Laura pov..
Aku sedang sibuk melayani pasien hari ini, rasanya semua tulangku remuk dan tidak sanggup lagi berdiri. Aku memutuskan duduk di depan ruangan dan memejamkan mata sebentar
"Kak"
"Eh" Kagetku melihat gadis yang aku temui kemarin
"Ini kak susu, roti sama buah" Ucapnya menyodorkan plastik ke arahku
"Hmm?"
"Untuk kakak, semangat ya" Katanya seakan tau arah pikiranku yang bingung bungkusan ini untuk siapa
"Ah makasih ya, kamu jenguk siapa disini?" Aku mengalihkan perhatian karena dari tadi dia hanya berdiri mentapku
"Aku dengan Mala kesini ambil sesuatu, kakak tidak sibuk ya?" Anak ini hmm
"Tidak, ayo duduk sini" Ajakku menepuk bangku di sebelah kiri
"Oh iya iya hehe"
Dari jawabannya sepertinya dia gugup
"Mama tadi dinas pagi sama kakak" Ucapku
"Oh iya kak" Jawabnya singkat, sedetik kemudian aku dan dia terdiam. Aku tidak tau harus bicara apa lagi, anak ini lebih banyak diamnya seperti kemarin
Laura pov end
"Kamu umurnya berapa?" Tanya Laura
"Aku 21" Jawab Deiana dengan cepat
"Oh muda banget, kuliah dong ya?" Tanya Laura lagi
"Iyaa kuliah kak, liburan jadi pulang kesini"
"I see, lebih enak di sana apa disini?" Tanya Laura lagi, mereka semakin nyaman berbicara
"Di.... Sini, karena dekat sama mama dan papa juga jadi lebih gampang"
"Di sini apa DISINI?" Tunjuk Laura di tempat duduk mereka
"Eh? Emm dua duanya" Jawab Deianna menundukkan muka
"Haha"
"Terus kakak umur berapa?" Tanya balik Anna
"Coba deh tebak, yang benar kakak kasih roti 1" Ucap Laura
"Ish itu kan roti dari aku" Kata Anna
"Yaudah kalau gitu yang benar nanti aku ajak makan malam gimana?"
"Huh?" Kaget Anna, dalam hatinya dia berpikir dokter Laura akan mengajaknya ngedate
"Atau mau ice cream dan cokelat saja?"
Kembali Laura berbicara, dirinya terlalu cepat meminta seseorang untuk makan malam dengannya, apalagi anak dokter senior akan berbahaya jika di lihat orang. Nanti dikiranya rakus jabatan dengan memanfaatkan anaknya"Ma..." Anna baru mau buka mulutnya untuk menjawab tapi suara Mala dari lorong mengagetkan mereka berdua
"Beib let's go, eh dokter Laura hai"
"Hey" Ucap Laura ramah
"Kak maaf ya aku dan Mala duluan"
Kata Anna dengan tergesa-gesa
"Eh tunggu, ini nomer saya dan makasih ya untuk yang tadi" Laura tersenyum segera berdiri dan pergi ke ruangannya
"Eh gimana gimana, aku kok bingung" Kata Mala melihat interaksi Dokter Laura dan Anna
"Enggak ada, yuk makan" Jawab Anna, menyimpan kartu nama Dokter Lura dengan aman di sakunya dan berjalan keluar rumah sakit
Anna pov
"Yessss mama arghh aku dapat nomernya haha" Ucapku dalam hati
Aku sangat beruntung hari ini karena bertemu dokter Laura kesenangan semua umat rumah sakit karena cantik dan baik, meskipun harus di panggil anak durhaka oleh mama karena susu, buah sama roti yang sebenarnya di antar untuk beliau aku kasih ke dokter cantik itu
Oh ya aku ingat ada secarik kertas yang diberikan dokter Laura tadi, segera aku buka dan menyimpan nomernya di handphoneku
"Heh malika" Ucap Mala mengagetkanku
"Hmm" Respon ku singkat, aku benar benar tidak fokus saat ini. Mata dan pikiran hanya terfokus ke foto profile whatsapp dokter ini, ah sejak kapan aku kagum terhadap perempuan
"Jadi kapan makan malam dengan dokter Laura?" Tanya Mala serius, aku dan dia sudah berada di dalam mobil saat ini
"Emm.. Gak tau deh" Jawabku belum berpaling dari layar hp
"Jangan ya, mending nonton di mall sama aku" Ajaknya
"Sekarang banget?" Tanyaku
"Enggak, nanti kalau dia ajak. Gak usah pergi" Jawabnya, aku langsung menatap wajahnya. Ini dia kenapa? Tumben protektif
"Kenapa? Ada masalah? Dokter Laura baik kan?"
"Ya gak ada masalah, hanya saja gak cocok main sama orang lebih dewasa" Ucapnya dengan nada sedikit meninggi
"Hmm" Aku berpikir kembali semua perkataan Mala, sepertinya aku curiga sesuatu
Deianna pov end...
..
..
..Hayoo Anna curiga apa??