1. WARUNG

10 1 0
                                    

Bogor, 5 Januari 2016

Tringg

Tringgg

Bel pertanda istirahat telah berbunyi, membuat seluruh teman - temanku yang berada dikelas bersorak senang. Guru matematika yang semula sedang menulis dipapan yang sudah tidak ada celah kosong itu pun menghentikan gerakannya.

"oke anak-anak kita lanjutkan pelajaran ini sehabis istirahat ya!" Tegas guru tersebut.

"siapp buk!" Sahut murid-murid.

Aku yang duduk disamping jendela kelas melihat ke arah lapangan, cuaca hari ini sangat cerah, membuat diriku malas untuk keluar membeli makanan. Dengan perlahan aku pun menundukan kepala ku diatas meja, ku coba memejamkan mataku sebentar.

Brakkk

Aku menegakkan kepala dengan cepat, karna sebuah gebrakan yang mendarat tepat disamping kepalaku,kaget? pasti. Aku menengok kesisi kananku, mencari tahu siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku. Benar saja, pelaku nya sedang berdiri disampingku dengan senyuman tidak berdosa nya. Aku menatapnya datar.

"hei, apakah kau tidak lapar kawan?" Tanya Sherin sahabatku, si pelaku.

dengan malas aku menggelengkan kepala, tentu saja itu membuat Sherin mendengus.

"ckk.. ayok ah jajan, istirahat pertama gak jajan masa istirahat kedua gak jajan juga." keluh Sherin sambil menarik tanganku.

"lo aja gih, gue nitip." sahutku.

Sherin nampak tidak terima, dengan kesal ia menarikku sampai aku berdiri dihadapannya, tenaga dia tidak bisa diragukan.

"apaan sya! kaga ada nitip-nitip, ayok ah laperr ni."

"oke-oke, tapi lepasin dulu ini tangan gue jangan ditarik-tarik" aku mencoba mengikuti langkah lebar nya Sherin, anak ini memang tinggi nya jauh lebih tinggi dariku, jadi wajar saja.

Aku dan Sherin berjalan ke depan sekolah dengan cepat, karna takut kehabisan jajanan kata nya, aku hanya bisa menuruti.

"kenapa gak jajan dikantin aja sih rin?" ucapku dibelakang Sherin.

Sherin menengok ke arah ku "gak ah, lo tau sendiri kalo istirahat jam kedua dikantin tuh udah sepi"

"kan bisa jajan dikoperasi" sahutku. sedangkan Sherin menatapku dengan senyuman anehnya.

"gue pengen bihun gulung yang didepan sekolah Asyaa"

Aku baru ingat satu hal "alahh, bilang aja lo mau modus liat anak SMK sebelah balik sekolah kan?" tebakku sambil menunjuk wajahnya. sedangkan Sherin menaik turunkan alisnya membuatku geli dengan tingkahnya.

Sesampainya di depan sekolah, aku menunggu Sherin yang sedang memesan bihun gulung didekat gerbang sekolah. karna bosan, aku memainkan batu kecil dengan kaki ku. Tidak berlangsung lama, Sherin pun menghampiriku dengan membawa kresek dikedua tangannya.

"udah?" tanyaku, lalu Sherin mengangguk semangat. "yaudah ayok balik ke kelas" aku menarik tangannya, tetapi ia tahan.

"eh nanti dulu sebentarr, gue mau beli minum di warung sebrang, lo ikut."

aku membulatkan mataku mendengarnya. bukan apa-apa, pasalnya warung itu kalau siang seperti ini pasti ramai dengan anak-anak SMK sebelah.

"gak ada rin gak ada, lo aja sendiri." aku menggelengkan kepalaku kuat, tapi sayang, aku selalu kalah telak dengan Sherin. karna sekarang aku sudah ditarik olehnya untuk menyebrang jalan. rasanya aku ingin menyumpah serapah Sherin, tapi aku ingat kalau itu bukanlah hal baik, sabar Asya ini ujian.

Saat sampai diwarung tersebut aku bersyukur karna hanya dua orang lelaki yang sedang duduk dengan santai sambil meyesap rokok ditangannya. aku memalingkan wajahku saat salah satu dari mereka melirik ke arahku. sedangkan Sherin sedang mengambil dua buah minuman kotak.

"sya! ada uang pas gak? uang gue gak ada kembaliannya katanya" Sherin mencolek ku yang berdiri disampingnya.

aku pun merogoh saku rok dan kemeja putihku, namun nihil. "yah gak ada, gue lupa uangnya ada ditas"

"gini aja neng, neng tunggu sebentar disini ya, saya cari tukeran uangnya dulu gapapa ya?" ucap si ibu-ibu pemilik warung tersebut.

"yaudah bu gak apa-apa, kita tunggu disini." jawab Sherin, si ibu-ibu tersebut berjalan menjauh dari warung.

Sekarang tinggal aku dan Sherin yang berdiam diri disamping warung, warung ini memang tidak besar, namun sangat nyaman karna didekat warung ini ada pohon yang sangat rindang. aku menoleh kesana kemari, takut-takut ada segerombolan anak SMK datang.

Dan benar saja, dari arah kanan sisi jalan banyak sekali lelaki dari SMK Taruna Jaya yang sedang berjalan ke arah ku. perlahan aku menggenggam tangan Sherin, memberi nya isyarat untuk melihat segerombolan lelaki itu.

Sherin pun yang mengerti maksud ku langsung melebarkan matanya setelah melihat. "gimana ini rin? ayok balik aja sekarang" Bisik ku pelan. Sedangkan Sherin diam mematung, aku jadi gemas sendiri.

"rin! ayok-

"shutt, liat Sya ituu, ya ampun sya ganteng-ganteng banget. apalagi yang pake ikat kepala" Sherin membekap mulutku yang belum selesai bicara, lalu mengarahkan pandanganku pada segerombolan lelaki itu.

Tetapi ada yang aneh dengan pandanganku. dari semua lelalaki itu, kenapa hanya ada satu lelaki yang menarik pehatianku, lelaki yang memakai topi hitam dan jaket bomber yang ia pegang ditangan kanannya. lelaki itu berjalan dengan santai, sambil menyesap rokok ditangannya.

ya tuhan, kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandangan dari nya? ada apa denganku?

Sampai akhirnya pandanganku bertemu, lelaki itu menatapku balik dengan tatapan tenang, namun lekat. tatapanku terkunci olehnya, tidak tau mengapa, membuatku bingung sendiri.

Haruskah aku berterima kasih kepada Sherin tentang ini? entahlah, aku sendiri pun masih tidak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang