23; Dari Sana

32 9 25
                                    

⚠Part ini merupakan awalan dari seberapa sad boy-nya seorang Gamma⚠

-

-

-

-

-

Happy reading penikmat sad boy

Seoul, 2017

Sandi akhirnya mendapat izin pulang dari dokter. Ia bisa kembali beraktivitas seperti biasa setelah dinyatakan sembuh total dari penyakitnya. Ya, sel kanker yang menggerogoti tubuhnya selama ini pun berhasil hilang dari tubuhnya. 

Kondisinya semakin hari semakin membaik. Wajahnya yang pucat karena menahan rasa sakit pada tubuhnya pun kian menghilang seiring berjalannya waktu, dan sekarang ia tidak perlu lagi merasakan sakit yang luar biasa akibat penyakitnya. Rambutnya yang sempat rontok karena efek kemoterapi kini telah tumbuh menjadi helaian hitam tebal yang membuatnya kembali tampan seperti semula.

Ia kembali tampil rapi. Tampil sebagai Sandi Gamma, bukan lagi sebagai Sandi Sakit. Dia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan kembali nikmatnya menjadi sehat. Ia diberi lagi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati Kota Seoul meski tidak bersama seseorang yang dicintainya.

Rindu menyelubungi hatinya selama tiga tahun ke belakang. Ia sangat merindukan Nada. Seperti apa ya dia sekarang? Secantik apa wajahnya saat ini? Pasti dia semakin dewasa dengan penampilan anggun yang serba berwarna hitamnya.

Sandi akui, Nada memang tidak secantik wanita-wanita yang menyandang gelar sebagai wanita tercantik di dunia. Sandi juga tau, kalau Nada masih memiliki kekurangan. Tapi satu hal yang membuat Sandi masih memantapkan perasaannya pada Nada, ia tau bahwa segala kekurangan yang tampak pada diri Nada bisa ditutupi dengan kelebihan yang ia punya. Begitupun sebaliknya, Nada punya segala kelebihan yang bisa menutupi kekurangan yang ada pada diri Sandi.

"Oh iya, Ma, Nada kabarnya baik, kan?" tanya Sandi dari kursi penumpang di belakang.

"Waktu kita berangkat sih saudara kamu bilang dia lagi sakit. Sekarang pasti dia udah baik-baik aja. Orang udah ganti tahun, kamu jangan khawatir," sahut Mama dari kursi samping kemudi.

Sandi terkejut begitu mendengar kabar yang baru saja disampaikan Mama. Selama pengobatan terakhir berjalan, ia memang tidak sempat menanyakan kabar Nada, baik pada Mama maupun pada Han. Waktu itu ia benar-benar memfokuskan pikirannya untuk sembuh, baru setelah kesembuhan berhasil ia dapat, ia akan mulai menaruh perhatian pada kabar dan cerita Nada selama ia tinggal pergi tiga tahun lamanya.

Nada sakit? Ya ampun. Semoga dia benar-benar udah sehat sekarang- batinnya.

Lalu ia teringat sesuatu, narasumber paling tepat yang selama ini ia amanahi untuk menjaga wanita istimewa. Yang baru mendarat di Seoul beberapa hari lalu. Han baru kembali lagi ke Seoul saat libur semester, setelah tahun lalu ia datang untuk sekadar mengantar Mama dan menemaninya sebentar. Status mahasiswa ilmu astronomi yang ia genggam memang tidak bisa menahannya untuk menetap di Seoul dalam waktu lama. Tentu saja tanggung jawabnya sebagai mahasiswa harus ia tuntaskan terlebih dulu, karena pendidikan itu nomor satu bagi keluarganya.

"Han ada di rumah kan, Ma?" tanyanya lagi.

Mama sudah bisa menebak maksud anaknya menanyakan hal itu, "Pasti mau nanya-nanya soal Nada," tebaknya sambil melirik kaca spion di atas, menyaksikan Sandi tersenyum malu mendengar tebakannya.

GAMMA ✔[SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang