~~49~~

861 78 16
                                    

Vote and komen

Follow me

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Langit di Seoul mendung semendung hati dahyun,, dahyun menatap kosong nisan di depannya,,ia tak menyangka Tuhan mengambilnya begitu cepat.

"Istirahat yang tenang di sana,,terima kasih sudah membuatku tersenyum selama ini"

"Hiks..hiks..hiks..kenapa kamu pergi secepat ini??padahal baru kemarin kita saling berpegangan tangan,,wae?"

Dahyun meletakkan bunga di depan nisan bertuliskan Shin ryunjin itu,,

"Kau adalah sekertaris terbaikku, ryunjin-ssi,, istirahat yang tenang di sana,,"

"Dad..."

"Nee njun??"

"Kenapa Tante itu menangis??"tunjuk njun pada Chaeryoung

"Tante itu sayang sama Tante ryunjin,,dia kehilangan Tante ryunjin,,makanya dia nangis.."

"Seperti Daddy juga waktu itu??"

Flashback:

"Kita terlambat"

Bunyi alat itu semakin nyaring,, Jinyoung dan suster itu sekuat tenaga memacu detak jantung njun agar kembali berdetak.

"Naikan ke 150"

Jinyoung menempelkan alat itu ke dada njun

"Belum ada reaksi dok"

"Naikan lagi ke 200, semoga ini bisa.."

Tubun mungil njun terangkat tinggi karena menerima arus listrik yang cukup besar,,

"Sedikit lagi dok.."

"Terakhir naikan sampai 250!"

Jinyoung berdoa dalam hati semoga ia berhasil membuat detak jantung njun kembali terlihat di monitor.

"Hah!!!!"

"Akhirnya...kita berhasil!!!!"ucap suster

"Cepat panggil dahyun kemari.."

Sementara itu di luar ruangan dahyun dan jisoo tak henti-hentinya komat Kamit membaca doa agar njun bisa selamat,,kalau sampai njun tidak selamat entah apa yang harus dahyun bilang pada sana.

Pintu ruangan terbuka,, dahyun dan jisoo kompak mendekati suster itu.

"B-bagaimana kondisi njun??"tanya dahyun dengan wajah pucat

"Tenang nona,,kami berhasil membuat detak jantung kembali,, lebih baik sekarang nona masuk ke dalam."jawab suster itu

"Syukurlah..kajja jisoo"

"Eh..gue ada panggilan tugas Hyun,,nanti gue nyusul aja..."

"Mari nona.."

my little familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang