Part 2

7 1 0
                                    

Hari ini adalah hari pembagian raport. Dean berjalan memasuki ruangan kelasnya. Dean duduk di bangku paling belakang. Dean tidak mempunyai teman bukan karna tidak ada yang mau berteman tapi deanlah yang membatasi dirinya.

"Lo tau disya gak"

"yang anak MIPA 2 kan"

"disya juara umum lagi loh"

"Wow hebat banget tuh si disya"

"Pasti orang tuanya bangga tuh"

"Pastilah"

Samar samar Dean mendengar pembicaraan teman sekelasnya. Dean menutup mata dan menghela napas

Dean berjalan keluar kelas, sesampainya di pintu kelas Dean berpapasan dengan maminya. Dean melewatinya begitu saja.

"Dean mau kemana kamu?" Tanya Risa. Dean berjalan saja tanpa menjawab apapun

Dean pergi ke rooftof sekolahnya dan Duduk di pinggiran rooftof. Dari atas rooftof Dean melihat dibawah banyak yang bersama orang tuanya

"Kenapa sih, gak disekolah gak dirumah selalu aja disya . Dulu gue juga pernah tuh juara tapi semua orang gak peduli mama papa Abang giliran disya aja. Gue capek...."lirih Dean

"Kenapa tuhan gak adil,disya punya segalanya,kenapa gue enggak?"air mata Dean keluar tanpa diizinkan

"Nih tisu buat Lo" seseorang memberikan tisu

"Gue gak butuh tisu loh" ucap Dean sambil menghapus air matanya dengan kasar

"Lo emang gini ya gak tahu terimakasih, gue udah baik sama Lo"

"Gue gak butuh Lo baikin" ucap Dean sambil bergegas pergi meninggalkan laki laki itu.

***
Dean memasuki pintu rumah dan berjalan masuk ke dalam

"Dean sini kamu" panggil Hans

Langkah Dean terhenti dan segera mendekati Hans belum sempat Dean duduk di sofa ruang tamu hans langsung berdiri

"Bisa gak sih kamu jangan buat saya malu" bentak Hans sambil menunjukan nilai raport Dean

"Kamu lihat disya nilai dia 9 semua gak ada yang 7 Dean mau jadi apa kamu, hah" ujar Hans

"Apa kalau nilai Dean 9 semua Daddy bakalan sayang ke Dean? Enggak kan dad jadi untuk apa? Giliran disya aja Daddy puji puji, semester lalu nilai dean 9 semua tapi nyatanya apa? dad bahkan gak pernah bisa buat anggap Dean anak" ucap Dean

"Saya gak pernah ngajarin kamu ngelawan sama orang tua"

"Emang dad pernah ngajarin Dean? Enggak, dad cuman sibuk ngajarin anak kesayangan dad yang lemah itu"

Plak

Hans menampar wajah Dean

"Kenapa dad?" Lirih Dean sambil memandang lurus ke depan

Tanpa menjawab pertanyaan Dean Hans berlalu pergi dari hadapan Dean

"Sekali aja gak buat masalah bisa gak sih?,setiap hari Lo selalu aja buat ulah mau cari perhatian?" Ucap Devan kakak kedua Dean

"Kalau iya gue cari perhatian, kenapa? Toh gue juga emang gak pernah dapat perhatian kan, Lo gak akan pernah bisa ngerti" Dean membuang pandangan ke samping enggan menatap mata kakak laki lakinya itu

"Kalian berdua tidak usah ribut disini" kevan bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan kedua adiknya

Dean berjalan meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya, sesampainya di kamar Dean langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang sambil menatap langit langit kamarnya

"Dean kangen sama mama, Dean pengen di peluk sama mama"

Tidak berselang beberapa lama seseorang mengetuk pintu kamar Dean

"Masuk"

Disya melangkah memasuki kamar Dean

"Lo ngapain ke kamar gue?" Ujar Dean sambil duduk di tepi ranjang

"Gue bisa bantu Lo buat ketemu sama Tante ayu"

"Kenapa?"tanya Dean

"Maksud kamu?"

"Kenapa Lo mau bantu gue?"

"Simple, Karna aku mau kamu pergi dari sini, aku gak mau kamu ada disini"jawab disya santai

"Lo takut kesaing, takut perhatian Daddy ke gue"

"Ngapain aku takut, toh daddy akan selalu perhatian ke aku, aku gak mau aja kamu disini,kamu itu cuman parasit di disini"ujar disya sambil berlalu pergi meninggalkan kamar Dean

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JARAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang