#01. First meet.

1.6K 130 20
                                    

“Jen, buruan ke basecamp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jen, buruan ke basecamp. Anak geng Bancor pada serang basecamp! Katanya ketua geng nya cariin lo.”

"Oke, gue otw sekarang. Pertahanin basecamp, jangan sampe tuh tempat ancur. Urusan Bancor, biar gue yang hadapi."

Rajendra Estawara atau yang biasa dipanggil Jendra itu mengambil jaket hitam yang tergantung didekatnya, lalu dengan langkah yang terburu-buru menuju garasi dan langsung melengos pergi begitu saja setelah motor gede miliknya dinyalakan.

Mendengar suara sahabatnya melalui telepon, mungkin sekarang markas biasa tempat gang mereka berkumpul sudah hancur berantakan. Mau tak mau, Jendra harus mengebut motornya dan melanggar peraturan lalu lintas.

Sesampainya Jendra di tempat, benar saja, basecamp yang selama ini selalu menjadi tempat berpulang nya kini sudah hancur berantakan. Teman-teman gang nya yang lain pula sudah babak belur, dan tersisa satu laki-laki asing yang kemungkinan adalah ketua geng Bancor yang dibicarakan oleh Jendra dan Aryan di telepon tadi.

"Hi, Jendra." Laki-laki dengan rambut gondrong dan muka tengil nya, mendatangi Jendra yang masih shock dengan situasi di basecamp.

Tanpa aba-aba, Jendra langsung melayangkan bogeman nya kewajah tengil laki-laki yang berada dihadapannya sekarang. Nafasnya tersengal-sengal, seakan-akan oksigen tak bisa ia hirup.

Laki-laki asing itu memegangi wajah di mana Jendra memukul nya barusan, ia tersenyum kecil, "Boleh juga pukulan lo." Ujarnya.

Laki-laki itu dengan cepat memukul wajah tampan Jendra sebagai balasan karena Jendra memukul dirinya terlebih dahulu.

"BRENGSEK! MAKSUD LO APAAN HANCURIN BASECAMP YANG UDAH GUE BANGUN SUSAH PAYAH!?" Jendra lalu meluapkan emosi nya yang sudah tak tertahan kan.

"Nothing. I'm just get bored and at the same time i heard something interested about your gang." Laki-laki itu mengatakan nya dengan berbisik tepat di telinga Jendra.

Jendra mendorong tubuh yang bisa dibilang sama besarnya seperti dirinya, ia masih menampakkan wajah kesalnya kepada laki-laki itu.

"Just tell me, what the real reason you doing this, you bastard!"

"Calm down, chill, bro. Gue cuman mau, lo obatin luka gue."

"If i'm refuse?"

"You will never see your friends again."

"Fuck you." Jendra mengacungkan jari tengah nya tepat didepan si lelaki, sedangkan lelaki dengan rambut gondrong itu hanya terkekeh kecil melihat reaksi Jendra yang menurutnya ‘cute’.

Mereka berdua, —Jendra dan lelaki asing— pergi keluar dari basecamp. Mereka menelusuri jalanan, mencari tempat yang tepat untuk mengobati luka laki-laki brengsek disamping Jendra saat ini.

Break Our Rules || JINJENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang