A real fight

568 57 25
                                    

Kediaman keluarga Park.

Angin yang bertiup cukup kencang terlihat menghempas sebuah karangan bunga duka cita atas kepergian salah satu putri keluarga Park untuk selama-lamanya. Beberapa jam yang lalu, insiden penembakan terjadi dan keluarga Park harus menerima fakta bahwa insiden tersebut harus menewaskan putri mereka. Dan saat ini seluruh keluarga, kerabat kerja, kekasih mendiang dan sebagainya sudah tiba di lokasi pemakaman. Air mata dan susana duka semakin terasa saat prosesi pemakaman berlangsung terutama kekasih dari mendiang yang saat ini sedang menatap nama kekasihnya di batu nisan dengan tatapan sayunya. Gadis yang di tinggalkan pergi untuk selamanya oleh kekasihnya berusaha menguatkan dirinya dengan mengingat kalimat terakhir yang di ucapkan oleh mendiang, yaitu jangan menangisi kepergiannya dan hidup bahagia tanpa mendiang. Setelah prosesi pemakaman dan berdoa untuk melepas kepergian mendiang selesai, gadis itu menaruh setangkai bunga dan juga cincin yang pernah di pakai oleh mendiang sebagai simbol dari hubungan mereka.

"Terimakasih untuk segala yang telah kau berikan dan waktu yang kau habiskan bersamaku. Aku tidak akan pernah melupakanmu. Beristirahatlah dengan tenang." Gadis itu kemudian berdiri dan berusaha menguatkan hatinya kembali.

"I love you and goodbye, Park Jinny." Begitu mengatakan selamat tinggal, Dita yang mengalami mimpi buruk saat ini pun mulai tersadar dari mimpi buruknya.

"Noooooooooo!" Teriak Dita yang langsung terbangun dari tidurnya.

"Jinny!" Dita yang merasa shock langsung melihat ke samping dan tidak menemukan sosok Jinny di sampingnya.

"No,no,no, ini tidak mungkin terjadi. Jinny please, kau tidak mungkin pergi meninggalkanku." Dengan berkeringat dingin dan napas yang terengah-engah, Dita seketika panik dan meneriakan nama Jinny. Tidak mendengar jawaban, Dita akhirnya melompat dari tempat tidurnya dan berlari keluar kamar dengan ketakutan.

"Jinny where are you?" Teriak Dita dengan melihat-lihat sekeliling ruangan tengah. Dan begitu Dita berlari ke ruangan kerja pribadi Jinny, air matanya seketika turun karena akhirnya dia melihat Jinny yang ternyata tertidur di atas mejanya.

Flashback

Villa Denise

Tiga jam setelah kepergian Jinny dari rumahnya. Rencana jahat Denise untuk menculik Dita ketika keluar rumah akhirnya berhasil di lakukan. Setelah berhasil menyergap Dita dan membiusnya, Denise langsung membawa kabur Dita ke villa pribadinya. Dengan tangan dan kaki yang terikat di kursi, Dita saat ini terlihat di sekap di ruangan yang menjadi favorite Denise. Tidak berselang lama kemudian, Dita akhirnya tersadar dan mulai membuka matanya dengan perlahan.

"D-dimana ini?" Dita pun tersadar sepenuhnya dan mulai panik begitu menyadari tangan dan kakinya terikat di kursi.

"Apa yang terjadi padaku?" Dita semakin panik dan mencoba mengingat kejadian yang menimpanya saat dia keluar rumah.

"Ya Tuhan, apa aku sedang di culik saat ini? Siapa yang tega melakukan hal ini padaku?" Dita pun mulai di landa ketakutan dan berteriak minta tolong hingga menyadari bahwa terdapat banyak foto dirinya di sekeliling dinding ruangan itu.

"Seriously?" Dita pun akhirnya tau bahwa pelaku yang menculiknya adalah Denise.

"I'm sorry Songyee, aku rasa aku telah mengabaikan peringatanmu. Seharusnya aku langsung memberitahu Jinny." Dita kini merasa sangat menyesal dan perasaannya sangat bercampur aduk sekarang. Tidak berselang lama, Dita pun mendengar seseorang membuka pintu dan melihat Denise masuk ke ruangan itu dengan senyuman lebarnya.

"Percuma kau berteriak karena tempat ini berada di tengah hutan."

"Sungguh aku benci melihat wajahmu sekarang." Denise tertawa kecil lalu menarik sebuah kursi dan duduk di hadapan Dita.

MY GIRLFRIEND is MY SECRETARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang