"Everything that is seen is not necessarily the real truth"
-o0o-
Jaemin telah sampai di depan pintu rumah nya. Tiba-tiba pemikiran soal yang dikatakan Mark terlintas.
Bis berhenti. Dan Mark berdiri dari tempat duduknya. Sebelum pergi Mark berbalik.
"Kau harus mampu menempatkan dimana kau dibutuhkan dan tidak. Kau akan mengetahui sesuatu keesokan hari"
Jaemin hanya melihat Mark yang berjalan turun dari bis, dan melambai ke arahnya.
"Apa yang akan terjadi esok?" Jaemin menatap pintu rumahnya.
Kemudian dia mengetuk pintu tersebut. "Ibu! Ini Jaemin!!""Sebentar!" Pintu terbuka menampakkan ibunya dengan kursi roda. Senyuman yang selalu tercetak diwajahnya. "Ibu Aku pulang!"
"Iyaa. Ayo masuk ibu sudah memasak untuk makan malam" Jaemin membantu ibunya dengan mendorong perlahan kursi roda ibunya.
"Ibu tidak ada yang sakit kan selama aku pergi? Ada yang kambuh tidak?"
"Tidak sayang. Ibu baik-baik saja selama Jaemin pergi"
"Ayah sudah pulang ibu?"
"Belum. Ayah bilang akan pulang lembur untuk malam ini"
Saat sampai dimeja makan Jaemin menempatkan ibunya di tempat seperti biasanya. “Cuci tangan dulu Jaemin. Baru ke meja makan”
Jaemin mengangguk dan segera melaksanakan perintah ibunya.Kemudian dia kembali ke meja makan dan duduk di samping ibunya.
"Ibu hanya memasak ini tidak masalah bukan?" Ibunya menunjuk beberapa makanan diatas meja.
"Tidak masalah ibu. Yang penting kita masih bisa makan. Lagipula yang memasak ini ibu. Baiklah Mari kita makan!" Jaemin langsung melahap makanan yang telah disajikan ibunya tersebut.
Ibu Jaemin tersenyum melihat anaknya makan dengan lahap. Walaupun makanan yang dimasaknya tidak seperti dulu. Dia yang dulu sudah tidak ada, dia yang bisa berdiri tanpa merasakan rasa sakit. Sekarang hanya dia yang duduk di kursi roda tanpa bisa melakukan sesuatu yang seperti dulu, dia yang berdiri sedikit saja langsung kesakitan.
Jaemin melihat nya ibunya murung. Di usapnya tangan sang ibu. Sambil tersenyum. "Ibu jangan bersedih. Ibu kuat. Nanti jika sudah ada biaya untuk ibu operasi aku akan langsung membawa ibu agar ibu cepat sembuh. Kalau tidak nantikan Jaemin menjadi Dokter operasi ya ibu agar ibu tidak ketakutan saat dioperasi"
Ibunya tersenyum. Kemudian mengusap rambut Jaemin.
"Jaemin kecil nya ibu sudah dewasa sekarang. Padahal dulu saat ibu sedang mengajar di taman kanak-kanak Jaemin terus merengek ikut ibu""Haha iya aku masih agak ingat itu"
“Apa Jaemin yakin ingin menjadi dokter operasi?”
“Aku sangat yakin ibu” Tatapan mata akan keseriusan terpancar dari kedua mata Jaemin. Ibu Jaemin menghela nafas. “Jika menurut mu itu yang terbaik lakukanlah. Ibu akan mendukung mu selama itu tidak menyalahi aturan”
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumière : Lee Jeno [On Going]
Novela Juvenil❝Ini tentang bulan ku Lee Jeno. Bulan yang selalu bersinar di kegelapan malam. Sosok sahabat yang selalu tersenyum dengan kedua mata ikut tersenyum bagaikan bulan sabit❞ ©nx226krn 210821 #1 in leejenonct