"DEMI TUHAN HARUTO GANTENG BANGET HARI INI..."
"RUTO..." teriak jihan dengan mulut setengah terbuka sedang melambai-lambaikan tangan nya untuk menyapa pangeran sweetbear nya yang baru turun dari sepeda motor.
Sudah menjadi aktifitas rutin gadis berambut panjang itu berdiri di balkon lantai 2 yang menghadap langsung ke arah parkiran untuk menunggu pujaan hatinya membuka helm full face miliknya. Karena di bagian itu ketampanan haruto 100% meningkat pesat menurut jihan.
"Aduh dia yang ganteng kenapa gue yang pusing sih, yoon.." ujar jihan menghimpit kedua pipinya dengan tangan, sedangkan yoon yang sedari tadi melihat kelakuan aneh sahabat nya itu menggidik geli.
"Mulai deh gila nya, udah minum obat belum lo pagi ini" tanya jayoon.
"Gue gak sakit jayoon, gue itu sehat walafiat tadi pagi aja gue makan bubur dua mangkok"
"Pantes pipi lo udah kaya bakpau" jawaban jayoon berhasil membuat zoa tertawa.
Jihan mencebikan bibirnya "tapi imut kan..?"
"Amit lo mah, udah ayo ke lapangan keburu pak june ngomel" ajak jayoon menyeret jihan yang sudah mencak-mencak karena kesal di bilang bakpau, sedang kan zoa hanya mengikuti kedua sahabat nya dari belakang sambil bermain game.
Hari senin memang waktu nya untuk upacara, jihan yang sudah sampai di lapangan mensejajarkan dirinya di barisan belakang di samping haruto.
"Hai ruto.."
"Hai ji.." balasnya "sana ke depan"
"Kedepan? ngapain gue kedepan kalo lo nya aja di sini, kita kan kaya bendera gue yang merah lo yang putih bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.." ujar jihan yang membuat beberapa orang yang mendengarnya menahan tawa tak terkecuali jungwon.
"Bucin banget sih lo pentol korek, lo kan pendek baris tuh didepan di jewer pak june baru tau rasa lo"
"Yeh diem aja lo beduk masjid gue gak ngomong sama lo ya" balas jihan tak mau kalah. Jungwon hanya memanyunkan bibirnya karena dia pikir masih pagi untuk cowok itu berseteru dengan cewek pendek yang tidak mau kalah macam jihan.
"To, nanti istirahat makan bareng gue ya maukan?" pinta jihan sambil membetulkan poni nya yang tertiup angin. Biasa aktifitas jihan selain nungguin haruto datang ia selalu mencari kesempatan untuk memiliki waktu berdua dengan pria itu.
"Yah Gue ada kumpul sama tim futsal ji, sama jungwon aja nih.." ucap haruto menepuk bahu jungwon, sedangkan cowok itu menggelengkan kepalanya.
"Ogah, lo tau kan to jihan itu berisiknya kaya apa males banget gue makan sama dia"
"Yee.. Siapa juga yang mau makan sama lo mendingan gue makan sama junghwan aja, dari pada sama lo ya gak wan?" jihan melirik junghwan cowok jangkung yang baris di belakang haruto sambil menaik naikan alisnya minta persetujuan.
cowok itu menampilkan senyum termanisnya "Boleh tapi lo yang traktir ya?"
Jihan berhasil mentoyor kepala junghwan dengan sedikit berjinjit "dasar cowok gak modal!!"
"Jihan!!" teriakan pak june berhasil membuat gadis itu lompat "Kamu ngapain baris di belakang, kan sudah berapa kali bapak bilang yang pendek baris di depan kamu ini kenapa setiap senin harus bapak tegur dulu, kamu mau ngajak ribut bapak ya?"
"Waduh bapak nya nongol guys" Bisik jungwon ke telinga haruto yang saat ini melihat ke arah belakang dimana pak june berada.
"Enggak pak, saya gak mau ribut sama bapak tapi saya maunya baris di belakang bosen pak liat bapak terus kalo upacara di depan, sekali kali izinin saya baris di belakang ya pak janji deh saya gak akan berisik " pinta jihan menyatukan kedua tangan nya di depan wajah dengan tatapan memohon tapi bukannya kasihan pak june malah menjewer telinga jihan yang membuat gadis itu merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warning!!! (HarutoxJihan)
FanfictionWarning!! Ini kisah tentang cewek abad ini, kaum milenial yang bucin mampus tanpa mengenal namanya sakit hati. "Sumpah Haruto ganteng banget hari ini.." "Haruto senyumnya manis banget deh kalah teh manis bu darti.." "Aduh Haruto jangan liatin gue ka...