Lima

2 0 0
                                    

Lima

Dhanu menyukai Nana seperti Nana menyukai Arga. Sebesar itu pula perasaannya. Beberapa tahun memendam perasaan ternyata tidak semudah itu. Dhanu bertekad untuk mendekati Nana meskipun ia tahu Nana masih tetap melihat Arga seorang. Meskipun Nana juga tahu jika Arga hanya akan terus menatap Jia seorang.
Persamaan yang mereka miliki adalah mereka terus yakin bahwa baik Arga maupun Nana akan menatap balik mereka yang menunggu di belakang. Nana menunggu Arga untuk menatap dirinya. Dhanu menunggu Nana untuk balik menatapnya. Mereka sama-sama saling menunggu.

Nana sering merasa kesal ketika Jia semakin hari semakin nempel ke Arga. Rasa ingin menyingkirkan Jia semakin besar. Namun Nana sadar bahwa hal tersebut bukan hal baik untuk dilakukan. Jia tidak memiliki salah apapun. Begitupula dengan Arga. Cowok itu tidak bersalah jika harus menaruh perasaan tidak pada Nana. Nana hanya ingin suatu saat Arga akan menatapnya kembali entah waktu itu akan kapan datangnya.

Hari ini kelas olahraga untuk Nana. Hari yang selalu Nana nantikan. Karena pada jam yang sama kelas Arga juga jam olahraga. Sehingga Nana bisa dengan puas melihat Arga berlarian di tengah lapangan untuk bermain basket maupun olahraga lain. Percaya saja, melihat Arga tidak memiliki rasa bosan. Justru semakin bertambah antusias Nana.

Yang lebih menyenangkan lagi, karena guru kelas Nana berhalangan hadir, guru kelas Arga juga diminta untuk mengampu kelas Nana. Sehingga dua kelas itu dipersatukan.

“Mata kamu seger terus nih, Na.” Kana mengucapkannya sambil terkikik geli. Karena curhatan dari Anyer sampai Panarukan sudah dia dengarkan dari Nana. Hingga Kana tau seberapa Nana menyukai seorang Halda Argatama.

Nana hanya tersenyum mendengarnya.
Kedua kelas itu digabungkan. Mereka dibentuk dua tim untuk bertanding basket. Antara kelas X dan XI. Permainan begitu meriah ketika tim cowok yang bertanding. Poin yang sering seri, membuat setiap penonton bersorak senang.
Senyum Nana tidak pernah lepas dari wajahnya. Namun senyum itu lenyap ketika lagi-lagi Arga menerima air mineral dari Jia. Tertambah anak-anak kelas Arga mengetahui kedekatan keduanya. Hingga setiap mereka bertatapan mata saja, sudah berhasil mengundang siulan banyak orang. Perasaan Nana berantakan seketika.

Giliran tim cewek bermain. Nana terpilih untuk mewakili kelas. Tim lawan, ada Jia di sana. Melihatnya, Nana begitu kesal. Meskipun begitu, Nana sadar. Bahwa kesal itu harus Nana tekan dalam-dalam.

Nana berlari di area lawan. Menunggu agar temannya melempar bola ke arahnya. Jia menghadang Nana. Keduanya melempar senyum satu sama lain. Nana bergerak ingin berpindah tempat. Namun, Jia tersandung kaki Nana hingga cewek itu tersungkur. Wajahnya menyentuh paving blok lapangan basket. Orang-orang berteriak histeris. Ketika Jia mengangkat wajahnya, hidungnya mengeluarkan banyak darah. Penonton di tepi lapangan berlari. Nana terkejut. Ketika ia menoleh, semua orang berkerumun. Bertepatan dengan bola yang melayang ke arahnya.
Pandangan Nana memburam. Hal terakhir yang bisa Nana lihat adalah tatapan kosong Arga yang tengah menggendong Jia di belakang tubuhnya. Setelahnya pandangan Nana benar-benar menghitam.

19.10.21

Friend Done [ FINISH ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang