𖧷 「fᥲᥣᥣ ιᥒ thᥱ ᥒιght」𖧷

514 39 3
                                    

Gadis dengan Hoodie pastel kebesaran di badannya sedang membawa sebuah bingkisan, isinya tak lebih dari sebuah kue yang dia beli sebelum sampai ke daerah perumahan ini.

Wendy, namanya. Rambutnya pendek sebahu, tinggi nya juga seperti rambutnya, tidak terlalu panjang.

Dengan gerakan kaku dia membawa tubuh mungilnya mendekat ke pintu besar berwarna coklat tepat di depan rumah barunya.

Dibelakang sana, sosok sang Bunda mencoba menyemangati dengan menyatukan kedua alisnya dan gerakan tangan menghempas angin.

Semangat..

Ujar sang Bunda tanpa suara ketika putri nya berhasil mengetuk pintu dan berbalik menatapnya.

Pintu besar itu terbuka, dengan gugup Wendy mencoba sekuat tenaga tersenyum ramah.

Seorang Gadis, usia nya terlihat tak jauh dari Wendy, rambutnya panjang berwarna hitam, sama seperti mata nya.

Bisa dikatakan, bibir nya juga sama hitam nya.

Pemilik rumah itu memandang Wendy tanpa hasrat, "ya?"

Suara nya serak, seperti seseorang yang baru bangun tidur, atau juga seseorang yang lama tidak berbicara.

Mata hitam pekat itu memandang mata coklat milik Wendy. Membuat yang ditatap menunjukkan susunan gigi rapihnya.

"Cake, tadi Bunda minta buat di kasih ke kakak"

Gadis berambut panjang itu memang tidak sepenuhnya keluar rumah, setengah badannya berada di balik pintu satunya.

Terlihat di mata Wendy, Gadis itu memindahkan rokok yang semula berada ditangan kanan menjadi yang kiri.

Kakak ini ngerokok?

Kemudian mengulurkan tangan kanan nya yang bebas kepada Wendy.

Dengan senyum penuh semangat dan juga canggung Wendy memberikannya.

"Makasih"

Rasanya, baru kali ini Wendy bertemu dengan seseorang yang tidak banyak mengajukan pertanyaan kepadanya-- oh atau boleh dikatakan, dia sama sekali tidak berbicara banyak kata.

"Sama-sama kak, j-jangan lupa dimakan" Entah Wendy yang memang gugup karena baru pertama kali berbicara dengan orang asing, atau karena tatapan mata Gadis itu ketika Wendy mengucapkan kalimat sama-sama terlihat begitu aneh..

Gadis itu hanya mengangguk kecil. Nyaris tidak terlihat.

"K-kalo gitu ak-aku pulang dulu"

Wendy tidak tahu harus bagaimana lagi bersikap, serius. Jadi dia berlari. Sejujurnya dia malu, tidak sopan meninggalkan seseorang yang baru di datangi dengan berlari.

Jangan sampai Bunda tahu, Wendy takut dimarahi.

Sementara itu Wendy tidak tahu, Gadis bermata legam itu menatap nya dengan sudut bibir tertarik sedikit.

𓈖

"Gimana, Lancar?"

"LANCAR!"

"Kok larii?? Wendy! Wen!"

﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏ 「fᥲᥣᥣ ιᥒ thᥱ ᥒιght」﹏ ﹏ ﹏ ﹏ ﹏


Senin dini hari.

Wendy tidak tahu kalau dirinya bisa bangun sepagi ini, padahal semalam dia tidur pukul satu. Dan bisa-bisa nya terbangun ketika jarum jam menunjukkan angka tiga. Baru dua jam dia tertidur.

wenrene thingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang