Hal itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan Naruto tidak bisa melupakan dua hal, yang pertama pertemuannya dengan Sasuke setelah hampir 3 tahun berpisah.
Dan yang kedua, batuk hebat yang baru pertama kali dirinya alami selama hidupnya. Naruto merasa tersiksa tentu saja, namun dirinya tidak menginginkan operasi seperti yang disarankan oleh Tsunade apalagi dengan taruhan perasaannya juga akan hilang.
Dengan rasa sakit ini Naruto berharap bisa mengerti apa yang Sasuke rasakan selama ini, namun dirinya tahu bahwa dengan merasakan sakit dari penyakit ini tidak akan sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan dan dialami oleh Sasuke.
Ia menghela nafasnya dan masih menatap langit biru diluar, Tsunade dan Sakura telah meninggalkannya untuk beristirahat beberapa menit yang lalu.
Sudah dua minggu dirinya kembali tinggal di rumah sakit karena dengan tiba-tiba ia tidak sadarkan diri setelah terbatuk saat tengah berkumpul dengan teman-temannya.
Dan ya, kondisinya memburuk.
Saat setelah dirinya kembali di periksa oleh Tsunade yang mana dirinya mendapati ada tiga kelopak bunga tumbuh di paru-paru sebelah kiri.
Naruto hanya diam kala Tsunade menjelaskan tentang kondisinya yang makin memburuk, ia tidak peduli dengan kondisinya namun ia tentu tidak ingin mati sebelum berhasil membawa Sasuke pulang ke Konoha.
"Yo, Naruto."
Lamunannya buyar kala mendengar sapaan akrab seseorang, Naruto menatapnya dan tersenyum kecil. "Ero-sannin, kau sudah kembali?"
"Ya, tapi setelah ini aku akan pergi lagi." Ucap Jiraiya membuat Naruto mengernyitkan dahinya kesal, "Setidaknya kau beristirahat dahulu beberapa hari di desa."
Jiraiya tertawa, ia menepuk kepala Naruto yang mana membuatnya merengut kesal. "Baik baik, aku akan beristirahat dahulu. Bagaimana keadaanmu?"
"Cukup buruk."
Naruto kembali menatap keluar jendela, ekspresi Jiraiya berubah saat mendengar ucapan Naruto. Ia melangkahkan kakinya mendekati jendela dan menatap keluar sana, tangannya terlipat di depan dada. "Cukup buruk, ya."
"Cepatlah sembuh Naruto, teman-temanmu tidak akan senang melihatnya." Ujar Jiraiya yang dibalas tawa kecil oleh Naruto, "Ya, aku akan sembuh bagaimanapun caranya, Ero-sannin."
"Aku akan pergi meneliti dulu, jaa!"
Mendengar ucapan Jiraiya, alis Naruto berkedut pelan tidak habis pikir dengan ke mesuman Jiraiya. Ia menghela nafasnya lagi dan membaringkan tubuhnya memilih untuk beristirahat dan mulai mengambil misi lagi besok.
๑๑๑
Tim Kakashi dan yang lainnya kini tengah menjalani misi mencari jejak Sasuke setelah berita kematian Orochimaru tersebar dimana-mana.
Naruto yang dilarang pun ikut serta dalam misi kali ini, dirinya menyebar banyak bunshin untuk mencari keberadaan Sasuke yang selalu menghilang dari satu tempat ke tempat yang lain.
Ia terpisah dari tim nya dan bertemu dengan Itachi, tubuhnya dengan refleks bersiaga. "Naruto-kun."
"Uchiha Itachi? Ada yang kau inginkan?"
Itachi terdiam menatap Naruto dengan Sharingannya yang aktif. "Saat ini kau sendirian, kenapa tidak memilih untuk lari?"
"Jumlahku bisa berubah dari satu menjadi seribu." Ucap Naruto yang masih bersiaga, "Menangkapmu berarti mendapatkan kesempatan untuk melihat Sasuke lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanahaki - Sasunaru [END]
Fiksi Penggemar"Perasaan ini indah, meski menyesakkan." © 21 Juli 2021 Naruto © Masashi Kishimoto