32 : Pagi baru

158 13 0
                                    

"Udah bangun?" Sapaku pada Sehun yang baru saja turun dari kamarnya.

Sehun melongo melihatku sudah siap dengan sarapan yang ada diatas meja. Ia berjalan mendekat dan duduk di kursi makan.

"Cuma sandwich," gumamku ikut duduk di sampingnya.

"Kamu ga perlu repot-repot gini. Aku bisa siapin," ujar Sehun.

Aku menggeleng. "Ga repot sama sekali. Aku seneng kok."

"Makasih ya," ucapnya. Aku mengangguk.

Kami pun sarapan dengan nyaman dan tenang diselingi candaan ringan sebelum Sehun akhirnya selesai dan naik keatas untuk bersiap.

Aku? Aku sudah selesai bersiap. Sejak tadi malam aku tak bisa nyenyak tidur. Rasanya sedikit mmm canggung? Jadilah pagi-pagi buta aku sudah bangun dan tidak bisa tidur lagi. Akhirnya kuputuskan untuk mandi, bersiap, dan membuat sarapan.

Setelah Sehun selesai ia pun turun dan kami pun keluar rumah. Sehun menuju parkirannya dan aku yang siap untuk naik taksi.

"Aku deluan!" Teriakku dari luar pagar yang terbuka seraya memegang pintu taksi yang terbuka akan kunaiki.

Sehun melambai padaku sebagai jawaban. Aku pun naik dan berangkat untuk pergi ke kantor.

Udara pagi ini entah kenapa sangat segar. Seperti aku merasakam suasana baru yang menyenangkan. Setidaknya aku mendapatkan ini setelah tidak nyenyak tidur tadi malam.

Sampai di kantor aku langsung menuju meja kerjaku. Tak ada waktu untuk menyapa Putri terlebih dahulu karena jalanan yang ramai cukup memakan waktu.

"Selamat pagi," sapa Sehun dengan formal ketika melewati meja kerjaku.

Aku tersenyum dan bangkit untuk membalas sapaannya. "Selamat pagi juga bos."

Sehun balik tersenyum dan masuk ke dalam ruangannya.

__________

"LO TINGGAL SAMA BOS?"

Putri dengan cepat menutup mulut Kai dengan tangannya dan menatap nyalang pria muda itu.

"Bego, jangan kenceng-kenceng. Entar jadi gosip!" Omel Putri pada Kai. Cowok itu menutup mulutnya dramatis.

Aku yang tadinya kaget bukan main ketika mendengar reaksi Kai pun hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Jadi jadi. Lo dan bos..." Kai menyatukan kedua jari telunjuknya.

"Apaan?" Tanya gue sedikit sinis.

Kai kembali melakukan gerakan tangannya namun kali ini tanpa kata-kata keluar dari mulutnya.

"Jangan mikir aneh-aneh," protes gue.

"Tau nih," bela Putri.

"Ya maap."

Setelahnya aku pun menjelaskan bagaimana aku bisa pada akhirnya harus tinggal dengan Sehun pada Kai.

Kai menyendokkan makan siangnya kemulut lantas kembali fokus pada perbincangan kami.

"Yang semangat ya Na. Semoga lo aman," ujar Kai kemudian.

Aku hanya bisa menghela napas lelah.

Jam makan siang berakhir dan kami pun kembali pada pekerjaan masing-masing. Kini aku sudah duduk di meja kerjaku lagi. Mengurus segala urusan yang menjadi tugasku.

"Hai Na," sapa seseorang yang membuatku menoleh.

"Ka suho?" Kagetku.

"Sehun?" Ia bertanya justru balik bertanya.

"Ada. Di dalam ruangannya ka," jawabku cepat.

"Oke. Makasih Na." Ia pun berjalan masuk ke ruangan Sehun setelah aku mengangguk.

Aku kembali duduk dan melanjutkan pekerjaanku. Beberapa belas menit berlalu hingga sebuah notifikasi pesan masuk ke layar handphone-ku.

Sehun: Kita makan malam bareng Suho ya

Naya: Makan malam? Kita pulangnya bakal malam?

Sehun: Iya Na, aku sama Suho ada meeting di luar. Kamu ikut sebagai notulen ya.

Naya: Oke

Sehun: Sebentar lagi kita pergi. Kamu siap-siap dulu.

Naya: Oke oke

Aku pun membereskan barang-barangku dan menghentikan pekerjaanku yang baru setengah jalan. Setelahnya aku menyusun barang yang akan kubawa untuk meeting dan barang pribadiku yang ada di dalam tasku.

Selesai itu, aku bangkit dan berjalan menuju pantri. Secangkir kopi harus keteguk untuk kefokusan meeting nanti. Saat sudah mendapatkannya aku pun kembali ke mejaku.

Sehun dan ka Suho keluar tepat saat aku baru mendaratkan dudukku.

"Ayo Na," ajak Ka Suho dengan Sehun yang berjalan di belakangnya.

Kita pun pergi dengan Aku yang menaiki mobil Sehun dan ka Suho sendiri dengan mobilnya. Setelahnya kami pun melaju menuju tempat tujuan.

Memakan waktu cukup lama karena jalanan yang padat kami pun akhirnya sampai. Tanpa basa basi lagi aku dan Sehun turun begitu juga dengan ka Suho yang mobilnya parkir tepat di samping mobil Sehun.

"Ayo!" Ajak ka Suho yang sudah berjalan masuk deluan.

"Hun!" Panggilku pada cowok itu yang berdiri tepat dua langkah di depanku.

Sehun berbalik dan menatapku dengan tatapan bertanya. Aku pun berjalan mendekatinya dan berdiri tepat di depannya.

"Kenapa Na?" Tanyanya.

Aku tersenyum. "Kamu itu bos, harus rapi dong," ujarku seraya membenarkan bentuk dasi Sehun yang sudah berantakan.

Sehun berdehem.

"Selesai," bilangku seraya membenarkan lagi jasnya yang sudah rapi. "Udah rapi," banggaku.

"Makasih ya sayang," ucapnya membuatku mendelik.

"Ih!" Aku menepuk pelan lengan Sehun. "Jangan sayang sayang nanti ada yang denger Hun!" Protesku mengedarkan pandangan kesekitar. Untung saja sepi.

"Iya iya. Gak manggil sayang kok," goda Sehun lagi membuatku semakin cemberut menatapnya kesal.

"Bos!" Tekanku.

Aku pun membuang muka berlagak ngambek dan berjalan mendahului Sehun. Sementara cowok itu sedang asik dengan tawanya melihat tingkahku.

[Tamat] My Ice Boss | Oh Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang