chapter 3

237 52 1
                                    

07.26 a.m.

"Tabunganku bulan ini ditambah gajiku bulan depan ditambah bulan depannya lagi lalu-wait apakah itu asahi?" Langkah doyoung terhenti karena melihat sesosok yang persis seperti asahi sedang terlelap di bangku taman. Tanpa ragu dia pun menghampirinya.

"Asahi? Ya ampun! Asahi bangun! Apa yang kau lakukan sehingga bisa tertidur di sini? Hei! Asahi!" Doyoung menepuk pipi asahi berkali-kali tapi dia belum juga bangun. Doyoung menusuk-nusuk pipi asahi dengan jarinya, tetapi tetap tidak mau bangun.

'Aduh, bagaimana ini? Sebentar lagi masuk kelas, apa ku tinggal saja? Tapi ia hanya menggunakan sweater dan training sedangkan suhu sudah menurun drastis. Aduh tapi aku bisa terlamb-EEEH DOYOUNG BODOH INI KAN ASAHI MANA MUNGKIN AKAN KUTINGGAL?!' doyoung pun memutuskan untuk menggendong asahi dan membawanya ke rumah.

...

11.45 a.m.

Lick

Lick

Lick

"Hoaaaam." Asahi terbangun karena merasakan ada sesuatu yang basah di sekitar wajahnya.

'Anjing? Aku tidak ingat aku punya anjing' asahi melihat sekitar dan menyadari bahwa ia tidaklah berada di kamarnya. 'Di mana aku?'

"Kau ada di rumahku." tepat doyoung seperti membaca pikiran asahi. Dia datang dengan membawa sebuah nampan kecil. "Aku membuatkanmu makanan kupikir kau pasti belum sarapan jadi makanlah." Hening.

"Tenang saja itu ibuku yang memasak sebelum dia berangkat kerja. Aku hanya menghangatkannya saja." masih hening, asahi masih sibuk dengan pikirannya.

"Apa mau kusuap-"

"Kenapa aku ada di sini?" Akhirnya asahi bersuara. "Kau lupa? Tadi kau kan tewas di bangku taman, beruntung ada aku yang melihatmu kalau tidak kau bisa dirampok habis oleh preman-preman yang-"

"Kenapa tidak membangunkanku saja?"

Astaga.

Doyoung speechless.

"Kau tertidur dengan sangat pulas jadi sangat sulit untuk membangunkanmu. Kau pikir sedari tadi aku tidak berjuang untuk membangunkanmu?"

'Apa? Tidak mungkin. Masa sih aku tidak bisa dibangunkan?' Batin asahi.

"Sudahlah tidak penting, ini makanlah. Maaf kami hanya mempunyai sup rumput laut dan kimchi."

"Tidak usah. Aku pulang saja." jawab asahi ketus. "Makanlah dulu setelah itu kau ku antar pulang. Oke?"

"Tidak-"

krrrk~

Suara perut asahi yang sangat tidak bisa diajak kompromi membuat doyoung tersenyum dengan lebar melihat asahi yang sedang menahan malu.

"Tidak usah memaksakan diri seperti itu asahi. Makanlah setelah itu kuantar pulang. Bagaimana?"

Dengan sedikit enggan, dia akhirnya memakan makanan yang disediakan oleh doyoung. 'Wah, enak. Aku tidak pernah merasakan sup rumput laut seenak ini' batin asahi.

"Ini.....enak." doyoung tersenyum mendengar ucapan tulus asahi yang bahkan tidak terdengar tulus. Dia duduk menghadap asahi dan terus memperhatikannya. Asahi sedikit merasa tidak nyaman karena ditatap doyoung dengan sedikit intens.

"Kau ingin matamu ku colok pakai sumpit ya?" Ucap asahi. Doyoung sedikit terkejut dengan ucapan asahi yang agak mengerikan.. "Eits, easy bro. Aku hanya berpikir bahwa kau itu lucu dan menggemaskan itu saja." balas doyoung.

"Kau ingin benar-benar kucolok ya?" Asahi mengangkat sumpitnya. "T-tidak tapi itu kenyataan bukan? Yaa dibalik topengmu itu kau menyembunyikan sesosok yang menggemaskan dan lucu, tapi kenapa? Kenapa disembunyikan?" Asahi terdiam dan menurunkan sumpitnya.

"Bukan urusanmu." ucapan asahi membuat mereka terdiam tenggelam dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba asahi terpikir kejadian semalam. Hatinya bersikeras untuk bertanya tapi pikirannya menolak untuk bertanya. Setelah perang batin yang cukup lama akhirnya asahi memberanikan diri untuk bertanya.

"Tentang semalam... di kedai kopi. Kenapa kau bekerja di sana? Bukannya aku peduli pada mu atau bagamana ya tapi aku hanya ingin tahu." tanya asahi.

"Well, kau bisa lihat sendiri asahi. Aku bukan berasal dari keluarga kaya seperti mu. Aku bekerja untuk membantu ibuku. Meskipun dia juga bekerja dan gajinya cukup untuk membayar uang sekolah serta kehidupanku sehari-hari." Asahi menyimak.

"Tapi sebenarnya tujuan ku bekerja adalah untuk hal lain. Ada sesuatu yang sangat ingin ku beli, tapi mahal sekali. butuh berapa lama ya untuk bisa membelinya?" Doyoung tersenyum tulus kepada asahi. Asahi gelagapan dan sedikit salah tingkah. Dia menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Aku mau pulang" Ucap asahi. "Ayo ku antar. Oiya di luar suhu sedang turun jadi kemarilah" doyoung membuka lemarinya sedangkan asahi dengan berat langkah menghampiri doyoung.

"Ini pakai lah." Doyoung memakai coat-nya dan menyodorkan sebuah coat berwarna hitam kepada asahi. Tetapi asahi masih dengan mode sungkan untuk menerimanya. Tanpa pikir panjang doyoung pun memakaikan coat-nya pada asahi.

"Kau ini, di luar sangat dingin tahu. Aku tahu pakaian ku bukan pakaian mahal dan bermerk, tapi kupikir dengan ini kau tidak akan kedinginan di jalan nanti." Asahi menurut pada doyoung yang sedang memakaikannya coat, dia tertunduk. Wajahnya memerah dan pipinya memanas. Doyoung tersenyum lagi dan itu hanya akan membuat asahi semakin memerah.

"Apakah kau punya mobil atau motor?" Tanya asahi, doyoung menaikkan sebelah alisnya.

"Aku orang miskin asahi, kau tahu itu."

"Lalu bagaimana caranya kau mengantar ku?"

"Bisa, ayo!" Ucap doyoung sembari menggandeng tangan asahi.

Asahi benar-benar memerah. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus, dia merasa ada kejutan listrik saat doyoung menggandengnya dan kupu-kupu seperti menari di perutnya. 'Ini aneh, aku kenapa?' Sensasi yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.

"Lepas atau ku tendang?" Karena asahi sudah tidak tahan lagi, dia menarik paksa tangannya yang sedang digenggam doyoung.

"Wow, okay-okay. Ayo cepat nanti kita tertinggal bus"

Setelah bus datang, doyoung mengambil langkah pertama untuk masuk ke dalamnya. Sedangkan asahi? Dia masih mematung di depan pintu seperti tidak ingin masuk.

Bus? Aku tidak pernah naik bus. Bagaimana rasanya? Apakah akan membuat aku mual?' Batin asahi.

"Kau belum pernah naik bus kan? Berarti ini pengalaman pertamamu? YES!! Kujamin kau akan menyukainya. Naik bus itu tidak. seburuk yang kau pikirkan kok!"

"Tidak. Aku tidak mau." Jawab asahi ketus.

"Hei! Kenapa? Bus ini enak kok ada ac, penghangat udara, jendela, supir dan tentunya banyak tempat duduk kosong kau bisa pilih duduk dimana pun kau suka. Ayolah!!"

"Sudah kubilang aku tidak mau na -"Suara klakson menandakan bahwa bus akan segera berangkat. Doyoung pun menarik lengan asahi yang tampak masih sedang berpikir ke dalam bus. Tepat saat asahi sudah masuk, pintu tertutup dan supir bus telah menginjak pedalnya.

Asahi yang hilang keseimbangan karena gaya newton bus yang baru saja berangkat itu pun tanpa sengaja menubruk dada bidang doyoung. Saat tersadar, wajahnya kian memerah hingga ke telinganya.

Doyoung sangat gemas dengan tingkah asahi. Menurutnya, asahi saat ini sangatlah menggemaskan.

Karena tidak tahan akan tingkah lelaki depannya ini, doyoung tanpa berpikir panjang melingkarkan tangannya di sekitar tubuh asahi dan menghilangkan jarak di antara mereka. Ya, doyoung memeluknya.

for you | dosahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang