WARNING❌ buat yg ketagihan baca 😁
PDF sudah ready ya... versi ebook juga tersedia.. di KbM aplikasi jg ada 😀😘
Pdf bisa di order via wa di 0896-3302-1705
****
Arsen menatap gadis itu dari balkon sambil menyesap kopi di cangkirnya. Nara terlihat kesulitan membawa sebuah tas besar setelah turun dari taksi online yang di tumpangi gadis itu.Perutnya sudah sedikit membuncit dengan setelan dress yang ia kenakan. Arsen masih memerhatikan gadis itu yang nampak kesulitan membawa tas, kemudian mencibir. "Ceroboh," gerutunya sebal sambil kembali menyesap kopinya dengan nikmat.
Arsen seringkali melihat Nara bolak-balik ke rumahnya hanya untuk mengambil barang atau apapun milik maminya yang tertinggal. Jadi tidak aneh melihatnya ada disini.
"Pak Arsen, di suruh turun sama nyonya Lisa.."
Arsen menoleh. Pembantunya—Lina memintanya turun atas permintaan mami.
"Iya, Bi.. nanti saya turun.."
Setelah menghabiskan kopi di cangkir, Arsen turun ke bawah untuk bertemu dengan maminya. Tapi hanya ada Nara yang sedang memakan kue nastar di toples.
"Kamu berniat menghabiskan nastar itu sendirian?" Komentar Arsen dengan sinis.
Gerakan tangan Nara berhenti seketika, gadis itu menoleh sambil memasang ekspresi tidak enak. "Ini enak..." kata Nara terus terang. Lagipula, Lisa sudah menawarinya tadi!
Arsen mendengkus keras, alih-alih tersinggung Nara bersikap biasa saja. "Sepertinya semua makanan di matamu selalu enak.." lagi, Arsen berkomentar. "Dimana mamiku?"
"Dia bilang ke kamar..."
"Kenapa menyuruhku turun ke bawah kalau mami di atas?" Arsen menggerutu sebal. Kemudian ia menatap Nara lantas menggeleng ketika di lihatnya perempuan itu masih mengunyah tanpa sungkan. "Perutmu sudah besar, berhenti makan!" titahnya dengan ketus.
Sementara itu, Nara tidak merasa tersinggung sama sekali, apalagi ketika Arsen dengan sengaja duduk di hadapannya. Nara masih terus mengunyah tanpa rasa sungkan. Nara tidak pernah seperti ini sebelumnya, mengabaikan cibiran atau komentar orang lain terhadapnya bukanlah Nara, tapi melihat setoples nastar di meja setelah bu Lisa menawarkan, Nara sangat tidak menolak makanan itu.
Bahkan meski anak bossnya ini berkomentar pedas, Nara sama sekali tidak peduli. Nastar ini enak, batinnya menjerit senang.
Arsen nampak jengah sekaligus kesal karena kata-kata pedasnya sama sekali tidak memperngaruhi Nara. Hingga akhirnya dia bertanya, "Kapan kamu menikah?"
Nara tersedak mendengar pertanyaan pria itu. Hingga gadis itu terbatuk-batuk sampai Arsen memberikan minuman pada gadis di depannya.
"Apa pertanyaanku terlalu mengganggu sampai kamu terkejut? Aneh!" Arsen memprotes sekaligus merasa bersalah. Bukankah itu hanya pertanyaan biasa?
Nara menggeleng. "Nggak..." jawab Nara ketika menemukan suaranya akibat tersedak tadi.
"Apa kalian nggak berencana menikah? Apa si brengsek itu mengingkari janjinya?"
Nara menatap datar pria di depannya setelah berhasil menguasai diri.
"Bukan urusan anda!" Tegasnya, tidak suka jika Arsen terlalu ingin tahu urusan pribadinya.
Mendengar respon atas jawaban Nara, pria itu mengangguk.
"Pasti si brengsek itu tidak mau bertanggung jawab kan? Ya ya ya. Sudah kuduga.. kalian masih terlalu muda untuk melakukan seks! Kamu tahu kan resikonya begitu besar, seperti hamil?" Mata Arsen turun pada perut buncit Nara, dan mendapat tatapan menyelidik dari pria itu tanpa sadar Nara mengusap perutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret || End
RomanceNara hamil karena di jebak oleh kekasihnya. Seseorang yang ia cintai ternyata memanfaatkan tubuh gadis itu. Kepercayaan atas pria itu sudah sirna setelah Nara mengetahuinya. Meski hamil, Nara memilih pergi dan membawa rahasia tentang kehamilannya...