak? Tolong, kak! Aku kesakitan. Aku di bawah sini.” Suara lemah Shen Qian terdengar memanggil Shen Jun dari arah salah satu reruntuhan bangunan.

“Tunggu kakak, Qian’er. Kakak akan segera menolongmu.” Shen Jun berlari ke arah bangunan itu dan menyingkirkan bekas reruntuhan bangunan sekuat tenaganya.

Setelah berusaha selama beberapa waktu, akhirnya Shen Jun dapat melihat anak perempuan berusia 5 tahun. Dia adalah adiknya, Shen Qian, yang tengah tertindih oleh salah satu pelayan rumahnya juga.

Pelayan yang tampak terluka parah itu tampak menahan reruntuhan bangunan agar tidak menimpa Shen Qian. Dia tampaknya menyembunyikan Shen Qian di bawah tubuhnya, setelah sesuatu yang menimpa sektenya terjadi karena menyadari kondisi Shen Qian.

Shen Qian sejak lahir mempunyai penyakit aneh yang membuat tubuhnya sangat lemah, tetapi orang-orang di Heaven Array Sect tidak dapat mengetahui tentang jenis penyakit apa yang dideritanya.

Namun, dikarenakan kondisi itu jugalah yang membuat Shen Qian tidak ditemukan oleh deteksi orang-orang penyebab Heaven Array Sect menjadi seperti ini, Shen Qian tidak dapat terdeteksi oleh Devine Sense seorang cultivator.

“Shen Qian, bagaimana kondisimu? Apa kau terluka?” Shen Jun segera membantu membebaskan Shen Qian dari tindihan pelayan penolongnya itu dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Sakit, kak.” Aduh Shen Qian.

Saat kakak beradik itu tengah sibuk dengan urusan mereka, pelayan yang tadi menindih Shen Qian perlahan-lahan sadar.

“Tuan muda Shen Jun, nona muda Shen Qian, apa itu kalian?” Tanya pelayan tersebut dengan suara yang terdengar parau.

“Paman Yuen! Syukurlah paman masih hidup. Paman, apa yang terjadi pada sekte kita? Kenapa bisa seperti ini? Ke mana ayah dan yang lainnya pergi?” Tanya Shen Jun beruntun.

Wajah lemah pelayan yang bernama Yuen itu tampak sedih, ia tampaknya sangat berat untuk mengatakannya.

“Tuan muda, sudah tidak banyak waktu yang tersisa untuk hidup hamba, tidak akan cukup untuk menceritakan semuanya, namun yang pasti tuan muda harus segera membawa nona pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Di sini sudah tidak aman lagi, mereka mungkin akan kembali lagi. Suatu hari nanti pasti tuan muda akan mengetahui semuanya....” Ucapan parau Yuen berakhir bersamaan dengan hembusan nafas terakhirnya.

“Paman Yuen!! Apa maksud paman? Mereka siapa?  Tolong jelaskan semua ini. Bangunlah paman!” Pekik Shen Jun.

Shen Jun kembali larut dalam kesedihannya. Bocah itu telah melihat terlalu banyak kejadian dan kondisi mengenaskan hari ini, membuatnya benar-benar tertekan.

Dia bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa semua ini terjadi pada dirinya, pada sektenya, pada keluarganya, serta pada orang-orang yang di sayanginya.

Tenaga dan mentalnya terlalu lelah, dia sudah tidak sanggup menanggung semuanya.

“Kakak.”

Panggilan kecil itu tiba-tiba terdengar di telinga Shen Jun. Dia berbalik dan melihat wajah lugu Shen Qian yang sedari tadi terdiam memandanginya.

Bocah itu tersadar. Dia tidak boleh menyerah sekarang, ia masih mempunyai adiknya untuk dilindunginya dan juga mencari tau apa yang terjadi. Dia harus bertambah kuat untuk melakukan itu semua. Kekuatan yang tadi sempat hilang, dirasakan Shen Jun telah terisi penuh kembali.

“Shen Qian, kita harus pergi dari sini sekarang juga. Kita harus mendengarkan apa yang dikatakan paman Yuen tadi. Suatu hari nanti ketika kita telah bertambah kuat, kita akan kembali dan mencari tahu semuanya sendiri.” Ucap Shen Jun tegas yang ditanggapi anggukan polos Shen Qian.

Dengan Shen Qian dipunggungnya, Shen Jun meninggalkan tempat itu. Mereka berdua pergi bersama ke arah hutan.

Walaupun belum mengetahui ke mana tujuan mereka, namun keduanya terus berjalan dengan tekad, dengan membawa harapan bertambah kuat dan kembali ke sini untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah menimpa sekte mereka dan siapa yang bertanggungjawab atasnya.

****

Jangan lupa komen dan vote, ya...
Klik
   ↓

Heavenly Golden DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang