Empat
Nana berjalan kaki sepulang sekolah dengan perasaan yang begitu berantakan. Seharusnya dia bisa pulang bersama Arga. Namun, dirinya terlalu kacau untuk berhadapan dengan cowok itu.
Jia berada di sana untuk menyaksikan latihan Arga sore ini. Seharusnya bukan hal yang mesti dipermasalahkan. Lagipula Jia menyaksikan Arga adalah hal yang biasa cewek itu lakukan. Yang paling membuat Nana kesal adalah, Arga meminum air mineral pemberian Jia alih-alih air mineral dingin favorit cowok itu yang Nana berikan tadi. Meskipun Nana tidak yakin ketika latihan selesai, air mineral itu masih dingin atau tidak.
Nana menendang sebuah kaleng yang ditemuinya di jalan saking kesalnya.
“Na!”
Nana menoleh dengan cepat. Karena hanya dengan suara itu saja Nana sudah bisa menebak siapa pemiliknya. Namun, Nana salah. Suara itu bukan milik Arga. Melainkan teman Arga yang juga anak basket sekolahnya.
“Iya, Kak? Ada apa?”
Cowok itu sedikit berlari untuk mencapainya. Kemudian berjalan sejajar dengan Nana.“Nggakpapa,” ucap cowok itu santai. “Mau pulang?”
Nana mengangguk sambil terus memperhatikan jalannya.
“Kak Dhanu mau kemana?” Tanya Nana setelah hening yang cukup lama. Dhanu menoleh kemudian melebarkan senyumnya hingga matanya membentuk sabit di sana. “Nganterin kamu.”
Nana berhenti. Matanya membulat. Hingga terlihat begitu menggemaskan. Dhanu berdeham untuk menguasai dirinya.
“Buat apa? Aku bisa pulang sendiri. Rumah aku deket,” ucap Nana menjelaskan. Dhanu tersenyum lagi.
“Yak karena deket makanya aku pengen nganterin.”“Aku bisa pulang sendiri,” tukas Nana kemudian berjalan dengan begitu cepat. Namun, dengan cepat Dhanu kembali menyamai langkahnya.
“Udah sore. Nggakpapa. Lagian juga searah,” ucap Dhanu kekeuh. Meskipun kesal, Nana pun mengiyakan permintaan kakak kelasnya itu. Keduanya berjalan menuju rumah Nana.
°° FRIEND DONE °°
Sering nggak yakin sama diri sendiri. Tapi mau sampe kapan? Sampe nggak ada kesempatan buat nyoba lagi?
Hey dude! Itu terlambat mah banget2an.
Stay safe everyone!
Ayip
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Done [ FINISH ]
Random"Aku suka sama kakak!" "Maaf, Na." "Kita udah sedeket ini. Apa nggak ada sedikit pun perasaan buat aku? Pasti ada! Kakak kudu nyari perasaan itu!" "Maaf, Na." "Bakal aku tunggu!"