1

390 47 3
                                    

Medical romance
The seduction challenge
______________________________________________

"Ayo Nyonya Hwang anda pasti bisa," Rayu Jimin halus, "bisakah anda mencoba lagi? Demi aku?" ucapnya dengan ekspresi wajah yang selalu ia pakai saat sedang memeriksa anak berumur tujuh tahun.

"Tapi aku hampir kehabisan napas, Jimin. Bisa-bisa aku akan mati setelah meniup ini," ucap wanita itu dengan suara parau seperti habis berlari berpuluh-puluh kilo meter. "Aku tak sanggup melakukan ini."

Jimin memegang spirometri -alat untuk mengukur seberapa besar volume paru-paru-"sekarang coba lagi, ambil napas dalam-dalam dan tiuplah dengan kuat," ucapnya dengan senyum yang masih terpatri di bibir tebalnya. Sekedar informasi, dengan sabarnya ia sudah menghabiskan setidaknya satu jam untuk merayu wanita berumur itu agar mau meniup alat yang sedang ia genggam.

"Baiklah bila kau memaksa Jimin, dengan satu syarat kau harus ikut makan malam dengan ku dan cucu ku nanti, dan bisa kah kau menjelaskan mengapa aku harus meniup alat menyebalkan ini?" Nyonya Hwang menatapnya dengan tatapan tanda tanya.

"Alat yang kau sebut menyebalkan ini membatu kita menilai seberapa baik kerja paru-paru anda, Nyonya Hwang." Jimin menjelaskan dengan wajah yang berseri, wajahnya tak menampakkan bahwa ia sudah menjelaskan ini selama sepuluh kali.

"Oh, mengapa kau tidak bilang sedari tadi?"

Jimin tersenyum sambil memperhatikan nyonya Hwang yang mulai meniup spirometri. Saat ia sedang mencatat hasilnya ekor matanya melirik kearah pintu yang dibuka. Ia menoleh pada Kim Namjoon, seorang dokter berumur tiga puluh dua tahun.

"Bagus sekali, Nyonya Hwang. Tapi sayang sekali kau harus melakukannya dua kali lagi, kita harus mendapatkan hasil yang paling tinggi dari ketiga percobaan itu, kau tahu?"

"Tiga percobaan? Aku pasti sudah mampus dipercobaan ketiga," ucapnya sambil menghela napas berat. "Bisa kah kau pangilkan cucuku, Jimin? Suruh ia mempersiapkan peti matiku, aku ingin abu ku ditabur di laut."

"Kau terlalu berlebihan Nyonya Hwang." Dokter Namjoon tersenyum kearah Nyonya Hwang, tanda bahwa ia tahu candaan wanita lansia itu.

"Perawat barumu ini tukang perintah yang keras kepala, dokter Kim."

"Aku tahu, aku khawatir kita semua akan menderita karenanya." Namjoon terkekeh.

"Hasilnya tidak jelek, Nyonya Hwang. Tapi kau tentu tidak boleh lagi mengkonsumsi tembakau, kau punya asma, Nyonya. Sebaiknya Nyonya memperhatikan gaya hidupmu agar lebih sehat lagi."

"Bagaimana mungkin aku mempunyai asma? Umurku sudah enam puluh delapan. Bukannya hanya anak kecil yang terserang asma?"

"Orang dewasa juga bisa terkena asma nyonya, belum lagi kau selalu menghisap rokok. Untuk saat ini kami hanya memberimu inhaler-obat dengan dosis terntu yang akan dihirup penderita asma melalui mulut." Namjoon menjelaskannya dengan sabar, wanita ini lebih keras kepala daripada jimin.

"Baiklah. Tapi ingat malam ini kau harus datang kerumahku, Jimin," ucap Nyonya Hwang.

"Tidak bisa Nyonya, keluargaku sedang menunggu." Jimin tersenyum dengan tidak enak hati. Sudah berkali-kali Nyonya Hwang mencoba menjodohkan Jimin dengan cucunya, namun Jimin selalu berhasil mengelak dari permintaan wanita itu, bukannya apa-apa, dia hanya tidak bisa keluar ke mana-mana lagi sekarang. Hidupnya selama hampir dua bulan ini ia habiskan di klinik dan apartemennya.

"Well, baiklah, tapi aku akan tetap terus berusaha, kau tahu?" Nyonya Hwang tersenyum, ia tetap tak kehabisan cara untuk terus mengajak Jimin makann malam bermanya dan cucunya.

Setelah pembicaraan yang berlangsung cukup lama itu akhirnya tinggal lah Jimin dan Namjoon.

"Dia sehat-sehat saja, ya kan?" Jimin menarik napas setelah membuang lubang tiup spirometri, lalu ia menaruh alat itu dengan hati hati agar bisa dipakai kembali.

The Seduction Challenge- JinMin [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang