Tes
Tes
Mata emerald cantik nan sayu tersebut terus-menerus mengeluarkan liquid bening.. mata nya sedari tadi sudah memerah,di sertai isakan memilukan dari bibir kecilnya.
"Hiks.. Hiks.."
"Berhenti menangis!!" bentak seorang pria tua dengan menenteng sebuah botol alkohol di lengan nya kemudian seblah nya lagi memegang rokok yang masig hidup.
"Bersihkan dirimu dan adikmu!" titah pria tua itu.
Ia pun menurut,dan membawa adik nya menuju kamar mandi.
Sakura tidak tau sampai kapan ini berakhir,tapi diri nya sudah tidak tahan lagi. Lebih menyakitkan lagi adiknya sendiri juga ikut dalam jurang maut itu bersamanya.
"Hinata kau mandi duluan aku akan menunggu disini" ucap Sakura.
"Kak jangan tinggalkan aku!" Hinata ketakutan saat melihat Sakura hendak membalikkan tubuhnya.
"Jangan takut aku akan menunggu disini" ucap Sakura menampilkan senyum nya agar sang adik tidak lagi takut.
Hinata pun mengangguk dan mulai melepaskan pakaian nya kemudian mengguyur air itu pada tubuhnya. Sakura dapat melihat tubuh adik nya itu terdapat banyak bekas pukulan,seperti pada bahu nya yang terdapat sebuah tanda telapak tangan yang sudah di pastikan itu adalah pukulan dari bajingan-bajingan itu.
Mereka berdua selalu mandi bersama,bergantian untuk membersihkan diri di dalam kamar mandi gelap tanpa lampu, yang hanya menyediakan sebuah bak dengan air yang seadanya. Rumah itu tidak lah mewah karna mereka berada di sebuah desa yang sudah pasti berdinding kayu.
"Hinata jangan habiskan airnya" ucap Sakura,Hinata mengangguk kemudian mengambil pakaian nya dan memakaikan nya saat itu juga. Mereka benar-benar mandi dan berganti pakaian di sana bersama-sama karna jika mereka menunggu di luar masing-masing, maka ayah mereka akan memperkerjakan mereka lagi.
Sakura pun mulai membersihkan dirinya dengan cepat.
"Kak aku lapar" ucap Hinata yang menunggu di sudut kamar mandi itu sambil memegangi perutnya.
Sakura yang mendengar itu langsung memakai pakaian nya dengan cepat kemudian menghampiri Hinata.
"Baiklah ayo kita keluar"
Sakura dan Hinata pun keluar dari dalam kamar mandi tersebut lalu menuju sebuah meja tapi bukannya melihat nasi ataupun lauk mereka malah mendapatkan sebuah botol alkohol berserakkan.
"Kalian lapar?" tanya pria tua itu tiba-tiba dari arah belakang sambil membawa sebungkus ikan.
"Aku sedang berbaik hati sekarang karna kalian mendapatkan hasil yang lumayan hari ini" ucap pria tua itu seraya tertawa puas memegang beberapa lembar uang di tangannya.
"Makan dengan banyak agar besok tubuh kalian tidak lemas dan bersemangat melayani mereka" ucap nya kemudian meninggalkan kedua gadis itu.
Sakura menghela nafas mendengar ucapan sang ayah,ia benar mereka setiap hari harus melayani pria-pria mabuk itu.
"Baiklah kita masak sekarang!" ucap Sakura bersemangat membuat Hinata yang tadi nya menunduk di buat tersenyum saat melihat kaka nya itu tersenyum juga.
"Kak besok kita pergi kemana lagi?" tanya Hinata seraya menggoreng ikan itu dengan hati-hati,sedangkan Sakura tengah membersihkan beras untuk di masakkan di atas tungku kayu.
"Entahlah aku juga tidak tau" jawab Sakura.
"Apa besok kita akan ke pantai dulu kak sebelum kerja? aku ingin sekali ke pantai lagi!" ucap Hinata membuat Sakura tersenyum kecut mendengar hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA [SASUSAKU]
RomanceSetiap orang mempunyai trauma nya masing-masing. Sama hal nya pada seorang gadis yang hidup nya selalu di gunakan seperti boneka oleh manusia kejam. Tubuh nya sudah tidak dapat menahan segala macam luka yang tergores pada tubuh cantik itu,batin nya...